WN Jepang Terinfeksi Corona kok Bisa Masuk RI? Begini Penjelasan Menkes

Senin, 02 Maret 2020 - 13:45 WIB
WN Jepang Terinfeksi Corona kok Bisa Masuk RI? Begini Penjelasan Menkes
WN Jepang Terinfeksi Corona kok Bisa Masuk RI? Begini Penjelasan Menkes
A A A
JAKARTA - Dua warga Depok, Jawa Barat tertular virus Corona. Keduanya tertular oleh warga negara (WN) Jepang yang bermukim di Malaysia. .

Lalu kenapa orang Jepang yang terinfeksi Corona bisa masuk ke Indonesia? Apakah tidak terdeteksi saat di bandara?

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjelaskan, mungkin saja saat masuk ke Indonesia, suhu tubuh warga Jepang itu tidak panas sehingga tidak biasa terdeteksi.

"Atau mungkin dia minum obat, tidak bisa (terdeteksi-red)" kata Terawan di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3/2020) menjawab pertanyaan wartawan. (Baca Juga: Corona Masuk Indonesia, Ini Kronologi Tertularnya Dua Warga Depok)

Oleh karena itu, kata dia, Kemenkes langsung bergerak melakukan penelusuran siapa saja yang melakukan kontak dengan warga Jepang itu.

"Kontak itulah yang kita cari. Yang penting close contact. Yang kontak.itu dekat dekatan," kata Terawan.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengungkapkan pemerintah sangat serius dalam mencegah virus Corona. Bahkan sangat ketat dalam mengikuti protokol kesehatan dari organisasi kesehatan dunia (WHO).

Hal itu dilakukan pemerintah saat mengevakuasi 238 WNI dari China dengan melakukan observasi terhadap mereka di Natuna.

Begitu juga saat evakuasi yang kedua di Kapal World Dream yang berada di dekat Batam dan Singapura yang berjumlah 188 orang dengan juga prosedur protokol kesehatan yang ketat kita bawa ke Pulau Sebaru di Kepulauan Seribu.

"Ini masih di sana kita observasi, dan setiap hari selalu kita cek yang berkaitan dengan kesehatan," tuturnya.

Terbaru adalah evakuasi 69 orang kru kapal Diamond Princess. "Evakuasi dengan protokol yang ketat juga ke Pulau Sebaru lewat Airport Kertajati di Provinsi Jabar," katanya.

Jokowi menjelaskan pemerintah juga menjaga 135 pintu masuk Indonesia, baik darat, laut maupun udara.

"Semuanya dijaga ketat meskipun dalam praktiknya tidak mudah. Karena ngecek dengan thermal scanner itu kadang-kadang keakuratannya juga tidak bisa dijamin 100 persen," tuturnya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6361 seconds (0.1#10.140)
pixels