Soal Layanan Isolasi Mandiri, ARSSI Tak Setuju Disebut Bisnis RS

Selasa, 15 September 2020 - 19:28 WIB
loading...
Soal Layanan Isolasi...
Mural bertema Covid-19 di kawasan Bukit Duri, Jakarta Selatan, Senin (14/9/2020). Jumlah kasus Covid-19 di Tanah Air terus meningkat. Saat ini sudah lebih dari 200 ribu kasus. Foto/SINDOnews/Eko Purwanto
A A A
JAKARTA - Sekretaris Jenderal Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Iing Ichsan Hanafi mengatakan rumah sakit swasta pada prinsipnya ingin membantu pemerintah dalam menangani pasien Covid-19.

Beberapa di rumah sakit swasta sudah menyiapkan berbagai fasilitas seperti tempat tidur, terutama di wilayah Jabodetabek kalau nantinya rumah sakit rujukan sudah mengalami kelebihan kapasitas.

“Sudah cukup banyak, tapi kita tambah lagi beberapa rumah sakit yang ikut berpartisipasi melayani pasien Covid-19 kalau misalnya di Jabodetabek sudah overload,” kata Ichsan kepada SINDO, Selasa (15/9/2020).

Dia menepis isu tersebut sebagai peluang bisnis bagi rumah sakit swasta apalagi dikesankan sebagai ladang bisnis baru. Padahal, lanjut Ichsan, banyak tenaga kesehatan (nakes) yang juga ikut menjadi korban akibat terpapar Covid-19 saat menjalankan tugasnya di rumah sakit.

Hanya saja, sejauh ini dirinya belum mengetahui lengkap berapa banyak rumah sakit swasta yang sudah terlibat dalam penanganan pasien Covid-19. Di Jakarta misalnya, bakal ada tambahan 11 RS swasta yang digandeng untuk menambah 67 RS rujukan Covid-19 saat ini.( )

Ichsan menegaskan, pasien yang dirawat nantinya akan dijamin biayanya oleh pemerintah. Namun hal itu berbeda dengan mereka yang melakukan swab atau memilih paket isolasi mandiri bagi pasien berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG) di rumah sakit swasta lainnya.

“Paket isolasi mandiri ini memang membantu teman-teman OTG ini untuk isolasi di rumah sakit ketimbang di rumah. Kalau di rumah, mungkin susah terkontrol. Makanya rumah sakit menyediakan (paket isolasi-red). Tidak hanya rumah sakit, beberapa hotel juga menyediakan layanan itu,” terang dia.

Menurut dia, setiap rumah sakit memiliki kebijakan tersendiri, termasuk dalam menyediakan paket isolasi mandiri dengan harga yang berbeda. Sebab, hal itu tergantung juga dari layanan atau fasilitas yang diberikan setiap rumah sakit terhadap mereka yang ingin isolasi mandiri.“Kalau itu kan pasien yang menentukan karena enggak dijamin Kemenkes,” imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, sejak merebak pada awal Maret lalu, sudah ada 221.523 orang terpapar Covid-19 di Indonesia. Orang terpapar ada yang bergejala, mulai dari ringan hingga berat. Namun, ada juga yang tanpa gejala (OTG).( )

Penderita Covid-19 membutuhkan penanganan khusus. Awalnya, orang dengan gejala ringan dan tanpa gejala diminta untuk isolasi mandiri di rumah.Sekarang, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Di luar tempat karantina yang dikelola pemerintah, seperti Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, ada rumah sakit dan hotel yang menawarkan paket-paket isolasi mandiri. Tentu, ini biasanya ditujukan untuk orang-orang tanpa gejala dan ringan.

Di media sosial (medsos) beredar brosur paket isolasi mandiri dari sejumlah rumah sakit, seperti PGI Cikini, Yarsi, dan Cinta Kasih Tzu Chi. Mereka menawarkan paket-paket isolasi mandiri dan perawatan.

SINDOnews pun mengonfirmasi brosur paket isolasi mandiri RS PGI Cikini yang beredar di media sosial dengan menghubungi nomor yang tertera di brosur. Tak berselang lama, petugas bagian informasi dan reservasi mengangkat panggilan itu. Mereka langsung menanyakan infromasi apa yang dibutuhkan. “Selamat siang, ada yang bisa dibantu,” kata suara petugas di ujung telepon tanpa menyebutkan namanya itu.

Petugas itu juga menanyakan data diri dan hasil tes Covid-19. Karena informasi yang diberikan akan disesuaikan dengan informasi paket isolasi mandiri di RS tersebut. “Baik pak dengan bapak siapa? Apa sudah dites? Apa hasil tesnya? " tanya petugas itu lagi.

Sayangnya, saat memberitahu yang menghubungi pihak media, bagian informasi dan reservasi tidak berkenan memberikan informasi apa pun.“Maaf pak kami tidak dapat menyampaikan infromasi apapun ke media. Silakan menghubungi bagian humas dengan terlebih dahulu mengirimkan surat untuk wawancara,” kata petugas itu.

Hingga kini, SINDOnews belum berhasil mengonfirmasi ke bagian humas rumah sakit tersebut. Telepon bagian humas belum merespons panggilan SINDOnews.
(dam)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1881 seconds (0.1#10.140)