Bertemu Direktur Pangan PBB, Menlu Retno Bahas Program Makan Bergizi Gratis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Luar Negeri ( Menlu) Retno Marsudi bertemu dengan Direktur Eksekutif UN World Food Programme (WFP), Cindy McCain di sela Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-79 di New York, Amerika Serikat, Selasa (24/9/2024). Dalam pertemuan itu turut dibahas mengenai inisiatif Koalisi Makanan Sekolah (School Meals Coalition), termasuk program makan bergizi gratis di Indonesia.
"Tujuan inisiatif ini sejalan dengan visi nasional Indonesia untuk meningkatkan gizi anak-anak dan berkontribusi pada pengembangan sumber daya manusia, dalam rangka mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045," kata Menlu Retno dikutip dari laman resmi Kemlu, Kamis (26/9/2024).
Pertemuan juga membahas rencana Indonesia untuk meningkatkan perannya sebagai negara pemberi bantuan hibah bantuan pangan, terutama ke negara-negara yang terdampak konflik, termasuk melalui potensi perluasan program bantuan biskuit energi tinggi Indonesia ke wilayah yang paling membutuhkan, seperti Afghanistan dan Ethiopia.
Menlu Retno mengajak WFP untuk menjajaki inisiatif bersama yang mengintegrasikan solusi air dan sanitasi dalam strategi pengentasan kelaparan.
"Ketersediaan dan kualitas air berdampak langsung pada ketahanan pangan dan upaya pengentasan kelaparan," kata Menlu Retno seraya menambahkan bahwa lebih dari dua miliar orang hidup di negara-negara dengan pasokan air yang tidak memadai.
Sementara itu, konflik global, krisis ekonomi, perubahan iklim, telah berdampak pada krisis pangan di berbagai belahan dunia. Data UN World Food Programme pada tahun 2024 telah menunjukkan bahwa 309 juta orang mengalami kelaparan kronis di 71 negara. Peningkatan jumlah orang kelaparan di dunia masih terjadi. Kondisi ini telah menjadi tantangan dalam pencapaian Target Pembangunan Berkelanjutan.
UN World Food Programme telah menjadi mitra erat Indonesia dalam pengembangan kapasitas dan pendampingan teknis berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, dalam menghadapi ancaman kerawanan pangan.
"Tujuan inisiatif ini sejalan dengan visi nasional Indonesia untuk meningkatkan gizi anak-anak dan berkontribusi pada pengembangan sumber daya manusia, dalam rangka mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045," kata Menlu Retno dikutip dari laman resmi Kemlu, Kamis (26/9/2024).
Pertemuan juga membahas rencana Indonesia untuk meningkatkan perannya sebagai negara pemberi bantuan hibah bantuan pangan, terutama ke negara-negara yang terdampak konflik, termasuk melalui potensi perluasan program bantuan biskuit energi tinggi Indonesia ke wilayah yang paling membutuhkan, seperti Afghanistan dan Ethiopia.
Menlu Retno mengajak WFP untuk menjajaki inisiatif bersama yang mengintegrasikan solusi air dan sanitasi dalam strategi pengentasan kelaparan.
"Ketersediaan dan kualitas air berdampak langsung pada ketahanan pangan dan upaya pengentasan kelaparan," kata Menlu Retno seraya menambahkan bahwa lebih dari dua miliar orang hidup di negara-negara dengan pasokan air yang tidak memadai.
Sementara itu, konflik global, krisis ekonomi, perubahan iklim, telah berdampak pada krisis pangan di berbagai belahan dunia. Data UN World Food Programme pada tahun 2024 telah menunjukkan bahwa 309 juta orang mengalami kelaparan kronis di 71 negara. Peningkatan jumlah orang kelaparan di dunia masih terjadi. Kondisi ini telah menjadi tantangan dalam pencapaian Target Pembangunan Berkelanjutan.
UN World Food Programme telah menjadi mitra erat Indonesia dalam pengembangan kapasitas dan pendampingan teknis berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, dalam menghadapi ancaman kerawanan pangan.
(abd)