Minta Masyarakat Tak Boros Pangan, Pernyataan Bapanas Tuai Kritik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional ( Bapanas ) Arief Prasetyo Adi mengajak masyarakat untuk menumbuhkan perilaku stop boros pangan dan membuang-buang makanan terutama pada nasi (beras). Hal itu sebagai upaya pencegahan food waste (sisa pangan) maupun produk hortikultura seperti sayur dan buah-buahan.
Terkait hal itu, anggota Dewan Pakar Partai Gerindra Bambang Haryo Soekartono (BHS) mengatakan, Bapanas seharusnya mencari solusi dan peta jalan pangan agar Indonesia bisa mewujudkan kemandirian pangan.
"Bapanas sebagai pengkoordinir semua lembaga Kementerian yang berkaitan dengan pangan mulai dari, Kementerian Pertanian, Kementerian KKP, Kementerian Perdagangan, Kementerian BUMN (Bulog) dan kepala daerah di semua provinsi dan kabupaten di Indonesia paham dengan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2021, bukan meminta rakyat untuk mengurangi makan nasi," katanya, Jumat (2/8/2024)
Saat ini, masyarakat kalangan bawah sudah mengalami kesulitan membeli beras karena mahalnya harga beras. Bahkan, masyarakat menengah ke atas pun sudah mulai mengurangi konsumsi nasi dengan sendirinya karena takut kelebihan karbohidrat dan gula, maka masyarakat dengan sendirinya mengurangi konsumsi beras.
“Indonesia memiliki 70 juta hektare lahan tanam, untuk pertanian beras sebesar 7 juta hektare. Kalau Pertanian didorong maksimal produktivitasnya, 1 hektare lahan pertanian beras bisa menghasilkan 8 ton gabah secara normal dan maksimal 12 ton gabah sekali panen maka hasil pertanian di Indonesia bisa mencapai 56 juta ton gabah atau sekitar 36 juta ton beras sekali panen,” katanya.
Sedangkan, kebutuhan beras di setiap tahunnya hanya berkisar 31 juta ton. Sehingga seharusnya kita bisa suprlus 6 juta ton beras dengan sekali panen untuk 1 tahun.
"Apabila kita bisa dua kali panen, normalnya sesuai dengan zaman Orde Baru. Maka kita bisa menghasilkan 70 juta ton beras di setiap tahunnya. Sehingga kita punya persediaan pangan di lumbung pangan. Bahkan, kita bisa mengekspor ke negara yang membutuhkan. Padahal di Thailand tanam dan panen beras bisa 4-5 kali dalam satu tahun," imbuhnya.
Anggota DPR terpilih periode 2024-2029 ini menyebut, seharusnya Bapanas memaksimalkan hasil pangan. Menurut dia, pernyataan Bapanas agar masyarakat menanam cabe rawit di rumah karena harga cabe sangat mahal di Indonesia menunjukkan ketidakmampuannya dalam mengkoordinasikan stakeholders pangan untuk stabilitas 11 komoditas pangan yang harus dijamin oleh pemerintah dari sisi kecukupan, harga, dan kualitas.
Terkait hal itu, anggota Dewan Pakar Partai Gerindra Bambang Haryo Soekartono (BHS) mengatakan, Bapanas seharusnya mencari solusi dan peta jalan pangan agar Indonesia bisa mewujudkan kemandirian pangan.
"Bapanas sebagai pengkoordinir semua lembaga Kementerian yang berkaitan dengan pangan mulai dari, Kementerian Pertanian, Kementerian KKP, Kementerian Perdagangan, Kementerian BUMN (Bulog) dan kepala daerah di semua provinsi dan kabupaten di Indonesia paham dengan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2021, bukan meminta rakyat untuk mengurangi makan nasi," katanya, Jumat (2/8/2024)
Saat ini, masyarakat kalangan bawah sudah mengalami kesulitan membeli beras karena mahalnya harga beras. Bahkan, masyarakat menengah ke atas pun sudah mulai mengurangi konsumsi nasi dengan sendirinya karena takut kelebihan karbohidrat dan gula, maka masyarakat dengan sendirinya mengurangi konsumsi beras.
“Indonesia memiliki 70 juta hektare lahan tanam, untuk pertanian beras sebesar 7 juta hektare. Kalau Pertanian didorong maksimal produktivitasnya, 1 hektare lahan pertanian beras bisa menghasilkan 8 ton gabah secara normal dan maksimal 12 ton gabah sekali panen maka hasil pertanian di Indonesia bisa mencapai 56 juta ton gabah atau sekitar 36 juta ton beras sekali panen,” katanya.
Sedangkan, kebutuhan beras di setiap tahunnya hanya berkisar 31 juta ton. Sehingga seharusnya kita bisa suprlus 6 juta ton beras dengan sekali panen untuk 1 tahun.
"Apabila kita bisa dua kali panen, normalnya sesuai dengan zaman Orde Baru. Maka kita bisa menghasilkan 70 juta ton beras di setiap tahunnya. Sehingga kita punya persediaan pangan di lumbung pangan. Bahkan, kita bisa mengekspor ke negara yang membutuhkan. Padahal di Thailand tanam dan panen beras bisa 4-5 kali dalam satu tahun," imbuhnya.
Anggota DPR terpilih periode 2024-2029 ini menyebut, seharusnya Bapanas memaksimalkan hasil pangan. Menurut dia, pernyataan Bapanas agar masyarakat menanam cabe rawit di rumah karena harga cabe sangat mahal di Indonesia menunjukkan ketidakmampuannya dalam mengkoordinasikan stakeholders pangan untuk stabilitas 11 komoditas pangan yang harus dijamin oleh pemerintah dari sisi kecukupan, harga, dan kualitas.
(cip)