Cerita Mahfud MD Dikawal 2 Anggota Sat-81/Gultor Kopassus Anak Buah Luhut saat Konflik Cicak Vs Buaya
loading...
A
A
A
“Semua serentak mengundurkan diri ketika saya nyatakan, Chandra Hamzah dan Bibit tidak bersalah. Saya jalan kemana-mana sendiri. Wah bahaya betul ini. Teman-teman di kantor bilang Sekjen saya bilang sudah Pak nyewa swasta saja,” katanya.
Ketika itu, Mahfud teringat dengan sahabatnya Luhut Binsar Pandjaitan dan mengadukan persoalan yang dialaminya tersebut.
“Suatu saat saya ingat Pak Luhut, Pak Luhut kan punya orang banyak gitu, terus saya telepon. Pak Luhut saya sudah ndak punya pengawal. Lha ini loh kasus Cicak Buaya sudah saya selamatkan Bibit dan Chandra, ini saya oleh Polisi mau dikriminalisasi, ditakut-takutin ndak ada pengawal, saya mau nyewa,” tuturnya.
Mendapat aduan dari sahabatnya tersebut, Luhut yang merupakan pendiri pasukan elite Sat-81/Gultor Kopassus itu kemudian menenangkan dan menjamin keamanan Mahfud MD. Padahal, ketika itu Luhut tidak lagi menduduki jabatan di pemerinahan.
“Udah jangan khawatir, nanti akan ada yang membantu Pa Mahfud dua Kopassus. Ya sudah Mas jangan khawatir, nanti kamu ke mana-mana sudah ada yang ngawasi,” kata Mahfud menirukan ucapan Luhut.
“Betul, saya ke Jogja hanya berdua dengan sespri yang kecil itu bukan tentara gitu. Waduh, biasanya disambut ramai-ramai, Ini enggak ada yang nyambut. Tapi begitu saya keluar ada orang berbisik, Pak saya orangnya Pak Luhut katanya, Bapak tenang aja ini nomor telepon saya, Bapak aman di sini, saya ke Jogja sudah ada yang jemput,” katanya.
Keberadaan dua anggota Kopassus tersebut diakui Mahfud membuatnya merasa tenang dan nyaman.
“Ya benar ngawal, saya coba makan bersama istri terus yang ngantar makanan itu, pelayannya datang. Pak itu ada teman Bapak di situ, katanya Bapak makan tenang aja gitu. Saya lihat, oh ini orang tadi di Bandara yang dikirim Pak Luhut saya juga merasa nyaman,” katanya.
Mendengar pengakuan Mahfud MD, Luhut mengakui mengirimkan dua pengawal pribadinya untuk menjaga keamanan orang dekat Gus Dur tersebut. “Bukan Kopassus tapi dari Gultor. Pengawal saya kan selalu ada dua orang ya sampai hari ini selalu dua orang cukuplah dua,” kata Luhut.
Ketika itu, Mahfud teringat dengan sahabatnya Luhut Binsar Pandjaitan dan mengadukan persoalan yang dialaminya tersebut.
“Suatu saat saya ingat Pak Luhut, Pak Luhut kan punya orang banyak gitu, terus saya telepon. Pak Luhut saya sudah ndak punya pengawal. Lha ini loh kasus Cicak Buaya sudah saya selamatkan Bibit dan Chandra, ini saya oleh Polisi mau dikriminalisasi, ditakut-takutin ndak ada pengawal, saya mau nyewa,” tuturnya.
Mendapat aduan dari sahabatnya tersebut, Luhut yang merupakan pendiri pasukan elite Sat-81/Gultor Kopassus itu kemudian menenangkan dan menjamin keamanan Mahfud MD. Padahal, ketika itu Luhut tidak lagi menduduki jabatan di pemerinahan.
“Udah jangan khawatir, nanti akan ada yang membantu Pa Mahfud dua Kopassus. Ya sudah Mas jangan khawatir, nanti kamu ke mana-mana sudah ada yang ngawasi,” kata Mahfud menirukan ucapan Luhut.
“Betul, saya ke Jogja hanya berdua dengan sespri yang kecil itu bukan tentara gitu. Waduh, biasanya disambut ramai-ramai, Ini enggak ada yang nyambut. Tapi begitu saya keluar ada orang berbisik, Pak saya orangnya Pak Luhut katanya, Bapak tenang aja ini nomor telepon saya, Bapak aman di sini, saya ke Jogja sudah ada yang jemput,” katanya.
Keberadaan dua anggota Kopassus tersebut diakui Mahfud membuatnya merasa tenang dan nyaman.
“Ya benar ngawal, saya coba makan bersama istri terus yang ngantar makanan itu, pelayannya datang. Pak itu ada teman Bapak di situ, katanya Bapak makan tenang aja gitu. Saya lihat, oh ini orang tadi di Bandara yang dikirim Pak Luhut saya juga merasa nyaman,” katanya.
Mendengar pengakuan Mahfud MD, Luhut mengakui mengirimkan dua pengawal pribadinya untuk menjaga keamanan orang dekat Gus Dur tersebut. “Bukan Kopassus tapi dari Gultor. Pengawal saya kan selalu ada dua orang ya sampai hari ini selalu dua orang cukuplah dua,” kata Luhut.