Home Bratang, Ciptakan Generasi Tangguh dan Saleh di Tengah Keterbatasan
loading...
A
A
A
SURABAYA - Usaha gigih dilakukan oleh Nikmatul Masruroh, yang merupakan fasilitator sekaligus koordinator area dari Home Bratang dalam menciptakan tempat pengajian di lingkungannya. Dimulai pada tahun 2016, saat itu jumlah anak berjumlah 15 orang dengan dua pengajar.
Kemudian Human Initiative (HI) hadir memberikan pendampingan pengelolaan organisasi secara intensif. Home Bratang berlokasi di Jalan Bratang Wetan 1-D Nomor 03, Ngagelrejo, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim).
Dijelaskan Nimatul, Home Bratang berdiri di tengah kondisi masyarakat padat penduduk dan dengan latar belakang masyarakatnya yang majemuk, serta berpenghasilan menengah ke bawah. Dia pun bertekad untuk membentuk generasi di sekitarnya menjadi pribadi yang tangguh dan saleh.
"Hingga pada tahun 2024 anak didik sudah berjumlah 130 anak dengan 11 guru. Fokus pembelajaran utama di Home Bratang adalah Tahsin dan Tahfidz Al-Qur'an dengan didampingi belajar akhlak, sejarah Islam, dan bahasa Arab," kata Nikmatul, Kamis (26/9/2024).
Diakuinya, dalam perjalanannya keterbatasan tak hanya dihadapi oleh internal lembaganya. Namun keterbatasan datang dari lingkungan sekitar, maupun keluarga dari orang tua siswa.
"Ada yang dari keluarganya, bapaknya peminum, tapi anak-anaknya tetap semangat untuk terus belajar, mengaji. Anak-anak jadi lebih care ke kita, mereka sharing ke kita. Jadi akhirnya kita semacam mediasi antara anak dan orang tuanya," jelasnya.
"Anak jadi menyampaikan sesuatu itu, mereka mau bicara, bisa mengungkapkan apa yang dia rasakan di rumah," tambahnya.
Di tengah kondisi ini, diungkapkan Nikmatul, pihaknya hadir memberikan penjelasan dan pencerahan.
"Kami juga enggak menggurui mereka, kami lebih banyak mendengarkan dan maunya anak seperti apa. dan alhamdulillah orang tuanya pun bisa menerima. akhirnya diserahkan kepada Lembaga ini," tuturnya.
"Jadi orang tuanya pun saya minta agar bisa memberikan ketauladanan kepada anaknya, menjadi contoh yang baik kepada anaknya," sambungnya.
Di sisi lain diakui Nikmatul, pihaknya sangat berterima kasih atas kontribusi dan bantuan yang diberikan HI.
"Pendampingan ini semuanya, Human Initiative luar biasa, pendampingan mulai dari kegiatan kita, dari PHBI, kegiatan apa pun, itu terus dibantu oleh HI, termasuk guru-gurunya di support kafalahnya (honor)," tuturnya.
"Anak-anak juga di-support oleh HI berupa beasiswa 200 ribu per siswa untuk per bulan. Ini juga menjadikan anak-anak termotivasi untuk berkompetisi menjadi yang terbaik di sini," ungkapnya.
Sementara, walaupun tidak bermukim, anak-anak Home Bratang mampu membuktikan kemampuannya. 29 anak berhasil menghafal lebih dari 1 juz. Bahkan yang paling banyak adalah 14 Juz.
"Para pengajar berfokus pada kegiatan tidak hanya pendidikan saja tetapi sekaligus menjadi teman bagi anak-anak, harapannya agar kita di Home Jatim bisa mengarahkan anak pada potensinya," tutupnya.
Untuk diketahui, Home ini merupakan bagian dari Initiative for Children yang memiliki kepanjangan Hug, Opportunity, Mentality, dan Education.
Di wilayah Jatim, HI memiliki tiga Home binaan yakni Home Kenjeran, Home Bratang, dan Home Margorejo.
Home Margorejo, Berawal dari Keresahan
Berdiri di lokasi padat penduduk, yang berawal dari keresahan di sekitar lokasi Home yang marak terjadinya kasus anak-anak broken home. Home ini dengan fasilitator atau koordinator wilayah, Jumaroh bersama suaminya.
Human Initiative hadir sejak tahun 2020 untuk membantu operasional kegiatan, beasiswa pendidikan, gaji guru, dan juga penyediaan sarana dan prasarana.
HI juga memberikan pendampingan terkait pengelolaan lembaga HOME Margorejo, bagaimana melakukan monitoring perkembangan anak-anak Home, kurikulum pembelajaran agar nantinya anak-anak memiliki kemampuan yang sama.
Aktivitas di Home Margorejo meliputi kegiatan latihan leadership (belajar menjadi imam sholat, pembaca doa), pembinaan karakter, berkisah, belajar terjemahan, sekaligus tahsin dan tahfidz.
Saat ini anak-anak yang belajar di Home Margorejo ada sekitar 50 anak, dan 19 di antaranya diberikan beasiswa pendidikan.
Kemudian Human Initiative (HI) hadir memberikan pendampingan pengelolaan organisasi secara intensif. Home Bratang berlokasi di Jalan Bratang Wetan 1-D Nomor 03, Ngagelrejo, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim).
Dijelaskan Nimatul, Home Bratang berdiri di tengah kondisi masyarakat padat penduduk dan dengan latar belakang masyarakatnya yang majemuk, serta berpenghasilan menengah ke bawah. Dia pun bertekad untuk membentuk generasi di sekitarnya menjadi pribadi yang tangguh dan saleh.
"Hingga pada tahun 2024 anak didik sudah berjumlah 130 anak dengan 11 guru. Fokus pembelajaran utama di Home Bratang adalah Tahsin dan Tahfidz Al-Qur'an dengan didampingi belajar akhlak, sejarah Islam, dan bahasa Arab," kata Nikmatul, Kamis (26/9/2024).
Diakuinya, dalam perjalanannya keterbatasan tak hanya dihadapi oleh internal lembaganya. Namun keterbatasan datang dari lingkungan sekitar, maupun keluarga dari orang tua siswa.
"Ada yang dari keluarganya, bapaknya peminum, tapi anak-anaknya tetap semangat untuk terus belajar, mengaji. Anak-anak jadi lebih care ke kita, mereka sharing ke kita. Jadi akhirnya kita semacam mediasi antara anak dan orang tuanya," jelasnya.
"Anak jadi menyampaikan sesuatu itu, mereka mau bicara, bisa mengungkapkan apa yang dia rasakan di rumah," tambahnya.
Di tengah kondisi ini, diungkapkan Nikmatul, pihaknya hadir memberikan penjelasan dan pencerahan.
"Kami juga enggak menggurui mereka, kami lebih banyak mendengarkan dan maunya anak seperti apa. dan alhamdulillah orang tuanya pun bisa menerima. akhirnya diserahkan kepada Lembaga ini," tuturnya.
"Jadi orang tuanya pun saya minta agar bisa memberikan ketauladanan kepada anaknya, menjadi contoh yang baik kepada anaknya," sambungnya.
Di sisi lain diakui Nikmatul, pihaknya sangat berterima kasih atas kontribusi dan bantuan yang diberikan HI.
"Pendampingan ini semuanya, Human Initiative luar biasa, pendampingan mulai dari kegiatan kita, dari PHBI, kegiatan apa pun, itu terus dibantu oleh HI, termasuk guru-gurunya di support kafalahnya (honor)," tuturnya.
"Anak-anak juga di-support oleh HI berupa beasiswa 200 ribu per siswa untuk per bulan. Ini juga menjadikan anak-anak termotivasi untuk berkompetisi menjadi yang terbaik di sini," ungkapnya.
Sementara, walaupun tidak bermukim, anak-anak Home Bratang mampu membuktikan kemampuannya. 29 anak berhasil menghafal lebih dari 1 juz. Bahkan yang paling banyak adalah 14 Juz.
"Para pengajar berfokus pada kegiatan tidak hanya pendidikan saja tetapi sekaligus menjadi teman bagi anak-anak, harapannya agar kita di Home Jatim bisa mengarahkan anak pada potensinya," tutupnya.
Untuk diketahui, Home ini merupakan bagian dari Initiative for Children yang memiliki kepanjangan Hug, Opportunity, Mentality, dan Education.
Di wilayah Jatim, HI memiliki tiga Home binaan yakni Home Kenjeran, Home Bratang, dan Home Margorejo.
Home Margorejo, Berawal dari Keresahan
Berdiri di lokasi padat penduduk, yang berawal dari keresahan di sekitar lokasi Home yang marak terjadinya kasus anak-anak broken home. Home ini dengan fasilitator atau koordinator wilayah, Jumaroh bersama suaminya.
Human Initiative hadir sejak tahun 2020 untuk membantu operasional kegiatan, beasiswa pendidikan, gaji guru, dan juga penyediaan sarana dan prasarana.
HI juga memberikan pendampingan terkait pengelolaan lembaga HOME Margorejo, bagaimana melakukan monitoring perkembangan anak-anak Home, kurikulum pembelajaran agar nantinya anak-anak memiliki kemampuan yang sama.
Aktivitas di Home Margorejo meliputi kegiatan latihan leadership (belajar menjadi imam sholat, pembaca doa), pembinaan karakter, berkisah, belajar terjemahan, sekaligus tahsin dan tahfidz.
Saat ini anak-anak yang belajar di Home Margorejo ada sekitar 50 anak, dan 19 di antaranya diberikan beasiswa pendidikan.
(maf)