Jazilul Fawaid Raih Gelar Doktor Ilmu Pemerintahan IPDN
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua MPR Jazilul Fawa idkembali meraih gelar doktor. Kali ini, gelar doktor Ilmu Pemerintahan diraih dari Institut Ilmu Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Sebelumnya pada Februari 2020 lalu, gelar doktor juga diraih dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dalam bidang Manajemen Sumber Daya Manusia.
Gelar Doktor Ilmu Pemerintahan kali ini diraih setelah dirinya menjalani Sidang Terbuka Promosi Doktor pada Selasa (25/8/2020). Hadir dalam sidang terbuka, selain Rektor IPDN, promotor, dan penguji, juga ada Wakil Ketua MPR Syarief Hasan dan Fadel Muhammad, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah, Sekjen MPR Ma’ruf Cahyono, Kabiro Humas Setjen MPR Siti Fauziah, pihak keluarga Jazilul Fawaid dan sejumlah politikus PKB.
“Saya bersyukur bisa lulus doktor,” ujar Wakil Ketua Umum DPP PKB itu, usai menjalani sidang doktoral.
Sebelum mendapat gelar doktor di IPDN dan UNJ, pria yang biasa disapa Gus Jazil ini lebih dulu menempuh program S2 di Institut Ilmu Al Quran Jakarta dan program S1 di Fakultas Syariah PTIQ Jakarta. Pria asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, itu berharap ilmu-ilmu yang telah ditekuni dapat bermanfaat bagi dirinya, keluarga, dan yang lebih utama bermanfaat bagi orang banyak.
“Dalam tradisi pesantren ada ungkapan, Ya Allah hindarkanlah kami dari ilmu yang tidak bermanfaat,” tambahnya.( )
Untuk menyelesaikan program S3 di IPDN, Jazilul Fawaid menyebut dirinya membutuhkan waktu empat tahun. “Saya harus bekerja keras untuk menyelesasikan disertasi ini,” ungkapnya.
Dia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi semangat dan dukungan sehingga program itu bisa diselesaikan. Apa yang ditimba di IPDN menurut pria yang akrab dipanggil Gus Jazil itu menjadi bekal bagi dirinya untuk bisa lebih berkhimat dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai Pimpinan MPR maupun tugas-tugas kenegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan lainnya.
Dalam menempuh program S3 ilmu pemerintahan, Koordinator Nasional Nusantara Mengaji itu harus belajar teori-teori ilmu pemerintahan dan masalah-masalah organisasi.
Dia menjelaskan judul disertasi diambil sebelum dirinya menjadi Wakil Ketua MPR yakni ‘Pengaruh Iklim Organisasi, Koordinasi, dan Komitmen Organisasi Terhadap Kepemimpinan Kolektif Kolegial di Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia’.
Dari disertasi itu, dirinya menyebut 10 pimpinan yang ada di MPR, 9 fraksi dan satu kelompok DPD, membuat semua aspirasi terwakili. “Hal demikian membuat situasi menjadi kondusif,” paparnya.
Adanya sepuluh pimpinan, kata Gus Jazil, menunjukkan MPR mampu beradaptasi dengan sangat cepat terhadap kompleksitas, dinamika, dan tantangan yang dihadapi. Dengan menganut kepemimpinan kolektif kolegial di MPR, dirinya yakin akan efektivitas dan efisiensi yang ditimbulkan.
“Perubahan dapat direspons dengan cermat dan bijak sehingga keputusan kelembagaan MPR merefleksikan kesamaan pemikiran dan mufakat dari segenap pimpinan dan anggota,” paparnya.
Menurut dia, harapan masyarakat kepada MPR sangat besar. Ia berharap lembaga ini menjadi garda terdepan dalam melindungi dan menegakkan konstitusi. “MPR diharapkan dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga yang konsisten dan persisten dalam menyosialisasikan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika," katanya.
Atas disertasinya, tim penguji yang terdiri atas Rektor IPDN Hadi Prabowo, Ermaya Suradinata, Ngadisah, Aries Djaenuri, Deti Mulyati, Kusworo, dan Layla Kurniawati, mengganjar promovendus Jazilul Fawaid dengan predikat Cumlaude.
Gelar Doktor Ilmu Pemerintahan kali ini diraih setelah dirinya menjalani Sidang Terbuka Promosi Doktor pada Selasa (25/8/2020). Hadir dalam sidang terbuka, selain Rektor IPDN, promotor, dan penguji, juga ada Wakil Ketua MPR Syarief Hasan dan Fadel Muhammad, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah, Sekjen MPR Ma’ruf Cahyono, Kabiro Humas Setjen MPR Siti Fauziah, pihak keluarga Jazilul Fawaid dan sejumlah politikus PKB.
“Saya bersyukur bisa lulus doktor,” ujar Wakil Ketua Umum DPP PKB itu, usai menjalani sidang doktoral.
Sebelum mendapat gelar doktor di IPDN dan UNJ, pria yang biasa disapa Gus Jazil ini lebih dulu menempuh program S2 di Institut Ilmu Al Quran Jakarta dan program S1 di Fakultas Syariah PTIQ Jakarta. Pria asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, itu berharap ilmu-ilmu yang telah ditekuni dapat bermanfaat bagi dirinya, keluarga, dan yang lebih utama bermanfaat bagi orang banyak.
“Dalam tradisi pesantren ada ungkapan, Ya Allah hindarkanlah kami dari ilmu yang tidak bermanfaat,” tambahnya.( )
Untuk menyelesaikan program S3 di IPDN, Jazilul Fawaid menyebut dirinya membutuhkan waktu empat tahun. “Saya harus bekerja keras untuk menyelesasikan disertasi ini,” ungkapnya.
Dia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi semangat dan dukungan sehingga program itu bisa diselesaikan. Apa yang ditimba di IPDN menurut pria yang akrab dipanggil Gus Jazil itu menjadi bekal bagi dirinya untuk bisa lebih berkhimat dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai Pimpinan MPR maupun tugas-tugas kenegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan lainnya.
Dalam menempuh program S3 ilmu pemerintahan, Koordinator Nasional Nusantara Mengaji itu harus belajar teori-teori ilmu pemerintahan dan masalah-masalah organisasi.
Dia menjelaskan judul disertasi diambil sebelum dirinya menjadi Wakil Ketua MPR yakni ‘Pengaruh Iklim Organisasi, Koordinasi, dan Komitmen Organisasi Terhadap Kepemimpinan Kolektif Kolegial di Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia’.
Dari disertasi itu, dirinya menyebut 10 pimpinan yang ada di MPR, 9 fraksi dan satu kelompok DPD, membuat semua aspirasi terwakili. “Hal demikian membuat situasi menjadi kondusif,” paparnya.
Adanya sepuluh pimpinan, kata Gus Jazil, menunjukkan MPR mampu beradaptasi dengan sangat cepat terhadap kompleksitas, dinamika, dan tantangan yang dihadapi. Dengan menganut kepemimpinan kolektif kolegial di MPR, dirinya yakin akan efektivitas dan efisiensi yang ditimbulkan.
“Perubahan dapat direspons dengan cermat dan bijak sehingga keputusan kelembagaan MPR merefleksikan kesamaan pemikiran dan mufakat dari segenap pimpinan dan anggota,” paparnya.
Menurut dia, harapan masyarakat kepada MPR sangat besar. Ia berharap lembaga ini menjadi garda terdepan dalam melindungi dan menegakkan konstitusi. “MPR diharapkan dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga yang konsisten dan persisten dalam menyosialisasikan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika," katanya.
Atas disertasinya, tim penguji yang terdiri atas Rektor IPDN Hadi Prabowo, Ermaya Suradinata, Ngadisah, Aries Djaenuri, Deti Mulyati, Kusworo, dan Layla Kurniawati, mengganjar promovendus Jazilul Fawaid dengan predikat Cumlaude.
(dam)