Rencana Bapanas-Bulog Impor Beras Dipertanyakan di Tengah Kasus Dugaan Mark Up Rp8,5 Triliun

Sabtu, 20 Juli 2024 - 09:36 WIB
loading...
Rencana Bapanas-Bulog...
Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi. Foto: Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Langkah Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Badan Urusan Logistik (Bulog) yang keukeuh melakukan impor beras dari Juni hingga Desember 2024 dipertanyakan. Padahal, ketersediaan stok beras di dalam negeri dinilai cukup tanpa harus impor.

Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi menanggapi klaim Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edhy yang ingin mengutamakan penyerapan produksi dalam negeri untuk stok pangan nasional, namun tetap berencana impor beras pada Juni-Desember 2024 dengan total 2,1 juta ton.



“Ini sebetulnya beras kita cukup. Beras kita cukup untuk kita sendiri, tapi impor beras kelihatannya mencari apa itu mark up. Main-main aja gitu retorika hanya untuk menyenangkan para petani, padahal yang dikasih petani itu bukan madu, tapi racun dengan beras impornya,” ujar Uchok, Sabtu (20/7/2024).

Dia menyarankan Bapanas-Bulog berhenti melakukan impor beras lantaran dapat merugikan petani Indonesia. Selain merugikan petani, impor juga akan merugikan negara dengan adanya dugaan mark up.

“Seharusnya impor disetop, karena impor ini bukan hanya akan merugikan negara. Adanya dugaan mark up juga sangat merugikan petani,” kata Uchok.

Dia berharap Bapanas-Bulog fokus melayani dan meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia melalui penyerapan hasil pangan dalam negeri. Uchok menegaskan hal tersebut menjadi tugas dan kewajiban Bulog sebagai lembaga negara.

“Harusnya Bapanas- Bulog dapat melayani dan meningkatkan kesejahteraan para petani kita sendiri,” ucapnya.

Seperti diberitakan, Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR) Hari Purwanto membeberkan fakta terbaru dari permainan skandal dugaan mark up impor beras. SDR telah melaporkan dugaan mark up impor beras Bapanas-Bulog Gate 2024 ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Bahwa berdasarkan data yang kami temukan diperoleh informasi rata-rata harga yang dikenakan (Bulog) untuk beras seharga USD660/ton Cost, Insurance, and Freight (CIF),” kata Hari, Minggu, 14 Juli 2024.
(jon)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1132 seconds (0.1#10.140)