Wujudkan Swasembada Pangan, Program MBG Perlu Dukungan Semua Pihak
loading...

Direktur CBA Uchok Sky Khadafi menilai Program MBG ini penting untuk peningkatan pertumbuhan anak Indonesia dan menekan angka stunting. Foto/istimewa
A
A
A
JAKARTA - Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto yang resmi diluncurkan pada 6 Januari 2025 dan menyasar 19,47 juta penerima manfaat di 2025.
Hingga 12 Maret 2025, Program MBG telah menghabiskan anggaran sebesar Rp710,5 miliar dari APBN. Dengan target anggaran yang sebelumnya Rp71 triliun dari APBN 2025. Rinciannya Rp63,356 triliun untuk pemenuhan gizi nasional dan Rp7,433 triliun untuk program dukungan manajemen namun Menkeu Sri Mulyani menyampaikan akan naik menjadi Rp171 triliun.
Direktur Central Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi menilai Program MBG ini penting untuk peningkatan pertumbuhan anak Indonesia dan menekan angka stunting. Data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), angka stunting di Indonesia masih tinggi, dengan target pemerintah menurunkannya di bawah 14% pada 2024.
"Generasi muda kita ini harus dikasih asupan gizi, supaya menghadapi tantangan global ke depan, kalau enggak siap dari sekarang kita kalah. Main sepak bola aja kita kalah, 11 orang aja enggak ke urus gimana urus 200 juta penduduk Indonesia. Berarti ada yang salah makan dan asupan gizi pada waktu sebelumnya," ujar Uchok, Kamis (27/3/2025).
Uchok menyebut aturan dan regulasi program unggulan Presiden Prabowo Subianto ini sudah memiliki landasan hukum yang kuat. Aturan tersebut telah ditetapkan sebelum Prabowo menjabat sebagai presiden.
"Implementasi ini baru dikuatkan di masa awal pemerintahan Presiden Prabowo. Artinya ini menjadi PR Pemerintah sebelumnya dan pemerintah saat ini harus kerja keras berjibaku program ini harus terlaksana sampai dengan 2029 dengan estimasi anggaran Rp298,4 triliun untuk 82,9 juta orang penerima MBG untuk 2025 saja. Yang jadi pertanyaan adalah kenapa Program MBG seakan menjadi beban pemerintahan Prabowo," lanjut Uchok.
Uchok mengaku, CBA sebelumnya pernah menghitung anggaran Program MBG ini. Untuk terlaksana, akan menghabiskan anggaran sekitar Rp750 miliar per hari, dan itu dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia.
"Jika melihat sekarang sampai dengan tiga bulan berjalan anggaran baru di anggarkan sekitar Rp171 triliun dengan tambahan Rp100 triliun baru-baru ini. Artinya ada kendala di situ, dan fiskal kita saat ini sempit jadi multiplier efek dari Program MBG ini tersendat, dan Rp7,433 triliun digunakan untuk program dukungan manajemen ini menurut saya tidak jalan," jelasnya.
Hingga 12 Maret 2025, Program MBG telah menghabiskan anggaran sebesar Rp710,5 miliar dari APBN. Dengan target anggaran yang sebelumnya Rp71 triliun dari APBN 2025. Rinciannya Rp63,356 triliun untuk pemenuhan gizi nasional dan Rp7,433 triliun untuk program dukungan manajemen namun Menkeu Sri Mulyani menyampaikan akan naik menjadi Rp171 triliun.
Direktur Central Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi menilai Program MBG ini penting untuk peningkatan pertumbuhan anak Indonesia dan menekan angka stunting. Data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), angka stunting di Indonesia masih tinggi, dengan target pemerintah menurunkannya di bawah 14% pada 2024.
"Generasi muda kita ini harus dikasih asupan gizi, supaya menghadapi tantangan global ke depan, kalau enggak siap dari sekarang kita kalah. Main sepak bola aja kita kalah, 11 orang aja enggak ke urus gimana urus 200 juta penduduk Indonesia. Berarti ada yang salah makan dan asupan gizi pada waktu sebelumnya," ujar Uchok, Kamis (27/3/2025).
Uchok menyebut aturan dan regulasi program unggulan Presiden Prabowo Subianto ini sudah memiliki landasan hukum yang kuat. Aturan tersebut telah ditetapkan sebelum Prabowo menjabat sebagai presiden.
"Implementasi ini baru dikuatkan di masa awal pemerintahan Presiden Prabowo. Artinya ini menjadi PR Pemerintah sebelumnya dan pemerintah saat ini harus kerja keras berjibaku program ini harus terlaksana sampai dengan 2029 dengan estimasi anggaran Rp298,4 triliun untuk 82,9 juta orang penerima MBG untuk 2025 saja. Yang jadi pertanyaan adalah kenapa Program MBG seakan menjadi beban pemerintahan Prabowo," lanjut Uchok.
Uchok mengaku, CBA sebelumnya pernah menghitung anggaran Program MBG ini. Untuk terlaksana, akan menghabiskan anggaran sekitar Rp750 miliar per hari, dan itu dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia.
"Jika melihat sekarang sampai dengan tiga bulan berjalan anggaran baru di anggarkan sekitar Rp171 triliun dengan tambahan Rp100 triliun baru-baru ini. Artinya ada kendala di situ, dan fiskal kita saat ini sempit jadi multiplier efek dari Program MBG ini tersendat, dan Rp7,433 triliun digunakan untuk program dukungan manajemen ini menurut saya tidak jalan," jelasnya.
Lihat Juga :