Upaya Memutus Kesenjangan Pendidikan Di Luar Jawa

Kamis, 03 September 2020 - 15:05 WIB
loading...
A A A
Balikpapan dipilih sebagai lokasi pembangunan sekolah ini, karena memang kota ini memiliki potensi yang cukup besar dalam meningkatkan kualitas SDM. Terbukti dengan pesatnya pertumbuhan nilai IPM di kota yang kini berusia 123 itu.

Tak hanya IPM yang meningkat, pada 2015 lalu Balikpapan pun dinobatkan sebagai The Most Lovable Sustainable City for 2015 atau kota paling dicintai di dunia dalam kampanye "We Love Cities". Penghargaan ini merupakan bagian dari program WWF’s Earth Hour City Challenge 2015.

Ikut Mencerdaskan Bangsa
Kehadiran sekolah baru memang dibutuhkan oleh masyarakat Balikpapan. Seperti yang disampaikan olehAnggota Komisi IV DPRD Balikpapan Ardiansyah. Menurutnya, hampir setiap tahun di Balikpapan saat mulai tahun ajaran baru terjadi permasalahan saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Di tahun 2020 inipun terjadi hal yang sama mulai dari tingkat sekolah SD, SMP, hingga SMA/SMK. (Baca juga : Capaian Pendidikan Rendah, DPR: Kemendikbud Harus Buat 'Ramuan Mujarab')

Masalah ini terjadi akibat tidak sebandingnya, antara jumlah murid lulus sekolah dengan jumlah sekolah yang ada di Balikpapan. Kekurangan sekolah ini memang tengah dicari solusinya, namun saat ini masih terkendala karena adanya pandemi. Seluruh sumberdaya pemerintah baik di pusat maupun daerah dikerahkan untuk sesegara mungkin mengakhiri pandemi ini.

Yayasan IPEKA menyadari, kebutuhan akan sekolah berkualitas yang tinggi, khususnya di wilayah Indonesia Tengah dan Timur, seperti di Balikpapan. Hal ini dikarenakan, sekolah-sekolah berkualitas berperan penting sebagai sarana mempersiapkan generasi muda yang memiliki kemampuan akademik serta karakter yang unggul.

Dalam menjawab kebutuhan tersebut, IPEKA menunjukkan komitmennya dengan membangun sekolah di Balikpapan. Pembangunan sekolah ini juga merupakan bentuk kontribusi untuk ikut ambil bagian dalam memajukan Indonesia melalui pendidikan.

Setelah beroperasi nanti, sekolah ini akan menggunakan Kurikulum 2013 yang dimodifikasi untuk persiapan menjadi sekolah berstandar Internasional. Proses pembelajaran dimaksimalkan dengan penggunaan teknologi digital seperti penggunaan chromebook sebagai media pembelajaran.

Lebih dari itu, sekolah ini dirancang untuk menerapkan kurikulum berstandar internasional dengan mengedepankan pendidikan berbasis teknologi dan literasi. Harapannya, dalam dua atau tiga tahun ke depan, Sekolah Kristen IPEKA Balikpapan II dapat menjadi sekolah SPK (Satuan Pendidikan Kerja Sama) atau yang dahulu dikenal sebagai sekolah internasional.

Proses tatap muka saat pembelajaran juga lebih difokuskan pada kelas yang interaktif. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi yang harus dimiliki siswa di abad 21 yaitu 4C, yaitu Critical Thinking and Problem Solving (berpikir kritis dan menyelesaikan masalah), Creativity (kreativitas), Communication Skills (kemampuan berkomunikasi), dan Ability to Work Collaboratively (kemampuan untuk bekerja sama) melalui aktivitas diskusi, debat, proyek sains sederhana, dan proyek sosial lainnya.

Menurut Alfian Samudra, Kepala Sekolah Kristen IPEKA BALIKPAPAN II, dalam proses pembelajarannya, sekolah ini akan selalu menanamkan lima nilai inti. Yaitu melayani, disiplin, integritas, pembelajar seumur hidup, dan saling menghargai.“Kami juga menekankan siswa-siswi memiliki empati serta menghargai keberagaman", ujarnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2263 seconds (0.1#10.140)