Pemerintahan Prabowo Diminta Manfaatkan Ruang Laut untuk Infrastruktur Digital
loading...
A
A
A
Optimalisasi pemanfaatan ruang laut untuk kegiatan digitalisasi pun sangat terbuka lebar mengingat letak geografis Indonesia yang stragegis. Misalnya laut Indonesia menjadi jalur alternatif bagi kabel laut dari Amerika Serikat menuju Singapura, melalui perairan Sulawesi. Belum lagi persoalan geopolitik di Laut China Selatan (LCS) yang membuat perairan Indonesia menjadi pilihan operator untuk menggelar SKKL.
Senada, Sekjen Partnership Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecerdasan Artifisial (Korika) Sri Safitri mengakui besarnya potensi sektor kelautan dan perikanan untuk mendukung tercapainya target pertumbuhan ekonomi 8%. Sebagai negara bahari, Indonesia memilki potensi ekonomi kelautan dan perikanan yang besar.
Namun untuk mengoptimalkan potensi tersebut perlu adanya digitalisasi. Teknologi dinilainya dapat dipakai untuk mendukung peningkatan produktivitas nelayan, pengawasan, hingga distribusi bantuan pemerintah ke masyarakat nelayan yang tepat sasaran.
“Tentunya sangat mampu karena laut Indonesia sangat kaya. Ini tentu belum dieksplorasi secara optimal. Saya kira banyak hal yang bisa dilakukan untuk digitalisasi dari sisi perikanan. Digitalisasi bisa membantu nelayan untuk meningkatkan hasil tangkapan. Kemudian dari sisi KKP, bisa melihat daerah-daerah mana yang memiliki banyak potensi perikanan melalui teknologi AI,” bebernya.
Sementara itu, Editor Buku Strategi Transformasi Bangsa Prabowo Subianto, Dirgayuza Setiawan yang juga menjadi pembicara dalam forum tersebut, menjelaskan strategi pemerintah ke depan dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%.
Pertumbuhan ekonomi akan didorong melalui program pemerintah, BUMN, hingga peran swasta dari skala besar hingga UMKM. Program digitalisasi pun menjadi bagian dalam mendukung pertumbuhan ekonomi 8% tersebut.
“Apa saja program yang akan dikerjakan? Contohnya AI data center. Ini adalah opportunity yang sangat besar buat kita. Ada juga carbon capture and storage, kemudian revitalisasi hulu migas, lalu ada program hilirisasi, dan lainnya. Lalu pembangkit EBT, transmisi listrik, dan lainnya,” beber Yuza
Senada, Sekjen Partnership Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecerdasan Artifisial (Korika) Sri Safitri mengakui besarnya potensi sektor kelautan dan perikanan untuk mendukung tercapainya target pertumbuhan ekonomi 8%. Sebagai negara bahari, Indonesia memilki potensi ekonomi kelautan dan perikanan yang besar.
Namun untuk mengoptimalkan potensi tersebut perlu adanya digitalisasi. Teknologi dinilainya dapat dipakai untuk mendukung peningkatan produktivitas nelayan, pengawasan, hingga distribusi bantuan pemerintah ke masyarakat nelayan yang tepat sasaran.
“Tentunya sangat mampu karena laut Indonesia sangat kaya. Ini tentu belum dieksplorasi secara optimal. Saya kira banyak hal yang bisa dilakukan untuk digitalisasi dari sisi perikanan. Digitalisasi bisa membantu nelayan untuk meningkatkan hasil tangkapan. Kemudian dari sisi KKP, bisa melihat daerah-daerah mana yang memiliki banyak potensi perikanan melalui teknologi AI,” bebernya.
Sementara itu, Editor Buku Strategi Transformasi Bangsa Prabowo Subianto, Dirgayuza Setiawan yang juga menjadi pembicara dalam forum tersebut, menjelaskan strategi pemerintah ke depan dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%.
Pertumbuhan ekonomi akan didorong melalui program pemerintah, BUMN, hingga peran swasta dari skala besar hingga UMKM. Program digitalisasi pun menjadi bagian dalam mendukung pertumbuhan ekonomi 8% tersebut.
“Apa saja program yang akan dikerjakan? Contohnya AI data center. Ini adalah opportunity yang sangat besar buat kita. Ada juga carbon capture and storage, kemudian revitalisasi hulu migas, lalu ada program hilirisasi, dan lainnya. Lalu pembangkit EBT, transmisi listrik, dan lainnya,” beber Yuza
(cip)