Kasus Jiwasraya Bisa Jadi Momentum Erick Thohir Bersih-bersih BUMN
A
A
A
JAKARTA - Langkah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang melakukan bersih-bersih terhadap perusahaan BUMN mendapatkan dukungan.
"Bagi PB HMI, BUMN adalah simbol kedaulatan ekonomi Bangsa yang wajib dirawat dan dijaga dari upaya-upaya perampokan sistemik dan jenis scandal lainnya", ujar Pj Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Arya Kharisma Hardy di Jakarta, Kamis (8/1/2020).
Dia menilai kasus gagal bayar PT Asuransi Jiwasraya yang merugikan negara triliunan rupiah bisa jadi momentum bersih-bersih BUMN lainnya yang bisa jadi masih rapi tersembunyi dan belum sempat terdeteksi oleh aparat penegak hukum dan lembaga terkait lainnya.
"Inisiatif bersih-bersih menyeluruh yang dilakukan Menteri BUMN Erik Tohir secara siginifikan akan mengungkap banyak kasus lainnya di tubuh BUMN," tuturnya. (Baca Juga: Erick Thohir: Ada Oknum yang Gerah Usai Menjarah Jiwasraya)
Arya mengungkapkan pemulihan manajemen BUMN melalui skema holding dan penerapan the right man on the right place di posisi strategis perusahaan-perusahaan BUMN menjadi hal yang patut diapresiasi dan didukung. Apalagi selama ini, kata dia BUMN biasanya sering menjadi sapi perah bagi elite dan oligarki.
"BUMN mesti bekerja sama dengan lembaga terkait seperti Badan Pemeriksa keuangan (BPK), Ombusdman dan akuntan publik untuk rutin mengontrol kinerja perusahaan dan perilaku direksi-direksi BUMN," paparnya.
Kendai demikian, Arya sedikit mengkritisi perusahaan BUMN yang cenderung melakukan monopoli aktif pada sektor bisnis yang sesungguhnya akan adil jika menggandeng swasta.
"Hegemoni BUMN beserta anak cucunya sangat mengganggu dinamika iklim usaha nasional yang juga dibangun oleh perusahaan swasta dalam negeri sehingga sedikit banyak mempengaruhi asa pengusaha dalam negeri untuk bertumbuh", tegas Arya.
"Bagi PB HMI, BUMN adalah simbol kedaulatan ekonomi Bangsa yang wajib dirawat dan dijaga dari upaya-upaya perampokan sistemik dan jenis scandal lainnya", ujar Pj Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Arya Kharisma Hardy di Jakarta, Kamis (8/1/2020).
Dia menilai kasus gagal bayar PT Asuransi Jiwasraya yang merugikan negara triliunan rupiah bisa jadi momentum bersih-bersih BUMN lainnya yang bisa jadi masih rapi tersembunyi dan belum sempat terdeteksi oleh aparat penegak hukum dan lembaga terkait lainnya.
"Inisiatif bersih-bersih menyeluruh yang dilakukan Menteri BUMN Erik Tohir secara siginifikan akan mengungkap banyak kasus lainnya di tubuh BUMN," tuturnya. (Baca Juga: Erick Thohir: Ada Oknum yang Gerah Usai Menjarah Jiwasraya)
Arya mengungkapkan pemulihan manajemen BUMN melalui skema holding dan penerapan the right man on the right place di posisi strategis perusahaan-perusahaan BUMN menjadi hal yang patut diapresiasi dan didukung. Apalagi selama ini, kata dia BUMN biasanya sering menjadi sapi perah bagi elite dan oligarki.
"BUMN mesti bekerja sama dengan lembaga terkait seperti Badan Pemeriksa keuangan (BPK), Ombusdman dan akuntan publik untuk rutin mengontrol kinerja perusahaan dan perilaku direksi-direksi BUMN," paparnya.
Kendai demikian, Arya sedikit mengkritisi perusahaan BUMN yang cenderung melakukan monopoli aktif pada sektor bisnis yang sesungguhnya akan adil jika menggandeng swasta.
"Hegemoni BUMN beserta anak cucunya sangat mengganggu dinamika iklim usaha nasional yang juga dibangun oleh perusahaan swasta dalam negeri sehingga sedikit banyak mempengaruhi asa pengusaha dalam negeri untuk bertumbuh", tegas Arya.
(dam)