Potret Hangat Kekerabatan Pendaki Jabodetabek, Saudara Walau Tidak Sedarah
loading...
A
A
A
Pada usia 70 tahun, Don Hasman pernah berjalan kaki dari Saint-Jean-Pied-de-Port, Prancis hingga Katredal Santiago de Compostela, Spanyol, menempuh seribu kilometer dengan tujuan mengabadikan semua yang dilihatnya dengan kamera selama perjalanan. Perjalanan ini ditempuhnya dalam waktu 35 hari. lebih dari 14.000 foto berhasil diperoleh dalam perjalanan ini.
Don Hasman yang kini berusia 84 tahun dan masih sangat bugar bahkan kerap berjalan kaki 30 km sehari, menyatakan alasan ketertarikannya pada fotografi, yaitu "memotret peristiwa kehidupan sehari-hari kita bisa menghentikan waktu dengan melihat hasil foto yang berbeda dengan kejadian setelah kita memotret.
Sementara itu, Syamsirwan Ichien adalah anggota kehormatan Mapala UI yang di masanya senang menjelajah daerah-daerah di Indonesia. Sebagai seorang fotografer, ia kerap mendokumentasikan banyak kegiatan ekspedisi dan aktivitas para petualang Indonesia, salah satunya legenda petualang Norman Edwin.
Pada 1988 silam, Syamsirwan Ichien sempat mendokumentasikan perjalanan seorang jurnalis sekaligus petualang Effendi Sulaiman yang berlayar dengan perahu kayu berukuran kecil. Ekspedisi yang diberi nama Cadik Nusantara ini dilakukan Effendi Sulaiman seorang diri dan sukses berlayar sampai ke Brunei Darussalam.
(Kiri kanan) Ketua Forum Pendaki Jabodetabek Nusron, owner Bumi Cantigi Uncle Ben,
Fotografer senior Don Hasman, anggota Kehormatan Mapala UI Syamsirwan Ichien,
dan jurnalis sekaligus aktivis pencinta alam Hendri T Asworo.
"Saya waktu itu sempat mendokumentasikan ekspedisi tersebut, memotret kapalnya dan sempat juga menjajal kapalnya walau cuma sebentar. Tapi sayang, banyak catatan dan berita di media tentang ekspedisi Cadik Nusantara tersebut, tapi belum juga dibukukan. Jadi generasi muda banyak yang tidak tahu ceritanya, terputus," ujar Ichien.
Selain dua pria hebat itu, acara camping ceria yang dihadiri sekitar 600 pendaki tersebut juga menghadirkan Uncle Ben, selaku owner Camping Ground Bumi Cantigi, Cidahu, Jawa Barat. Dalam kesempatan tersebut, pria yang akrab disapa Kang Iben ini berbagi ilmu dan pengalamannya kepada para pendaki tentang kiat-kiat berbisnis di bincang santai bertajuk “Bisnis Sukses Berbasis Hobi”.
“Saya lihat banyak emak-emak yang berjualan makanan dan berbagai perlengkapan pendakian. Ini sangat bagus, turut menghidupkan kegiatan UMKM. Tinggal ke depannya ditata lebih rapi dan di-manage. Kalau ada acara seperti ini lagi bisa disediakan stan-stan untuk yang berjualan. Produk yang dijual juga bisa lebih beragam,” kata Kang Iben.
Di sela ratusan pendaki yang asyik bercengkrama dan bersenda gurau, ternyata diam-diam juga hadir petualang Abdul Aziz, salah satu kru Ekspedisi Kapal Borobudur dan Ekpedisi Kapal Phoenicia Before Columbus. Kepada sejumlah pendaki yang penasaran dengan petualangannya, laki-laki pendiam yang ‘kurang suka’ keramaian ini sempat menceritakan sekelumit kisah perjalanan ekspedisinya.
