PDIP: Pemuda Harus Progresif, tapi Tetap Punya Jati Diri

Senin, 28 Oktober 2019 - 19:27 WIB
PDIP: Pemuda Harus Progresif, tapi Tetap Punya Jati Diri
PDIP: Pemuda Harus Progresif, tapi Tetap Punya Jati Diri
A A A
JAKARTA - Peringatan Sumpah Pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober diharapkan tidak hanya slogan atau seremoni semata.

Sumpah Pemuda harus dimaknai sebagai momentum kebangkitan semangat progresif di kalangan generasi muda.

Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto saat menghadiri lomba pidato dan puisi yang disertai dengan seminar kepemudaan dengan tema Pemuda Yang Berjati Diri Indonesia di GOR Bulungan, Jakarta Selatan, Senin (28/10/2019).

Melalui peringatan Sumpah Pemuda, Hasto mengajak pemuda untuk membangun bangsa. Pemuda dikatakannya tetap harus menjadi pelopor dalam memikirkan kemajuan bangsa, serta tampil progresif tanpa melupakan jati diri sebagai bangsa Indonesia.

"Bung Karno dikenal karena pemikiran yang visioner. Banyak yang berpikir kenapa Bung Karno mendirikan Partai Nasional Indonesia. Ternyata kekuatan politik itu harus disiplin pada ideologi, jati diri," kata Hasto dalam sambutannya.

Hasto juga melihat bunyi tiga keputusan dalam merumuskan Sumpah Pemuda merupakan prestasi luar biasa. Banyak negara yang mencoba mengikat persatuan dengan satu bahasa, tetapi gagal mencobanya.

"Pemuda itu harus progresif, enggak apa-apa, asal berjati diri Indonesia," katanya. (Baca Juga: Mega Disebut Masih Dendam, PDIP: Politik Andi Arief Tidak Beretika)

Dia pun menjelaskan kepala daerah dari PDIP persentasinya paling banyak dari pemuda. "PDI Perjuangan selalu memberikan ruang bagi orang muda untuk berekspresi secara politik, ekonomi dan kebudayaan," ucap Hasto.

Dia mencontohkan kepala daerah yang paling banyak diisi kaum muda berasal dari partai pimpinan Megawati Soekarnoputri ini. Begitu juga anggota legislatif.

"Secara akumulatif, secara persentase, biar fair. Persentase anggota legislatif yang paling banyak anak mudanya, kami yakin PDI Perjuangan. Bagaimana organisasi pemuda yang modern, juga diterapkan oleh PDI Perjuangan. Sehingga kita menerapkan dari sistem dengan psikotest, dan menjadi partai digital, itu juga PDI Perjuangan," ungkap Hasto.

Usai melihat sejumlah pemuda dan pemudi berpidato di acara itu, Hasto melihat banyak peserta berbicara tentang gagasan Proklamator Bung Karno.

"Saya merasakan Bung Karno getarannya semakin kuat dan dipahami oleh pemuda indonesia. Tetapi, belajar dari Bung Karno tidak hanya menghafal, tapi melihat seluruh dialektika pemikirannya," kata Hasto dalam sambutannya.

Sementara itu, Kepala Sekertariat DPP Banteng Muda Indonesia (BMI) Narendra Kiemas mengatakan, dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda, total ada 18 peserta yang mengikuti lomba baca puisi dan pidato. Peserta paling muda berusia sebelas tahun.

"Dari sinilah bahwa Sumpah Pemuda masih bermakna. Bahwa kita, pemuda masih melihat ada teman-teman yang lebih muda, lebih semangat dari kita. Umur sebelas tahun, menyiapkan puisi tentang keindonesiaan," kata Narendra.

Menurut dia, inti kegiatan ini adalah, BMI adalah benar-benar mengikuti zaman now, di mana mendukung PDIP sebagai partai pelopor dan partai kekinian.

"Karena Mas Hasto ini selalu sekjen sudah sangat now sekali. Sudah dua kali menjabat sebagai Sekretaris Jenderal. Itu sejarah," kata Narenda.

Dalam acara seminar, hadir narasumber di antaranya sejarawan Bonny Triyana, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Ineu Purwadita, anggota DPR Gilang Dhielafararez, anggota DPRD DKI Jakarta Agustina Hermanto atau Tina Toon dan politikus PDIP Indra Kramadipa.

Selain itu dalam acara hadir juga anggota DPR Putra Nababan dan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5358 seconds (0.1#10.140)