Lemhannas Ajak Negara-negara Dunia Jaga Stabilitas Keamanan Indo-Pasifik

Rabu, 25 September 2024 - 14:28 WIB
loading...
Lemhannas Ajak Negara-negara...
Professional Expert of the National Resilience Institute Lemhannas RI Dadan Umar Daihani mengajak negara-negara di dunia menjaga stabilitas di kawasan Indo-Pasifik. Foto/istimewa
A A A
JAKARTA - Lembaga Ketahanan Nasional ( Lemhannas ) menekankan pentingnya menjaga stabilitas keamanan di kawasan Indo-Pasifik. Saat ini Indo-Pasifik telah muncul sebagai titik fokus ketegangan geopolitik di antara negara-negara besar.

Hal itu terlihat jelas dari meningkatnya perlombaan senjata antarnegara dan pembentukan aliansi dengan teknologi militer yang sedang berkembang pesat.

Pembahasan mengenai pentingnya menjaga stabilitas keamanan di kawasan Indo Pasifik tersebut terungkap dalam acara Jakarta Geopolitical Forum (JGF) VIII/2024 yang diselenggarakan Lemhannas bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) selama dua hari mulai 25-26 September 2024 di Hotel Ritz-Carlton, Kuningan, Jakarta.



Kegiatan yang mengangkat tema “Addressing Geo-Maritime Resilience Challenges in the IndoPacific” ini dihadiri 300 peserta dari berbagai kementerian/lembaga, kedutaan besar serta lembaga think tank dari dalam dan luar negeri.

JGF VIII/2024 ini mengusung empat sub tema yang akan dibahas pada sesi pleno yakni, Geopolitics and Maritime Whole-Of-Government in The Region, Strategic Partnership For Sustainable Maritime Industry, Maritime Security and Challenges in The Region, dan Projecting Future Challenges in Maritime Security.



“Para pembicara akan menyampaikan berbagai ide-ide konstruktif dan bertukar perspektif tentang kompleksitas tantangan geopolitik serta ketahanan maritim di kawasan Indo Pasifik, potensi kolaborasi dan kerja sama antara negara-negara, pertumbuhan ekonomi maritim berkelanjutan, serta proyeksi berbagai isu kemaritiman terkini,” ujar Professional Expert of the National Resilience Institute Lemhannas RI Dadan Umar Daihani, Rabu (25/9/2024).

Selama ini, kata dia, perdebatan dan studi tentang ruang maritim sebagian besar berpusat pada gagasan konvensional tentang kekuatan laut dan geostrategi, serta institusi dan norma yang berkaitan dengan hukum laut. Topik-topik tersebut masih signifikan hingga saat ini. Akan tetapi, sejak tahun 2000-an, bidang kemaritiman telah menjadi lebih rumit dan memiliki banyak sisi sejak.

Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, meliputi globalisasi, pertumbuhan ekonomi, ketergantungan negara-negara satu sama lain, persaingan untuk mendapatkan sumber daya yang terbatas, ancaman yang muncul, meningkatnya kekhawatiran tentang perubahan iklim, dan kemajuan teknologi maritim. Meningkatnya kerentanan dan fragmentasi dalam bidang kemaritiman turut mengancam aksebilitasnya.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Respons Pengesahan RUU...
Respons Pengesahan RUU TNI, Gubernur Lemhannas: Supremasi Sipil Harus Dijunjung Tinggi
RUU TNI Dikebut Rampung...
RUU TNI Dikebut Rampung sebelum Lebaran, Ketua Komisi I DPR: Di Politik, Paling Repot Cari Titik Temunya
RUU TNI, Pemerintah...
RUU TNI, Pemerintah dan DPR Bahas soal Posisi TNI di Bawah Presiden atau Kemhan
Lemhannas Paparkan 4...
Lemhannas Paparkan 4 Konsensus Dasar, Tujuannya Kepala Daerah Jadi Negarawan
Retreat Kepala Daerah,...
Retreat Kepala Daerah, Gubernur Lemhannas Ajak Wujudkan Pemerintahan Berintegritas
Retreat Kepala Daerah...
Retreat Kepala Daerah di Magelang, Gubernur Lemhannas Beri Materi Kebangsaan
Deddy Corbuzier Tak...
Deddy Corbuzier Tak Ambil Gaji Stafsus Menhan, Ini Mekanisme Pengembaliannya
Deddy Corbuzier Janji...
Deddy Corbuzier Janji Tak Ambil Gaji dan Tunjangan Stafsus Menhan, Kemhan Tetap Alokasikan
7 Fakta Deddy Corbuzier...
7 Fakta Deddy Corbuzier Jadi Stafsus Menhan, Menuai Sorotan di Tengah Kebijakan Efisiensi Anggaran
Rekomendasi
H+1 Lebaran, 11.874...
H+1 Lebaran, 11.874 Kendaraan Berangkat Arah Jakarta via Kalikangkung
Lebih dari 2.000 Orang...
Lebih dari 2.000 Orang Tewas akibat Gempa Myanmar, 700 Muslim Meninggal di Masjid
China Gelar Latihan...
China Gelar Latihan Militer Dekat Taiwan, AS Kirim Jet Tempur F-16 Block 70 Viper
Berita Terkini
Hadapi Arus Balik, Jasa...
Hadapi Arus Balik, Jasa Marga Siapkan Pengalihan Lalin dari Transjawa ke Jakarta
29 menit yang lalu
Lebaran: Diplomasi,...
Lebaran: Diplomasi, Solidaritas, dan Harapan bagi Peradaban Global
1 jam yang lalu
Budi Arie Sowan ke Jokowi,...
Budi Arie Sowan ke Jokowi, Dapat Pesan soal Koperasi Desa Merah Putih
2 jam yang lalu
2 Makna Silaturahmi...
2 Makna Silaturahmi Didit Prabowo ke Mega, SBY, dan Jokowi
3 jam yang lalu
228 Kecelakaan Terjadi...
228 Kecelakaan Terjadi saat Lebaran, 22 Orang Tewas, 287 Luka-luka
3 jam yang lalu
Gempa Besar M6,3 Guncang...
Gempa Besar M6,3 Guncang Maluku Barat Daya, Begini Analisa BMKG
4 jam yang lalu
Infografis
Danau Laguna Verde,...
Danau Laguna Verde, Danau Paling Beracun di Dunia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved