Di Mekkah Jamaah Haji Dibagi per Zona
A
A
A
SURABAYA - Mulai hari ini jamaah haji Indonesia diberangkatkan ke Tanah Suci secara berangsur-angsur hingga 5 Agustus mendatang. Tahun ini jamaah akan mulai mendapatkan layanan baru untuk tempat tinggal di Mekkah, yaitu berdasarkan sistem kawasan atau zonasi. Pembenahan lainnya berupa layanan hotel, makanan dan transportasi.
Pengelompokan tempat tinggal dengan zonasi ini berbasis embarkasi. Dengan demikian jamaah dari satu provinsi akan berkumpul di hotel-hotel yang masih dalam satu kawasan. Terobosan ini dilakukan selain untuk memudahkan jamaah, juga meringankan beban para petugas haji. Jumlah jamaah haji Indonesia tahun ini juga tercatat sangat besar, yakni mencapai 231.000 orang, setelah ada penambahan kuota 10.000 orang dari Arab Saudi belum lama ini.
Dengan sistem zonasi ini pula jamaah akan lebih nyaman karena bisa berkumpul dengan jamaah lain yang tergabung dalam satu kelompok terbang (kloter). Ada tujuh zonasi yang ditetapkan tahun ini. Zona Syisyah untuk jamaahEmbarkasi Aceh (BTJ), Medan (KNO), Batam (BTH), Padang (PDG), dan Makassar (UPG); Raudhah untuk jamaah Embarkasi Palembang (PLM) dan Jakarta-Pondok Gede (JKG); Misfalah untuk jamaah Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS); Jarwal untuk jamaah Embarkasi Solo (SOC); Mahbas Jin untuk jamaah Embarkasi Surabaya (SUB); Rei Bakhsy untuk jamaah Embarkasi Banjarmasin (BDJ), Balikpapan (BPN); dan zona terakhir Aziziah digunakan untuk jamaah asal Embarkasi Lombok (LOP).
Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengakui, pemberlakuan sistem zonasi ini selain untuk memudahkan koordinasi, juga demi ketenangan jamaah selama di Tanah Suci. "Dulu ingin bertemu dengan sesama kloter saja cukup susah," ujar Menag saat menyambut jamaah haji kloter 1 Embarkasi Surabaya (SUB) di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, kemarin.
Menag berkomitmen sistem ini bisa berjalan lebih baik daripada sistem terdahulu. Untuk mendukung sistem ini petugas haji yang diterjunkan juga berasal dari zona masing-masing. “Misalnya Jawa Timur ya mengerti dan mengusai bahasa Jawa," ujarnya.
Selain sistem zonasi, layanan baru bagi jamaah tahun ini adalah pemasangan mesin pendingin atau AC di tenda-tenda Arafah. Pada tahun sebelumnya layanan di tempat wukuf ini hanya berupa kipas angin. “Upaya ini juga sebagai antisipasi cuaca panas di Tanah Suci," kata Menag.
Selain itu jamaah pada musim haji tahun ini tidak perlu repot dalam membawa barang bawaan. Sebab seluruh barang jamaah sudah diantar langsung ke penginapan oleh petugas.
Hal baru lainnya adalah penerapan aplikasi berbasis digital bagi petugas haji demi meningkatkan kualitas pelayanan kepada jamaah haji. "Haji tahun ini kita bersyukur karena banyak perubahan ke arah yang baik seperti hotel, makanan dan transportasi. Intinya saya ingin mengajak kita mensyukuri inovasi dan peningkatan pelayanan yang terus kita lakukan," tandas Menag.
Di depan 450 jamaah asal Kabupaten Magetan kemarin, Menag juga berpesan agar jamaah menjaga niat dan hati. Jamaah akan banyak melihat perbedaan di Arab Saudi sehingga perlu melapangkan hatinya. Menag juga meminta jamaah menjaga kesehatan karena hal itu menjadi modal penting dalam menjalani ibadah haji. Jamaah diminta pula untuk tidak memaksakan diri melaksanakan umrah secara berkali-kali sehingga saat tiba waktu wukuf justru sudah kehabisan stamina. "Jaga stamina dan pola hidup sehat," kata Menag.
