Yustinus Prastowo Sentil Deddy Corbuzier Serang Anak Sekolah yang Kritik Ayam MBG Tak Enak
loading...
A
A
A
Dia melanjutkan, desain program MBG di APBN 2025 juga disiapkan cukup lama, lengkap, dan detail. Konsepnya, kata dia, dijalankan bertahap baik cakupan wilayah maupun sasaran penerima. Dikatakannya, ini program superbesar sehingga perlu disiapkan dengan baik dan cermat.
“Hal yang wajar terjadi kekurangan di beberapa aspek untuk program yang cukup kompleks ini. Namun jika tidak dimulai, kita tak akan mengetahui kekurangan/kelemahan program ini. Saya juga tak sependapat jika kritik lalu menjadi tidak fokus, tidak proporsional, dan berlebihan. Sebaliknya, pemerintah tak perlu antikritik, terutama yang faktual, sepedas apa pun,” tuturnya.
“Hemat saya, akan sangat bagus jika pengalaman beberapa hari ini dievaluasi dan dijadikan bahan penyempurnaan konsep besar. Ini kesempatan melibatkan stakeholders untuk memberi masukan, aspirasi, dan keterlibatan. Terutama sekolah, komite, komunitas, pemerintah lokal, pelaku UMKM dan lain-lain,” sambungnya.
Dia menambahkan, untuk mendapatkan model yang tepat sesuai kompleksitas Indonesia, tak ada salahnya pelaksanaan di awal ini menjadi piloting. “Saya yakin masih cukup waktu bahkan akan banyak masukan berharga, termasuk untuk melakukan pengembangan ekosistem dan membangun kelembagaan yang solid. Seperti kata Presiden Prabowo, tak sekadar manfaat langsung bagi anak tetapi sekaligus menggerakkan perekonomian lokal,” jelasnya.
Menurut dia, kritik dan masukan yang ada dapat dikapitalisasi dan dikonversi menjadi keterlibatan. “Bagaimana memastikan infrastruktur yang memadai, pasokan yang kontinu, pengolahan makanan yang baik, standardisasi, distribusi yang cepat dan merata dengan melibatkan stakeholders lokal. Semoga program penting ini dapat terus disempurnakan, dilakukan monev yang baik, dan sesuai arahan Presiden - dipastikan efisien, tata kelola baik, dan tanpa korupsi,” pungkasnya.
“Hal yang wajar terjadi kekurangan di beberapa aspek untuk program yang cukup kompleks ini. Namun jika tidak dimulai, kita tak akan mengetahui kekurangan/kelemahan program ini. Saya juga tak sependapat jika kritik lalu menjadi tidak fokus, tidak proporsional, dan berlebihan. Sebaliknya, pemerintah tak perlu antikritik, terutama yang faktual, sepedas apa pun,” tuturnya.
“Hemat saya, akan sangat bagus jika pengalaman beberapa hari ini dievaluasi dan dijadikan bahan penyempurnaan konsep besar. Ini kesempatan melibatkan stakeholders untuk memberi masukan, aspirasi, dan keterlibatan. Terutama sekolah, komite, komunitas, pemerintah lokal, pelaku UMKM dan lain-lain,” sambungnya.
Dia menambahkan, untuk mendapatkan model yang tepat sesuai kompleksitas Indonesia, tak ada salahnya pelaksanaan di awal ini menjadi piloting. “Saya yakin masih cukup waktu bahkan akan banyak masukan berharga, termasuk untuk melakukan pengembangan ekosistem dan membangun kelembagaan yang solid. Seperti kata Presiden Prabowo, tak sekadar manfaat langsung bagi anak tetapi sekaligus menggerakkan perekonomian lokal,” jelasnya.
Menurut dia, kritik dan masukan yang ada dapat dikapitalisasi dan dikonversi menjadi keterlibatan. “Bagaimana memastikan infrastruktur yang memadai, pasokan yang kontinu, pengolahan makanan yang baik, standardisasi, distribusi yang cepat dan merata dengan melibatkan stakeholders lokal. Semoga program penting ini dapat terus disempurnakan, dilakukan monev yang baik, dan sesuai arahan Presiden - dipastikan efisien, tata kelola baik, dan tanpa korupsi,” pungkasnya.
(rca)
Lihat Juga :