Amien Rais Sebut Suasana Kongres PAN seperti Kongres Para Teroris
A
A
A
JAKARTA - Amien Rais mengaku menemukan banyak kejanggalan dalam pelaksanaan Kongres V Partai Amanat Nasional (PAN) di Kendari, Sulawesi Tenggara, 10-11 Februari lalu.
Salah satunya adalah banyaknya polisi yang menjaga lokasi kongres. "Waktu itu suasana kongres itu seperti seolah-olah kongres para teroris," kata Amien Rais dalam video yang diposting di akun Instagram amienraisofficial, Rabu (26/2/2020).
Amien heran kongres PAN dijaga sebanyak 1.300 polisi dikerahkan di halaman hotel. "Kemudian di lobi, di seluruh lorong lobi ada pagar betis. Bahkan juga ada beberapa ratus barangkali, " katanya. (Baca Juga: Amien Rais: Tidak Ada yang Seburuk Partai Saya)
Bahkan, kata dia, ada juga personel Brimob dari Makassar. Kendati demikian, Amien tidak menyalahkan polisi. "Saya tidak menyalahkan polisi, tapi ini agak berlebihan," kata mantan Ketua MPR ini.
Padahal, lanjut dia, peserta kongres yang memiliki hak suara sebanyak 580 orang. Anehnya, polisi yang dikerahkan sebanyak 1.300 orang. "Seolah-olah satu orang diawasi dua polisi," katanya.
Amien juga mengungkapkan kongres PAN disusupi oleh puluhan orang dengan ciri-ciri berbadan besar, ada yang bertato, tanpa pakaian rapi namun berkalung kartu idetitas peserta peninjau.
"Ketika disuruh keluar, tidak mau. nah ini kongres nasional tidak lazim sama sekali," tuturnya.
Dia juga mengungkapkan ada 30 kader PAN yang luka-luka, enam di antaranya luka berat. Semua korban pendukung Mulfachri Harahap-Hanafi Rais.
"Nama-nama ada semua, saya sampai tidak tahan menitikkan air mata ketika melihat kepala mereka mengalir darah, kemudian jahitan di kening sampai 10 jahitan, ada yang lehernya...pokoknya saya tidak kuasa menceritakan ini," tuturnya.
Amien bersyukur Polda Sultra telah mengungkap bahwa ada tiga orang pentolan penyusup yang membuat huru-hara. "Alhamdulillah Bapak Kapolda Sultra sudah menyampaikan tiga pentolan penyusup huru-hara, semuanya bukan peserta PAN. Artinya apa? Siapa yang memasukkan (ke arena kongres-red)," tuturnya.
Salah satunya adalah banyaknya polisi yang menjaga lokasi kongres. "Waktu itu suasana kongres itu seperti seolah-olah kongres para teroris," kata Amien Rais dalam video yang diposting di akun Instagram amienraisofficial, Rabu (26/2/2020).
Amien heran kongres PAN dijaga sebanyak 1.300 polisi dikerahkan di halaman hotel. "Kemudian di lobi, di seluruh lorong lobi ada pagar betis. Bahkan juga ada beberapa ratus barangkali, " katanya. (Baca Juga: Amien Rais: Tidak Ada yang Seburuk Partai Saya)
Bahkan, kata dia, ada juga personel Brimob dari Makassar. Kendati demikian, Amien tidak menyalahkan polisi. "Saya tidak menyalahkan polisi, tapi ini agak berlebihan," kata mantan Ketua MPR ini.
Padahal, lanjut dia, peserta kongres yang memiliki hak suara sebanyak 580 orang. Anehnya, polisi yang dikerahkan sebanyak 1.300 orang. "Seolah-olah satu orang diawasi dua polisi," katanya.
Amien juga mengungkapkan kongres PAN disusupi oleh puluhan orang dengan ciri-ciri berbadan besar, ada yang bertato, tanpa pakaian rapi namun berkalung kartu idetitas peserta peninjau.
"Ketika disuruh keluar, tidak mau. nah ini kongres nasional tidak lazim sama sekali," tuturnya.
Dia juga mengungkapkan ada 30 kader PAN yang luka-luka, enam di antaranya luka berat. Semua korban pendukung Mulfachri Harahap-Hanafi Rais.
"Nama-nama ada semua, saya sampai tidak tahan menitikkan air mata ketika melihat kepala mereka mengalir darah, kemudian jahitan di kening sampai 10 jahitan, ada yang lehernya...pokoknya saya tidak kuasa menceritakan ini," tuturnya.
Amien bersyukur Polda Sultra telah mengungkap bahwa ada tiga orang pentolan penyusup yang membuat huru-hara. "Alhamdulillah Bapak Kapolda Sultra sudah menyampaikan tiga pentolan penyusup huru-hara, semuanya bukan peserta PAN. Artinya apa? Siapa yang memasukkan (ke arena kongres-red)," tuturnya.
(dam)