Doni Monardo: Masih Ada Daerah Menganggap Corona Adalah Konspirasi

Kamis, 03 September 2020 - 15:46 WIB
loading...
Doni Monardo: Masih Ada Daerah Menganggap Corona Adalah Konspirasi
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengungkapkan, masih ada provinsi yang tidak percaya dengan pandemi Covid-19 (virus Corona). Foto/SINDOnews/Ali Masduki
A A A
JAKARTA - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengungkapkan, masih ada provinsi yang tidak percaya dengan pandemi Covid-19 (virus Corona). Bahkan, mengangap pandemi global itu sebagai sebuah konspirasi dan rekayasa. Untuk itu, pihaknya menerjunkan tim pakar ke provinsi tersebut.

(Baca juga: Pecah Rekor, Ada 3.622 Kasus Baru Positif Covid-19)

"Untuk mitigasi, pakar antropologi, sosiologi dan psikolog untuk daerah tertentu yang masih adanya ketidakpercayaan tentang Covid yang masih anggap Covid rekayasa, masih anggap konspirasi. Kami akan upayakan tim gabungan menyasar ke daerah tersebut," kata Doni dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi VIII DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (3/9/2020).

(Baca juga: Kemenkes Tegaskan Imunisasi Bagian Pemenuhan Hak Anak)

Kemudian Doni melanjutkan, ada juga masyarakat yang menganggap dirinya tidak mungkin terpapar Covid-19. Pihaknya pun telah mengambil data dari 5 provinsi, hasilnya yang tertinggi adalah warga DKI Jakarta dan Jawa Timur (Jatim) yang merasa mereka tidak akan terpapar Covid-19. Disusul Jawa Tengah, Jawa Barat dan Kalimantan Selatan.

(Baca juga: Teguhkan Kemandirian dengan Vaksin Merah Putih)

"Data 5 provinsi, masih ada masyarakat yang menganggap dirinya tidak mungkin terpapar Covid. Tertinggi DKI, kedua Jawa Timur. Jadi kalau kita lihat hari ini DKI dan Jatim masih tinggi, data yang dikumpulkan sudah lumayan akurat. Berikutnya Jawa Tengah, Jawa Barat dan Kalimantan Selatan," urainya.

Selain itu, sambung Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu, pihaknya juga berupaya mengumpulkan data dari pasien yang dirawat di Rumah Sakit Wisma Atlet, ada 944 pasien yang dirawat di sana, dan mereka yang terpapar Corona, 62%-nya merupakan pengguna jasa transportasi umum.

"Dan kami sudah mengingatkan kepada Kemenpan RB dan Kementerian BUMN untuk membatasi bahkan harus mencegah karyawannya yang menggunakan transportasi publik," ujar Doni.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1146 seconds (0.1#10.140)