“Tidak cukup waktu saya ceritakan semuanya. Cerita perjalanan itu bisa dibaca di media, salah satunya di SINDOnews.com. Dan sudah ada bukunya juga, Susuk Kapal Borubudur dan Di Atas Kapal Firaun,” ujar Aziz, yang pernah menjejakkan kakinya di duapuncak tertinggi dunia, gunung Elbrus dan Kilimanjaro.
Don Hasman yang kini berusia 84 tahun dan masih sangat bugar bahkan kerap berjalan kaki 30 km sehari, menyatakan alasan ketertarikannya pada fotografi, yaitu "memotret peristiwa kehidupan sehari-hari kita bisa menghentikan waktu dengan melihat hasil foto yang berbeda dengan kejadian setelah kita memotret.
Sementara itu, Syamsirwan Ichien adalah anggota kehormatan Mapala UI yang di masanya senang menjelajah daerah-daerah di Indonesia. Sebagai seorang fotografer, ia kerap mendokumentasikan banyak kegiatan ekspedisi dan aktivitas para petualang Indonesia, salah satunya legenda petualang Norman Edwin.
Pada 1988 silam, Syamsirwan Ichien sempat mendokumentasikan perjalanan seorang jurnalis sekaligus petualang Effendi Sulaiman yang berlayar dengan perahu kayu berukuran kecil. Ekspedisi yang diberi nama Cadik Nusantara ini dilakukan Effendi Sulaiman seorang diri dan sukses berlayar sampai ke Brunei Darussalam.
(Kiri kanan) Ketua Forum Pendaki Jabodetabek Nusron, owner Bumi Cantigi Uncle Ben,
Fotografer senior Don Hasman, anggota Kehormatan Mapala UI Syamsirwan Ichien,
dan jurnalis sekaligus aktivis pencinta alam Hendri T Asworo.
"Saya waktu itu sempat mendokumentasikan ekspedisi tersebut, memotret kapalnya dan sempat juga menjajal kapalnya walau cuma sebentar. Tapi sayang, banyak catatan dan berita di media tentang ekspedisi Cadik Nusantara tersebut, tapi belum juga dibukukan. Jadi generasi muda banyak yang tidak tahu ceritanya, terputus," ujar Ichien.
Selain dua pria hebat itu, acara camping ceria yang dihadiri sekitar 600 pendaki tersebut juga menghadirkan Uncle Ben, selaku owner Camping Ground Bumi Cantigi, Cidahu, Jawa Barat. Dalam kesempatan tersebut, pria yang akrab disapa Kang Iben ini berbagi ilmu dan pengalamannya kepada para pendaki tentang kiat-kiat berbisnis di bincang santai bertajuk “Bisnis Sukses Berbasis Hobi”.
“Saya lihat banyak emak-emak yang berjualan makanan dan berbagai perlengkapan pendakian. Ini sangat bagus, turut menghidupkan kegiatan UMKM. Tinggal ke depannya ditata lebih rapi dan di-manage. Kalau ada acara seperti ini lagi bisa disediakan stan-stan untuk yang berjualan. Produk yang dijual juga bisa lebih beragam,” kata Kang Iben.
Di sela ratusan pendaki yang asyik bercengkrama dan bersenda gurau, ternyata diam-diam juga hadir petualang Abdul Aziz, salah satu kru Ekspedisi Kapal Borobudur dan Ekpedisi Kapal Phoenicia Before Columbus. Kepada sejumlah pendaki yang penasaran dengan petualangannya, laki-laki pendiam yang ‘kurang suka’ keramaian ini sempat menceritakan sekelumit kisah perjalanan ekspedisinya.
“Tidak cukup waktu saya ceritakan semuanya. Cerita perjalanan itu bisa dibaca di media, salah satunya di SINDOnews.com. Dan sudah ada bukunya juga, Susuk Kapal Borubudur dan Di Atas Kapal Firaun,” ujar Aziz, yang pernah menjejakkan kakinya di duapuncak tertinggi dunia, gunung Elbrus dan Kilimanjaro.