Tata Kelola SDM Penting bagi ASN untuk Hadapi Era 4.0

Kamis, 01 Agustus 2019 - 06:29 WIB
Tata Kelola SDM Penting bagi ASN untuk Hadapi Era 4.0
Tata Kelola SDM Penting bagi ASN untuk Hadapi Era 4.0
A A A
JAKARTA - Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN) menyebutkan, Aparatur Sipil Negara (ASN) harus siap menghadapi industri 4.0. Di mana salah satu caranya dengan perubahan dari ASN tersebut.

Hal ini dikatakan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional Himawan Arif Sugoto, pada acara Youth Forum Discussion Sindo Weekly di Jakarta, Rabu (31/7/2019).

"Perubahan tersebut harus dimulai dari memberikan contoh bertegur sapa dan tidak merasa seram antara ASN lama dan baru yang nantinya bisa e-laborasi untuk hadapi industri 4.0," ujar Himawan Arif Sugoto.

Himawan menjelaskan, untuk perubahan sistem birokrasi itu, seperti tata kelola sumber daya manusia (SDM). Semisal mencontoh sistem birokrasi pada korporasi di mana anak muda yang masuk sekitaran lima tahun, bakal lebih berkembang berbeda dengan anak muda di pemerintahan.

Menurutnya, anak-anak muda masuk pemerintahan dan sudah lima tahun, pasti kedepannya akan tetap menjadi asisten pemerintahan. Hal ini yang harus diubah untuk dikembangkan lebih baik.

"Kita ingin kedepannya pemimpin di suatu lembaga itu tidak memandang ASN itu lama atau tidaknya. Tapi pengetahuannya dan ilmu dari ASN kepada birokrasi tersebut," ungkapnya.

Di kesempatan yang sama, Kepala PPSDM Kementerian ATR/BPN Virgo Eresta Jaya menambahkan, cara bagaimana ASN yang terbilang sudah berumur untuk dapat menghadapi industri 4.0. PPSDM pun telah menyusun kurikulum digital kompetensi for leader, For middle and top manager.

"Di mana middle dan top manager orang-orang tua dong, bukan orang-orang milenial. Jadi yang kita ajarin bukan mereka bisa coding, bukan mereka bisa vlogging, bukan mereka bisa ngetweet gitu," jelas Virgo.

Kurikulum itu nantinya, kata Virgo, diharapkan dapat dimengerti para leader untuk membuat dan mengolah digital content dengan cara yang baik dan benar.

"Oh kalau membuat twitter itu caranya begini, biarpun enggak harus bisa. Oh kalau membuat vlog tuh begini, terus dia tahu information literasi. Kalau informasi dari sini, harus disaring dulu atau filtering informasi. Data-data ini digabung bisa menjadi informasi yang beneficial, yang memudahkan orang lain untuk mengambil keputusan," katanya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4073 seconds (0.1#10.140)