Irjen Pol (Purn) Hamidin Aji Amin, Praktisi Terorisme yang Hobi Menulis dan Melukis
loading...
A
A
A
Hamidin mengaku, hobi melukis sudah dilakoninya sejak kecil, saat duduk di bangku sekolah dasar (SD). Bahkan, saat menjabat Kapolda Sulsel, lukisannya pernah laku seharga Rp200 juta. “Waktu itu lukisan saya dilelang. Uang hasil lelang lukisan itu saya sumbangkan semuanya ke korban gempa Palu,” tandasnya.
Hamidin Aji Amin (topi koboi) panen jeruk di kampung halamannya,
Kota Pagaralam, Provinsi Sumatera Selatan.
Tentang hubungan antara profesi seseorang, seni dan keindahan, Hamidin pernah menulis di dinding IG-nya @hamidin_ajiamin. “Ada pertanyaan apakah profesi dan seni itu ada hubungannya? Pertanyaan yang unik, susah dijawab. Dan tentu, hanya seniman itu sendiri yang bisa menjawab. Bisa dibayangkan di Prancis dulu konon sebagian algojo pada era Raja Louis ke-16 dan Maria Antoinete, yang biasa menurunkan rantai gouletine, memenggal kepala orang yang divonis mati, sebagian mereka mempunyai hobby melukis dan berdansa,” tulis Hamidin.
“Mungkin kita juga masih ingat siapa Rembrant Harmenzoon van Rijn seorang seniman grafis asal Belanda. Kisah hidup dan cintanya bersama Saskia Nan Uylernburgh dengan romantisme mereka yang menikah tahun 1633. Setelah kematian Saskia yang berumur 29 tahun merubah karakter lukisannya Rembrant mengatakan dunia ini sadis. Tapi malah lukisannya kian terkenal.”
“Jadi seorang seniman tidak selalu identik dengan kelembutan. Tapi bagiku seni adalah seni, kehidupan yang keras tidak akan mempengaruhi kemampuan melakukan hal-hal seni. Malah kala galau, kala melihat dunia gonjang ganjing, profesimu dihujat…yang terindah adalah melakukan perbuatan yang penuh seni. Biarlah dunia keras, kekejaman di luar sana sadis, saling bunuh membunuh, saling fitnah, hoaking…yang penting kuas dan cat ini tetap bergoyang dan bergerak sesuai dengan naluri yang senantiasa indah…”
Hamidin Aji Amin (topi koboi) panen jeruk di kampung halamannya,
Kota Pagaralam, Provinsi Sumatera Selatan.
Tentang hubungan antara profesi seseorang, seni dan keindahan, Hamidin pernah menulis di dinding IG-nya @hamidin_ajiamin. “Ada pertanyaan apakah profesi dan seni itu ada hubungannya? Pertanyaan yang unik, susah dijawab. Dan tentu, hanya seniman itu sendiri yang bisa menjawab. Bisa dibayangkan di Prancis dulu konon sebagian algojo pada era Raja Louis ke-16 dan Maria Antoinete, yang biasa menurunkan rantai gouletine, memenggal kepala orang yang divonis mati, sebagian mereka mempunyai hobby melukis dan berdansa,” tulis Hamidin.
“Mungkin kita juga masih ingat siapa Rembrant Harmenzoon van Rijn seorang seniman grafis asal Belanda. Kisah hidup dan cintanya bersama Saskia Nan Uylernburgh dengan romantisme mereka yang menikah tahun 1633. Setelah kematian Saskia yang berumur 29 tahun merubah karakter lukisannya Rembrant mengatakan dunia ini sadis. Tapi malah lukisannya kian terkenal.”
“Jadi seorang seniman tidak selalu identik dengan kelembutan. Tapi bagiku seni adalah seni, kehidupan yang keras tidak akan mempengaruhi kemampuan melakukan hal-hal seni. Malah kala galau, kala melihat dunia gonjang ganjing, profesimu dihujat…yang terindah adalah melakukan perbuatan yang penuh seni. Biarlah dunia keras, kekejaman di luar sana sadis, saling bunuh membunuh, saling fitnah, hoaking…yang penting kuas dan cat ini tetap bergoyang dan bergerak sesuai dengan naluri yang senantiasa indah…”
(hdr)