PDIP Sebut Ada Kekuatan Hitam di Pilkada Surabaya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto menyebut ada gejala-gejala yang tidak sehat menjelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah ( Pilkada) Kota Surabaya pada 9 Desember 2020.
"Ada gejala menggunakan politik uang, ada gejala menggunakan politik kekuasaan, ada gejala menggunakan adanya kekuatan-kekuatan yang hitam," kata Hasto dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (28/8/2020). (Baca juga: Tunjukkan Amplop, Puan Masih Sembunyikan Jagoan PDIP di Pilkada Surabaya)
Karena itu, pihaknya tidak mau gegabah dalam mengumumkan nama calon wali kota dan wakil wali kota yang akan diusung di Pilkada Kota Surabaya. Apalagi selama ini Kota Surabaya dikenal sebagai basis massa pendukung banteng moncong putih. (Baca juga: Megawati Tugaskan Anak Buahnya Konsolidasi di Jatim dan Kota Surabaya)
"Kami menjaga Surabaya dengan sebaik-baiknya sehingga sebelum amplop (rekomendasi pencalonan) tersebut dibuka, kami diminta untuk turun ke Jatim, sekaligus bertemu dengan ketua DPC yang akan mengadakan pilkada serentak," tandasnya.
Karena itu, rencananya pada Minggu (31/8/2020) nanti, DPP PDIP akan mendatangi DPD PDIP Jatim untuk bertemu dengan 19 ketua DPC, sekaligus untuk memfinalkan nama-nama calon yang diusung di pilkada serentak di Jatim seperti Pacitan, Sidoarjo, dan lainnya, termasuk Surabaya. (Baca juga: PDIP Siapkan Sejumlah Panglima di Pilkada Surabaya)
Hasto mengatakan, selama kepemimpinan Tri Rismaharini, Surabaya menjelma menjadi lebih hijau, indah, dan asri. "Ini melebihi keindahan Ibu Kota Jakarta Raya. Itu apresiasi tulus. Tentu saja masyarakat Surabaya kami tangkap ingin agar ini tidak rusak, ingin tidak ada tiba-tiba jalan tol yang melintas di tengah kota yang merusak taman-taman kota, masyarakat Surabaya tidak ingin ada para pelaku ekonomi hitam yang hanya mengejar keuntungan, kemudian melupakan keasrian kota. Bangunan-bangunan mal tanpa memperhatikan keasrian tata kota yang telah dibangun oleh Bu Risma," paparnya.
"Ada gejala menggunakan politik uang, ada gejala menggunakan politik kekuasaan, ada gejala menggunakan adanya kekuatan-kekuatan yang hitam," kata Hasto dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (28/8/2020). (Baca juga: Tunjukkan Amplop, Puan Masih Sembunyikan Jagoan PDIP di Pilkada Surabaya)
Karena itu, pihaknya tidak mau gegabah dalam mengumumkan nama calon wali kota dan wakil wali kota yang akan diusung di Pilkada Kota Surabaya. Apalagi selama ini Kota Surabaya dikenal sebagai basis massa pendukung banteng moncong putih. (Baca juga: Megawati Tugaskan Anak Buahnya Konsolidasi di Jatim dan Kota Surabaya)
"Kami menjaga Surabaya dengan sebaik-baiknya sehingga sebelum amplop (rekomendasi pencalonan) tersebut dibuka, kami diminta untuk turun ke Jatim, sekaligus bertemu dengan ketua DPC yang akan mengadakan pilkada serentak," tandasnya.
Karena itu, rencananya pada Minggu (31/8/2020) nanti, DPP PDIP akan mendatangi DPD PDIP Jatim untuk bertemu dengan 19 ketua DPC, sekaligus untuk memfinalkan nama-nama calon yang diusung di pilkada serentak di Jatim seperti Pacitan, Sidoarjo, dan lainnya, termasuk Surabaya. (Baca juga: PDIP Siapkan Sejumlah Panglima di Pilkada Surabaya)
Hasto mengatakan, selama kepemimpinan Tri Rismaharini, Surabaya menjelma menjadi lebih hijau, indah, dan asri. "Ini melebihi keindahan Ibu Kota Jakarta Raya. Itu apresiasi tulus. Tentu saja masyarakat Surabaya kami tangkap ingin agar ini tidak rusak, ingin tidak ada tiba-tiba jalan tol yang melintas di tengah kota yang merusak taman-taman kota, masyarakat Surabaya tidak ingin ada para pelaku ekonomi hitam yang hanya mengejar keuntungan, kemudian melupakan keasrian kota. Bangunan-bangunan mal tanpa memperhatikan keasrian tata kota yang telah dibangun oleh Bu Risma," paparnya.
(nbs)