Jawa-Bali Sumbang Angka Kematian Tertinggi Pasien Covid-19

Rabu, 09 September 2020 - 14:08 WIB
loading...
Jawa-Bali Sumbang Angka Kematian Tertinggi Pasien Covid-19
Pandemi virus Corona (Covid) masih melanda Tanah Air. Hingga kini kasusnya terus bertambah dan belum ada tanda-tanda menurun. Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Tim Pakar Penanganan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 , Dewi Nur Aisyah mengungkapkan Jawa-Bali menyumbang angka kematian Covid-19 di Tanah Air.

Kedua pulau ini menyumbangkan sebesar 4,82% dengan jumlah kasus kematian sebesar 5.518 orang per 6 September 2020.

“Kita bisa melihat terkait angka kematian memang kalau kita lihat angka kematian yang tertinggi memang di pulau Jawa dan Bali yaitu 4,82%,” kata Dewi dalam diskusi di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Rabu (9/9/2020).( )

Jumlah angka kematian dari kontribusi Jawa-Bali ini, kata Dewi, akan memengaruhi persentase dari angka kematian secara nasional. Angka persentase kematian nasional saat ini sebesar 4,1% dari sebanyak 8.230 kematian per 8 September 2020.

"Ini kontribusi kematiannya bisa jadi memang lebih tinggi dari Jawa dan Bali yang akan mempengaruhi juga angka nasional,” ungkapnya.( at)

Dewi mengatakan, meskipun fasilitas kesehatan di Jawa-Bali lebih banyak dibandingkan dengan pulau lain, namun jumlah orang yang sakit juga akan membebani fasilitas rumah sakit yang ada.

“Meskipun fasilitas kesehatan di Jawa dan Bali lebih banyak tapi ketika jumlah orang yang sakit itu juga akan sangat banyak pasti juga akan membebani fasilitas rumah sakit yang ada. Rumah sakit yang ada pasti kewalahan, tidak akan kemudian sanggup menerima pasien sebegitu banyaknya dalam satu waktu,” ungkapnya.

Dewi juga menekankan, harus mengupayakan untuk menekan agar tidak ada yang tertular Covid-19. “Yang harus kita upayakan adalah jangan sampai sakit. Kalau misal kita tertular, kita sakit rumah sakit, semua orang juga banyak menular ini pasti kapasitas rumah sakit akan segera penuh. Ini adalah tantangan karena akan sulit untuk menangani pasien yang benar-benar dalam kondisi kritis untuk sembuh karena terbatasnya kapasitas yang ada,” tuturnya.
(dam)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2105 seconds (0.1#10.140)