Ribka Tjiptaning Ingatkan Tanpa Kudatuli Tidak Ada Anak Tukang Kayu Jadi Presiden

Sabtu, 20 Juli 2024 - 15:47 WIB
loading...
Ribka Tjiptaning Ingatkan...
Ketua DPP PDIP Ribka Tjiptaning mengingatkan bahwa tanpa adanya peristiwa Kudatuli atau Kerusuhan 27 Juli 1996, tidak akan lahir Reformasi yang membawa Indonesia pada demokrasi serta kebebasan pers saat ini. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ribka Tjiptaning mengingatkan bahwa tanpa adanya peristiwa Kudatuli atau Kerusuhan 27 Juli 1996, tidak akan lahir Reformasi yang membawa Indonesia pada demokrasi serta kebebasan pers saat ini. Menurutnya, Kudatuli menjadi pemantik lahirnya iklim demokrasi sekaligus mengakhiri hegemoni Presiden Soeharto.

"Kalau tidak ada Kudatuli, tidak ada reformasi," kata wanita yang akrab disapa Mbak Ning ini dalam diskusi bertajuk 'Kudatuli, Kami Tidak Lupa' di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Sabtu (20/7/2024).

Kudatuli merupakan peristiwa pengambilalihan paksa Kantor DPP PDI yang dikuasai Megawati Soekarnoputri oleh massa pendukung Soerjadi. "Kalau tidak ada Reformasi tidak ada anak buruh bisa jadi gubernur, tidak ada Reformasi tidak ada anak petani bisa jadi bupati, wali kota, tidak ada Reformasi tidak ada anak tukang kayu jadi presiden," tegas Mbak Ning.



Hingga 28 tahun berselang, pengorbanan sejumlah elemen masyarakat dalam memperjuangkan demokrasi kala itu kini telah dinikmati banyak pihak, termasuk Jokowi dan keluarganya. "Dulu yang bisa jadi pejabat dari RT, RW, lurah, camat itu pasti Golkar, tapi karena ada peristiwa 27 juli, Reformasi maka ada satu perubahan yang dahsyat yaitu bisa semua anak rakyat mimpinya bisa tercapai," ujarnya.

Lebih jauh Mbak Ning mengingatkan sebelum Tragedi Kudatuli ada Tragedi Gambir. Ia tidak ingin tragedi kekerasan ini luput juga dari ingatan rakyat. Artinya, reformasi tidak berdiri tunggal, ada banyak rentetan peristiwa sebelumnya yang berasal dari kekuatan rakyat melawan rezim otoriter Soeharto yang telah berkuasa 32 tahun.

“Kita sudah digebuk duluan di Gambir. Saya ingat betul saya diselamatkan Pak Pangat Ketua DPC Jakarta Barat walaupun dimasukin taksi, taksinya juga diancurin digebukin macam-macam itulah dulu rezim Soeharto,” pungkasnya.

Turut hadir dalam diskusi tersebut Mantan Aktivis Gerakan Reformasi Partai Rakyat Demokratik (PRD) Wilson Obrigados, jajaran DPP PDIP seperti Sri Rahayu, Yuke Yurike, Bonnie Triyana, serta para organ sayap partai, Ketua Umum Repdem Wanto Sugito. Sedangkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pun turut mengikuti acara tersebut melalui daring.
(rca)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2185 seconds (0.1#10.140)