Memaknai Produktivitas dengan Cara Baru

Senin, 14 September 2020 - 06:43 WIB
loading...
A A A
Tanpa disadari, pola ini telah berhasil membangun arus kas masuk tambahan bagi para profesional muda. Maka pada kondisi konsumsi produk sekunder dan tersier yang berkurang drastis karena mereka banyak menghabiskan waktu di rumah, tabungan mereka pun bertambah. Ini merupakan bekal bagi investasi setelah pandemi ini berakhir.

Satu hal yang dapat kita petik dari ilustrasi di atas yaitu terdapat begitu banyak profesional muda yang telah berhasil memaknai produktivitas dalam format kondisi normal yang baru. Kini akankah mereka mempertahankan pola tersebut setelah kebijakan PSBB dilonggarkan atau diakhirkan?

Riset lanjutan yang kami lakukan menunjukkan hasil yang mencengangkan. Lebih dari separuh menyatakan keberaniannya untuk lepas dari rutinitas awal seraya beralih menjadi business freelancer. Ini berarti perusahaan harus siap dihadapkan pada gelombang pengunduran diri, khususnya dari tenaga profesional dengan kompetensi yang sangat tinggi.

Profesi baru business freelancer ini memaknai produktivitas dengan cara menjual kompetensi yang dimiliki untuk membantu perusahaan pada titik tertentu. Dengan jam terbang yang tinggi, jejaring bisnis yang luas, serta pengetahuan yang matang, etos kerja dan karya yang dihasilkan akan jauh lebih baik daripada karyawan reguler.

Di sisi lain, perusahaan cukup diuntungkan dari profesi baru ini. Mereka tidak perlu menyiapkan gaji bulanan, uang transport, tunjangan lainnya, plus gedung perkantoran yang mewah. Dengan kata lain, efisiensi akan terjadi.

Inilah skema yang sangat membantu perusahaan setelah pandemi berakhir. Perusahaan diuntungkan, begitu pula profesional muda. Akankah kita turut memaknai produktivitas pada koridor tersebut?

Selamat berefleksi, sukses senantiasa menyertai Anda!
(ras)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0990 seconds (0.1#10.140)