Menkominfo Diminta Urusi Judi Online Ketimbang Sibuk Boyong 500 Relawan ke IKN
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi diminta mengurusi masalah judi online (judol) hingga peretasan Pusat Data Nasional (PDN) ketimbang sibuk boyong 500 relawan Jokowi ke Ibu Kota Nusantara (IKN). Budi Arie kena sentil Ketua Umum Solidaritas Merah Putih (Solmet) Silfester Matutina.
"Sebagai pejabat publik, apalagi Menkominfo, harusnya sudah fiks jangan ada perubahan karena ini menyangkut bangsa. Menurut saya, tidak elok berbicara masalah relawan di situ (Istana Kepresidenan, red), harusnya tupoksi dia apa, misalnya kita judol nomor 1 di dunia, terus peretasan data nasional, itu yang harus diurus dan dibicarakan ke masyarakat," ujar Silfester di kawasan Jakarta Barat, Minggu (4/8/2024).
Dia mengatakan, jangan sampai masyarakat menilai relawan Jokowi yang diangkat sebagai pejabat negara oleh presiden malah seolah tak punya kompetensi mumpuni, yang ujungnya malah membuat malu semua relawan Jokowi. Dia mengaku tak pernah iri Budi Arie bisa menjadi menteri.
"Kita tetap mendukung, tapi kita juga malu ketika kemarin Meutya Hafid mengatakan suatu kebodohan, seolah presiden mengangkat relawan ini enggak punya kompetensi, tak punya profesionalitas, harusnya Budi Arie bekerja sesuai tupoksi dia, hal begini enggak perlu diurusin," katanya.
Dia menerangkan, Budi Arie bukanlah koordinator relawan Jokowi se-Indonesia. Para relawan Jokowi se-Indonesia tak pernah menunjuk seseorang sebagai koordinator mereka. Maka itu, dia pun kaget kabar 500 relawan Jokowi bakal berangkat ke IKN.
"Perlu diketahui juga Projo salah satu dan bukan yang terbesar, saya bandingkan mungkin (hanya ada) seperempat anggota Projo (dibandingkan jumlah) dari anggota saya (Solmet), karena kami ada di seluruh Indonesia dan luar negeri,” imbuhnya.
“Jadi enggak mungkin organisasi lebih kecil jadi koordinator kalau dia klaim paling besar, paling Jokowi (jadi koordinator) itu boleh saja, tapi kami tidak pernah merasa Budi Arie koordinator kami, karena tidak ada hubungan sama sekali," pungkasnya.
"Sebagai pejabat publik, apalagi Menkominfo, harusnya sudah fiks jangan ada perubahan karena ini menyangkut bangsa. Menurut saya, tidak elok berbicara masalah relawan di situ (Istana Kepresidenan, red), harusnya tupoksi dia apa, misalnya kita judol nomor 1 di dunia, terus peretasan data nasional, itu yang harus diurus dan dibicarakan ke masyarakat," ujar Silfester di kawasan Jakarta Barat, Minggu (4/8/2024).
Dia mengatakan, jangan sampai masyarakat menilai relawan Jokowi yang diangkat sebagai pejabat negara oleh presiden malah seolah tak punya kompetensi mumpuni, yang ujungnya malah membuat malu semua relawan Jokowi. Dia mengaku tak pernah iri Budi Arie bisa menjadi menteri.
"Kita tetap mendukung, tapi kita juga malu ketika kemarin Meutya Hafid mengatakan suatu kebodohan, seolah presiden mengangkat relawan ini enggak punya kompetensi, tak punya profesionalitas, harusnya Budi Arie bekerja sesuai tupoksi dia, hal begini enggak perlu diurusin," katanya.
Dia menerangkan, Budi Arie bukanlah koordinator relawan Jokowi se-Indonesia. Para relawan Jokowi se-Indonesia tak pernah menunjuk seseorang sebagai koordinator mereka. Maka itu, dia pun kaget kabar 500 relawan Jokowi bakal berangkat ke IKN.
"Perlu diketahui juga Projo salah satu dan bukan yang terbesar, saya bandingkan mungkin (hanya ada) seperempat anggota Projo (dibandingkan jumlah) dari anggota saya (Solmet), karena kami ada di seluruh Indonesia dan luar negeri,” imbuhnya.
“Jadi enggak mungkin organisasi lebih kecil jadi koordinator kalau dia klaim paling besar, paling Jokowi (jadi koordinator) itu boleh saja, tapi kami tidak pernah merasa Budi Arie koordinator kami, karena tidak ada hubungan sama sekali," pungkasnya.
(rca)