Presiden Ingin Tak Ada Pabrik di Kawasan Ibu Kota Negara Baru

Selasa, 17 Desember 2019 - 18:14 WIB
Presiden Ingin Tak Ada Pabrik di Kawasan Ibu Kota Negara Baru
Presiden Ingin Tak Ada Pabrik di Kawasan Ibu Kota Negara Baru
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan keinginannya dalam pembangunan Ibu Kota negara baru. Dia menegaskan bahwa di Ibu Kota baru juga tidak akan ada klaster untuk industri atau pabrik.

"Jadi tidak ada yang namanya pindah Ibu Kota nanti di Ibu Kota ada pabriknya seperti kanan kiri Jakarta. Mungkin ada tambahan satu nanti financial center, pusat keuangan. Mungkin, itu kemarin masih kita hitung," ujar Jokowi saat berdialog bersama para tokoh masyarakat, adat, dan agama Kalimantan Timur (Kaltim) di Rumah Makan De Bandar Resto, Kota Balikpapan, Selasa (17/12/2019).

Dia ingin nantinya ada pusat inovasi di area Ibu Kota negara baru. Sehingga Indonesia bisa memiliki pusat inovasi, riset, dan teknologi kelas dunia seperti Silicon Valley di Amerika Serikat.

"Kira-kira kalau bayangan kita itu kurang lebih kayak kalau di Amerika ada Silicon Valley, kurang lebih kayak itu," tuturnya.

Selain klaster untuk riset dan teknologi, di Ibu Kota negara baru nantinya akan dibangun klaster-klaster lainnya, yaitu klaster pemerintahan, klaster pendidikan, dan klaster kesehatan. Untuk klaster pendidikan, Jokowi ingin agar universitas yang ada merupakan universitas kelas dunia. Untuk membangun klaster pendidikan tersebut, ia berharap ada kerja sama dengan universitas atau perguruan tinggi lokal.

"Nanti klaster pendidikan ini kita harapkan ada sebuah kerja sama universitas, atau institut, atau perguruan tinggi di lokal yang akan kita nanti carikan partner karena memang yang ingin kita bangun di sini nanti adalah memang universitas yang kelasnya dunia dan tidak hanya satu. Mohon maaf tidak hanya satu. Bisa dua, bisa tiga, bisa empat, bisa lima," ungkapnya.

Demikian juga dengan klaster kesehatan, dia ingin agar nantinya dibangun rumah sakit kelas dunia. Menurutnya, kawasan Ibu Kota baru nantinya akan dirancang sebagai kawasan yang bersih dengan penggunaan mobil pribadi yang sedikit.

"Pertama memang di situ nanti tidak banyak mobil, tapi yang banyak adalah orang berjalan kaki. Kalau orang tidak suka berjalan kaki, yang kedua adalah orang naik sepeda. Kalau enggak mau naik sepeda, harus mau naik transportasi umum," pungkasnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5358 seconds (0.1#10.140)