Makna Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI di IKN: Bangun Optimisme Masa Depan Bangsa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi saksi peringatan ke-79 Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Upacara ini bukan sekadar seremonial, tetapi menjadi momentum bersejarah untuk membangkitkan optimisme tentang masa depan bangsa.
Pandangan ini disampaikan oleh Dosen Administrasi Publik Universitas Krisnadwipayana, Imam Rozikin. Menurutnya, dengan konsep kota hijau yang dilengkapi teknologi canggih, IKN dirancang sebagai simbol harapan untuk Indonesia yang lebih merata dan modern.
"IKN merupakan langkah awal menuju visi Indonesia yang lebih maju, adil, dan berkelanjutan," ujar Imam Rozikin, Sabtu (17/8/2024).
Menurut Imam, IKN tidak hanya menjadi lokasi pembangunan fisik, tetapi juga laboratorium hidup bagi teknologi pintar dan ramah lingkungan yang terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari.
"IKN akan menjadi model kota masa depan yang cerdas serta menjaga keseimbangan alam," ujarnya.
Konsep kota hijau ini adalah langkah strategis yang berorientasi pada masa depan. Dengan 70 persen area hijau, IKN berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan dan peningkatan kualitas hidup penduduk.
"Implementasi kota hijau di IKN bukan sekadar gagasan konseptual, melainkan representasi komitmen terhadap keberlanjutan yang dapat menjadi inspirasi bagi kota-kota lain di Indonesia," jelasnya.
Lebih lanjut, IKN diharapkan menjadi arena inovasi perkotaan yang mengundang kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Melalui pendekatan laboratorium hidup, IKN memungkinkan pengembangan kebijakan perkotaan yang responsif dan relevan dengan kebutuhan masa kini dan masa depan.
Selain teknologi dan keberlanjutan, pembangunan IKN juga menekankan prinsip keadilan. Dengan mengacu pada teori pemerataan, IKN diharapkan mengurangi ketimpangan regional, khususnya antara wilayah barat dan timur Indonesia, serta meningkatkan akses terhadap layanan dasar di Kalimantan dan sekitarnya.
"Pembangunan IKN diharapkan mampu mendistribusikan sumber daya secara lebih adil," kata Pengurus Pusat Ikatan Keluarga Alumni Kebangsaan Lemhannas/IKABNAS ini.
Pembangunan IKN juga memberikan kesempatan untuk memperbaiki ketidakberimbangan spasial yang telah lama ada. Masyarakat lokal di Kalimantan Timur diharapkan menjadi penerima manfaat utama dari pembangunan ini, baik melalui penciptaan lapangan kerja, peningkatan akses pendidikan, maupun layanan kesehatan.
"Dengan demikian, IKN bukan hanya proyek prestisius, tetapi juga langkah konkret menuju pemerataan dan keadilan sosial di Indonesia," tegas Imam.
Penyelenggaraan upacara pertama kali di Halaman Istana Negara IKN menjadi momen refleksi atas pencapaian dan tantangan yang masih ada. Meskipun IKN mencerminkan optimisme besar, banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memastikan keberhasilannya, terutama dalam memenuhi aspirasi masyarakat luas, termasuk masyarakat adat dan kelompok rentan.
"IKN memiliki potensi besar menjadi katalis perubahan yang berdampak luas bagi seluruh negeri," tutur Imam.
Keberhasilan IKN akan dinilai dari kemampuannya mengurangi ketimpangan dan meningkatkan kualitas hidup seluruh warga negara Indonesia. Melalui momentum upacara yang sakral ini, visi Indonesia yang lebih cerah, inklusif, dan adil dapat diwujudkan.
"IKN bukan hanya lambang kemandirian bangsa, tetapi juga representasi komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan hidup dan keadilan sosial," tutupnya.
Pandangan ini disampaikan oleh Dosen Administrasi Publik Universitas Krisnadwipayana, Imam Rozikin. Menurutnya, dengan konsep kota hijau yang dilengkapi teknologi canggih, IKN dirancang sebagai simbol harapan untuk Indonesia yang lebih merata dan modern.
"IKN merupakan langkah awal menuju visi Indonesia yang lebih maju, adil, dan berkelanjutan," ujar Imam Rozikin, Sabtu (17/8/2024).
Menurut Imam, IKN tidak hanya menjadi lokasi pembangunan fisik, tetapi juga laboratorium hidup bagi teknologi pintar dan ramah lingkungan yang terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari.
"IKN akan menjadi model kota masa depan yang cerdas serta menjaga keseimbangan alam," ujarnya.
Konsep kota hijau ini adalah langkah strategis yang berorientasi pada masa depan. Dengan 70 persen area hijau, IKN berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan dan peningkatan kualitas hidup penduduk.
"Implementasi kota hijau di IKN bukan sekadar gagasan konseptual, melainkan representasi komitmen terhadap keberlanjutan yang dapat menjadi inspirasi bagi kota-kota lain di Indonesia," jelasnya.
Lebih lanjut, IKN diharapkan menjadi arena inovasi perkotaan yang mengundang kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Melalui pendekatan laboratorium hidup, IKN memungkinkan pengembangan kebijakan perkotaan yang responsif dan relevan dengan kebutuhan masa kini dan masa depan.
Selain teknologi dan keberlanjutan, pembangunan IKN juga menekankan prinsip keadilan. Dengan mengacu pada teori pemerataan, IKN diharapkan mengurangi ketimpangan regional, khususnya antara wilayah barat dan timur Indonesia, serta meningkatkan akses terhadap layanan dasar di Kalimantan dan sekitarnya.
"Pembangunan IKN diharapkan mampu mendistribusikan sumber daya secara lebih adil," kata Pengurus Pusat Ikatan Keluarga Alumni Kebangsaan Lemhannas/IKABNAS ini.
Pembangunan IKN juga memberikan kesempatan untuk memperbaiki ketidakberimbangan spasial yang telah lama ada. Masyarakat lokal di Kalimantan Timur diharapkan menjadi penerima manfaat utama dari pembangunan ini, baik melalui penciptaan lapangan kerja, peningkatan akses pendidikan, maupun layanan kesehatan.
"Dengan demikian, IKN bukan hanya proyek prestisius, tetapi juga langkah konkret menuju pemerataan dan keadilan sosial di Indonesia," tegas Imam.
Penyelenggaraan upacara pertama kali di Halaman Istana Negara IKN menjadi momen refleksi atas pencapaian dan tantangan yang masih ada. Meskipun IKN mencerminkan optimisme besar, banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memastikan keberhasilannya, terutama dalam memenuhi aspirasi masyarakat luas, termasuk masyarakat adat dan kelompok rentan.
"IKN memiliki potensi besar menjadi katalis perubahan yang berdampak luas bagi seluruh negeri," tutur Imam.
Keberhasilan IKN akan dinilai dari kemampuannya mengurangi ketimpangan dan meningkatkan kualitas hidup seluruh warga negara Indonesia. Melalui momentum upacara yang sakral ini, visi Indonesia yang lebih cerah, inklusif, dan adil dapat diwujudkan.
"IKN bukan hanya lambang kemandirian bangsa, tetapi juga representasi komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan hidup dan keadilan sosial," tutupnya.
(maf)