Paus Fransiskus Akan Kunjungi Indonesia, Gus Yahya: Ini Momen Penting
A
A
A
JAKARTA - Pemimpin tertinggi Gereja Katolik, Paus Fransiskus akan berkunjung ke Indonesia pada tahun ini. Katib Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengakui mendengar kabar tersebut.
"Ya, itu rencananya," kata pria yang biasa disapa Gus Yahya saat wawancara dengan National Chatolic Register, Jumat 17 Januari 2020 seperti dicuit akun Twitter @EWTNVatican.
Yahya juga mendengar Pemerintah Indonesia sudah mendapatkan informasi tentang hal itu. Menurut dia, kedatangan Paus Fransiskus dapat menyebarkan kedamaian di Indonesia.
"Dunia juga akan melihat sebagai momentum penting untuk masa depan kemanusiaan yang lebih baik," kata Gac Yahya. (Baca Juga: Tokoh NU Gus Yahya Diundang Jadi Pembicara di Vatikan)
Sebelumnya, Gus Yahya bersama 18 tokoh agama peserta Forum Inisiatif Agama-Agama Ibrahim (Abraham Faiths Initiative) bertemu Paus Fransiskus kediamannya di Kompleks Basilica, Vatikan, 15 Januari 2020.
Dalam pertemuan itu, Gus Yahya menjadi salah satu pembicara. Dia mengajak para pemimpin agama untuk melakukan refleksi sejujur-jujurnya tentang posisi teologis agama masing-masing dalam upaya perdamaian.
“Harus diakui, ada norma-norma ortodoksi yang memang masih mendorong segregasi, diskriminasi, dan konflik," ujar Gus Yahya dalam forum tersebut.
"Ya, itu rencananya," kata pria yang biasa disapa Gus Yahya saat wawancara dengan National Chatolic Register, Jumat 17 Januari 2020 seperti dicuit akun Twitter @EWTNVatican.
Yahya juga mendengar Pemerintah Indonesia sudah mendapatkan informasi tentang hal itu. Menurut dia, kedatangan Paus Fransiskus dapat menyebarkan kedamaian di Indonesia.
"Dunia juga akan melihat sebagai momentum penting untuk masa depan kemanusiaan yang lebih baik," kata Gac Yahya. (Baca Juga: Tokoh NU Gus Yahya Diundang Jadi Pembicara di Vatikan)
Sebelumnya, Gus Yahya bersama 18 tokoh agama peserta Forum Inisiatif Agama-Agama Ibrahim (Abraham Faiths Initiative) bertemu Paus Fransiskus kediamannya di Kompleks Basilica, Vatikan, 15 Januari 2020.
Dalam pertemuan itu, Gus Yahya menjadi salah satu pembicara. Dia mengajak para pemimpin agama untuk melakukan refleksi sejujur-jujurnya tentang posisi teologis agama masing-masing dalam upaya perdamaian.
“Harus diakui, ada norma-norma ortodoksi yang memang masih mendorong segregasi, diskriminasi, dan konflik," ujar Gus Yahya dalam forum tersebut.
(dam)