Tangis Bercampur Haru Warnai Video Conference 3 Mahasiswa asal Lamongan di Wuhan

Kamis, 30 Januari 2020 - 10:02 WIB
Tangis Bercampur Haru Warnai Video Conference 3 Mahasiswa asal Lamongan di Wuhan
Tangis Bercampur Haru Warnai Video Conference 3 Mahasiswa asal Lamongan di Wuhan
A A A
LAMONGAN - Penyebaran virus Corona yang awalnya muncul di Kota Wuhan, China benar-benar menjadi teror yang sangat menakutkan. Hingga Rabu malam (29/1/2020), otoritas kesehatan China menyebutkan total korban tewas mencapai 170 jiwa dengan jumlah yang terinfeksi mencapai 7.251 orang.

Ganasnya penyebaran virus ini pun menghantui tiga mahasiswa Fakultas Bahasa Mandarin, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang berasal dari Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Ketiganya kini sedang menjalani tugas belajar di Huazhong Normal University yang berada di Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei, China. (Baca juga: Evakuasi WNI di China, Pemerintah Bekali Petugas dan Siapkan Lokasi Karantina )

Ketiga mahasiswa asal Lamongan tersebut yakni Humaidi Zahid asal Desa Payaman, Kecamatan Solokuro; Pramesti Ardita Cahyani dari Desa Brondong, Kecamatan Brondong; dan Ayu Winda dari Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Lamongan. Teror virus Corona pun menghantui keluarga ketiga mahasiswa tersebut di kampung halaman.

Untuk memastikan kondisi ketiganya, Bupati Lamongan Fadeli bersama jajaran muspida mengundang keluarga mereka untuk melakukan video conference di Guest House Pemkab Lamongan, Rabu (29/1/2020). Video tersebut kemudian diunggah ke YouTube. Tangis bercampur harus pun mewarnai video conference tersebut.

Saat membuka dialog, Fadeli langsung menanyakan kondisi ketiganya. Mereka lantas menjawab secara bersamaan bahwa mereka dalam keadaan sehat semua. "Alhamdulillah masih cukup, tapi memang kebetulan sekarang masih suasana Imlek, jadi toko-toko masih tutup," ujar Humaidi Zahid, alumni Pondok Pesantren Darul Ma'arif, Payaman menjawab pertanyaan Bupati terkait ketersediaan makanan dan obat-obatan.

Meski terisolasi, mereka sebenarnya oleh pihak kampus masih diizinkan untuk keluar membeli kebutuhan sehari-hari, namun mengaku takut keluar dari area kampus mereka. "Takut terinfeksi. KBRI juga setiap hari menanyakan kondisi kita dan mengusahakan agar proses evakuasi berjalan cepat," tambah Winda. (Baca juga: Evakuasi WNI di China, TNI Siapkan Boeing 737 dan Hercules)

Fadeli pun menyampaikan bahwa pihaknya siap membantu jika para mahasiswa yang berada di Wuhan mengalami kekurangan stok makanan. "Nanti kalau memang kekurangan kebutuhan, baik untuk makanan dan lain sebagainya, kalian (mahasiswa) bisa berkomunikasi dengan kami," ujarnya.

Saat ini, Pemkab Lamongan masih mengupayakan untuk memulangkan mahasiswa Lamongan yang berada di Wuhan. "Kami juga melakukan koordinasi untuk mengupayakan proses pemulangan, tapi masih menunggu situasi di sana. Yang penting sekarang adik-adik dalam keadaan sehat. Semoga situasinya cepat kembali seperti semula dan proses belajarnya sukses," ucap Bupati.

Sementara itu, orang tua ketiganya, termasuk Miftahatin, ibu dari Humaidi Zahid yang menyaksikan video converence tersebut terlihat bahagia melihat putranya dalam kondisi sehat, namun juga sedih karena berada di wilayah yang ada dalam bayang-bayang teror virus mematikan. Tampak ada orang tua mereka yang tak sanggup membendung air mata.

Selain tiga mahasiswa tersebut, juga terdapat dua warga Lamongan yang sedang melanjutkan pendidikan di China, yakni Iffa Maratus Shohibul Birri, mahasiswi S2 di Tianjin Foreign Studies University dan Nurul Hikmawati yang mendapat beasiswa usulan Ponpes Tarbiatut Tholabah melalui Sa’adah Bunga Gresik di Nantong Shipping Collage. (Baca juga: Evakuasi WNI di China, TNI Siapkan Boeing 737 dan Hercules )

Kepala Badan Kesatuan Bangsa (Bakesbang) Lamongan Sudjito mengatakan, tiga mahasiswa tersebut seharusnya sudah meninggalkan China pada 13 Januari, namun karena terisolasi mereka masih berada di sana.
(shf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4995 seconds (0.1#10.140)