Koperasi Merah Putih dan Problematika Kesejahteraan Petani

Sabtu, 22 Maret 2025 - 21:01 WIB
loading...
A A A
Salah satu penyebab monopoli pasar komoditas input ini adalah standarisasi ketat yang menyebabkan petani dan pengusaha kecil tidak mampu memenuhinya. Kita masih mengingat peristiwa petani Aceh (2019) yang harus berurusan dengan pihak berwajib karena menjual benih hasil pengembangannya atas benih subsidi pemerintah dengan alasan belum terstandarisasi.

Monopoli pasar pupuk juga merugikan para petani, dimana mereka sering menghadapi kelangkaan pupuk ketika musim tanam berlangsung. Kondisi ini memaksa mereka untuk membeli pupuk meskipun jauh lebih mahal daripada harga di pasaran biasanya (jabar.inews.id, 2022).

Para petani, khususnya petani kecil, tidak hanya menghadapi permasalahan monopoli di sektor produksi tetapi juga menghadapi masalah praktek monopsoni pasar. Monopsoni juga merupakan kondisi pasar yang cacat, dimana ada banyak penjual dan hanya ada segelintir pembeli. Kondisi ini adalah dimana jutaan petani tidak dapat terhubung langsung dengan pasar tanpa melalui tengkulak.

Keterbatasan modal dan simpanan membuat para petani butuh uang segar untuk segera memulai sirkulasi produksi barunya baik membeli benih dan pupuk ataupun membayar para buruh tani. Kondisi ini memaksa mereka untuk menjual hasil pertaniannya berdasarkan harga yang ditetapkan oleh pembeli.

Para petani kopra di Maluku Utara menjadi contoh nyata bagaimana mereka mau tidak mau harus menjual kopra yang sudah diasapi kepada tengkulak dengan menerima harga yang ditetapkan oleh tengkulak. Problem mopoli dan monopsoni inisecara praktis dapat digambarkan dengan “beli pupuk mahal, tapi dipaksa menjual hasil tani murah”.

Koperasi sebagai Solusi

Permasalahan monopoli dan monopsoni di sektor pertanian tidak lepas dari jumlah petani kita yang besar tetapi tidak berada dalam satu kesatuan sebagai kekuatan pembeli atau penjual. Para petani tidak memiliki satu badan yang memperjuangkan kepentingan mereka baik di ranah kebijakan ataupun pasar.

Praktek monopsoni dan monopoli pertanian akan selalu menguntungkan para pemilik modal besar. Jika terus dibiarkan maka lambat laun minat generasi muda untuk bekerja di sektor pertanian akan semakin berkurang. Kondisi ini akan berbahaya bagi ketahanan pangan Indonesia dua-tiga puluh tahun kedepan.

Keberadaan koperasi idealnya dapat menjadi solusi bagi problem monopsoni dan monopoli pertanian. Koperasi merupakan kerja bersama-sama dan sama-sama bekerja. Sistem koperasi memiliki dua karakter utama solidaritas dan individualitas. Solidaritas merupakan kesadaran setiap anggota untuk bersekutu dalam menghadapi segala kondisi baik untung ataupun rugi.

Selain itu adalah spirit individualitas dimana setiap anggota di saat yang sama juga memiliki totalitas bekerja secara individual tidak bergantung pada kinerja orang lain. Hal ini menstimulus terciptanya lingkungan yang kompetitif di dalam koperasi.

Solidaritas para petani dapat meningkatkan daya tawar petani baik untuk mendapatkan bibit atau pupuk dengan harga kompetitif. Sehingga meraka dapat mengurangi baiya produksi. Selain itu keberadaan koperasi bisa sebagai pembeli produk pertanian dengan harga yang memuaskan.

Lebih lanjut dalam konteks sistem ekonmi indonesia, sistem ekonomi koperasi telah direkognisi oleh ayat satu pasal 33 UUD 1945. Hatta menterjemahkan “perekonomian disusun sebagai usaha bersama” secara praktis dalam bentuk koperasi.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Tiga Tahun Pascarevisi...
Tiga Tahun Pascarevisi UU Otsus, Wamendagri Ingatkan Ini ke Pemda di Papua
APUDSI dan BKPRMI Siap...
APUDSI dan BKPRMI Siap Berkontribusi dalam Pengelolaan Kopdes Merah Putih
Hamdan Zoelva: Kopdes...
Hamdan Zoelva: Kopdes Merah Putih Bukti Pemerintah Serius Bangun Ekonomi Kerakyatan
Aktivis: Inti Proyek...
Aktivis: Inti Proyek Strategis Nasional untuk Kesejahteraan Rakyat
Wabup Seluma Terpilih...
Wabup Seluma Terpilih Gustianto Janji Tingkatkan Taraf Hidup Masyarakat
Mendes Yandri: Kesejahteraan...
Mendes Yandri: Kesejahteraan Desa Indikator Kemajuan Indonesia
Ibas: Indonesia Tak...
Ibas: Indonesia Tak Boleh Tertinggal Dalam Kemajuan dan Kesejahteraan
Kembali Jadi Anggota...
Kembali Jadi Anggota DPR, Ibas Fokus Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
Pertahanan Indonesia...
Pertahanan Indonesia Belum Kuat, Prabowo: Karena Kita Dahulukan Kesejahteraan Rakyat
Rekomendasi
Harga dan Spesifikasi...
Harga dan Spesifikasi HP dan Tablet Murah Rp1 Jutaan Redmi A5 dan Redmi Pad SE 8.7
JICT Berangkatkan 600...
JICT Berangkatkan 600 Warga Jakut Mudik Gratis ke Surabaya dan Malang
2 Film Horor yang Tayang...
2 Film Horor yang Tayang saat Libur Lebaran 2025, Ada Pabrik Gula
Berita Terkini
Tinjau Posko Pengamanan...
Tinjau Posko Pengamanan Idulfitri, Menko Polkam: Utamakan Pendekatan Humanis
58 menit yang lalu
Polri Catat 148 Kecelakaan...
Polri Catat 148 Kecelakaan Terjadi di H-6 Lebaran, 10 Tewas dan 220 Orang Luka
1 jam yang lalu
Baznas Berangkatkan...
Baznas Berangkatkan 850 Guru Ngaji hingga Marbot Masjid Pulang Kampung Gratis
1 jam yang lalu
Menekraf Teuku Riefky...
Menekraf Teuku Riefky Temui Menko Airlangga Bahas Ekraf
2 jam yang lalu
Kendaraan Keluar Jabodetabek...
Kendaraan Keluar Jabodetabek H-4 Lebaran Meningkat, Polri Siapkan Petugas di Jalur Bottle Neck
2 jam yang lalu
Bangga Timnas Indonesia...
Bangga Timnas Indonesia Kalahkan Bahrain, Verrell Harap Kemenangan Terus Dipertahankan
2 jam yang lalu
Infografis
Kantong Teh Melepaskan...
Kantong Teh Melepaskan Jutaan Mikroplastik dan Diserap Sel Usus
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved