7 Fakta Alex Kawilarang, Sosok Jenderal Tampan Pendiri Kopassus

Sabtu, 10 Agustus 2024 - 05:20 WIB
loading...
A A A
Dirinya juga pernah menjabat sebagai Gubernur Militer wilayah Aceh dan Sumatera Utara merangkap Wakil Koordinator Keamanan dengan pangkat kolonel di tahun 1949. Bahkan di usianya yang baru menginjak 30 tahun, ia telah diangkat sebagai Panglima Operasi Pasukan Ekspedisi pada 15 April 1950.

5. Pernah Memarahi Soeharto

Kisah ini datang ketika Kawilarang menjabat sebagai Panglima TT VII/Indonesia Timur, Kawilarang baru saja melapor kepada Presiden Soekarno bahwa keadaan di Makassar sudah aman. Namun Soekarno malah menyodorkan sebuah radiogram yang baru saja diterimanya yang melaporkan bahwa pasukan KNIL Belanda sudah menduduki Makassar.

Ternyata itu disebabkan karena pasukan yang seharusnya mempertahankan kota Makassar, telah melarikan diri ke Lapangan Udara Mandai. Kawilarang marah besar dan segera kembali ke Makassar.

Setibanya di lapangan udara ia langsung memarahi komandan Brigade Mataram, Letkol Soeharto. Dalam satu wawancara, Kawilarang membantah bahwa ia menyerang Soeharto, tetapi ia mengakui bahwa dia harus menegurnya pada waktu itu.

Sejarawan dan tokoh pemuda 1945, Des Alwi menyebutkan jika tindakan Kawilarang pada Soeharto ini membuatnya tidak pernah dimaafkan oleh Presiden Kedua RI itu. Sehingga sampai Kawilarang meninggal, Soeharto tidak pernah berbicara dengan bekas atasannya itu.

6. Membentuk Kopassus

Pengalaman pertempuran di Maluku mendorong Kawilarang untuk membentuk pasukan yang menjadi cikal bakal Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Namun ada pula pendapat yang menyebut jika ide pasukan khusus ini adalah gagasan Kawilarang dan Riyadi.

Pada 15 April 1952, Kawilarang mendirikan Kesatuan Komando Tentara Territorium III (Kesko TT) di Batujajar, Jawa Barat, ketika ia menjadi Panglima TT III/Siliwangi. Dirinya lantas meminta Moch. Idjon Djanbi, seorang mantan komando KNIL, untuk melatih unit tersebut.

7. Ikut Serta dalam Permesta

Pada tahun 1958 ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai atase militer di Amerika Serikat untuk bergabung dengan pemberontakan Permesta di mana ia harus melawan pasukan Kopassus yang ia bentuk sebelumnya.

Keterlibatannya dalam Permesta menghentikan karier militernya dengan TNI, tetapi ia tetap populer dan aktif dalam komunitas angkatan bersenjata sampai masa tuanya.
(abd)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1065 seconds (0.1#10.140)