Pesan terakhir adalah jamaah bisa menjaga perilaku dan ucapannya karena mencitrakan bangsa Indonesia. "Tunjukkan kepada dunia bahwa kita jamaah haji yang tertib dan santun dan menebarkan kasih sayang," sambung Menag.
Jamaah haji kloter pertama Embarkasi Surabaya asal Kabupaten Magetan dijadwalkan bertolak ke Tanah Suci dini hari tadi pukul 03.00 WIB. Adapun di Embarkasi Solo (SOC), kloter 1 asal Kabupaten Sukoharjo akan diberangkatkan Minggu (7/7). Koper-koper jamaah kemarin tiba di Asrama Haji Donohudan, Boyolali. Barang bawaan di dalam koper langsung diperiksa menggunakan mesin x-ray.
Di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, puluhan petugas imigrasi asal Arab Saudi juga bersiap memberikan layanan kepada jamaah. Dengan mendatangkan langsung petugas ke Indonesia, jamaah tak lagi berlama-lama menjalani proses pemeriksaan imigrasi di bandara Saudi.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Nizar Ali mengatakan jamaah haji Indonesia tahun ini terbagi dalam 529 kloter. Mereka diberangkatkan dengan maskapai Saudi Arabian Airline dan Garuda Indonesia yang terbagi dalam dua gelombang keberangkatan. Saudi Arabian Airline memberangkatkan 105.573 orang (49%) dan Garuda Indonesia mengangkut 111.072 (51%) orang.
Pemberangkatan gelombang I berlangsung mulai 6 sampai 19 Juli. Jamaah haji diberangkatkan dari Tanah Air dengan tujuan Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah dalam 229 kloter dengan membawa 94.545 orang.
Untuk gelombang II pemberangkatannya dimulai pada 20 Juli hingga 5 Agustus. Jamaah haji diberangkatkan dari Tanah Air dengan tujuan Bandara King Abdul Aziz International Airport (KAIA) Jeddah dalam 300 kloter sebanyak 122.015 orang. "Pemulangan jamaah haji akan dimulai pada 17 Agustus hingga 15 September 2019. Jamaah haji kloter terakhir akan tiba di Tanah Air pada 17 September," ujarnya.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang menyambut kloter 1 asal Magetan juga meminta jamaah membawa nama baik Indonesia. "Ketika seluruh proses perjalanan ibadah haji di Tanah Suci, Bapak dan Ibu adalah duta bangsa. Maka tolong semuanya dijaga sebagai satu kesatuan, perwakilan masyarakat dan bangsa," ujar Khofifah.
Dia juga berharap, jamaah haji Indonesia dapat menjalin komunikasi dengan baik antarsesama jamaah dari berbagai negara. "Sampaikan pesan bagaimana harmonisnya persaudaraan antarumat Islam dan umat beragama lainnya di Indonesia," ucapnya.
Dari Tanah Suci juga dilaporkan para petugas haji yang tergabung dalam Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sudah tiba di Mekkah, Kamis (4/7) malam. Mereka adalah 446 petugas haji yang berasal dari berbagai instansi, yakni Kementerian Agama, TNI, Polri, juga Kementerian Kesehatan.
Setelah tiba di Hotel Joharji Tower di Mekkah untuk transit, petugas menyimpan barang bawaannya, lalu menuju Masjidilharam yang hanya ditempuh dalam waktu tidak sampai 10 menit. Suasana haru begitu terasa ketika mulai memasuki Masjidilharam.
"Alhamdulillah ya Allah, hamba diberi kesempatan bertamu ke rumah-Mu," seru Syahruddin, salah satu petugas haji Daerah Kerja (Daker) Madinah yang tak kuasa menahan haru ketika melihat Kakbah.
Petugas pun melaksanakan rangkaian umrah yang ditutup dengan tahalul untuk kemudian kembali ke hotel transit dan diberangkatkan ke daker masing-masing agar dapat segera bersiap menyambut kedatangan jamaah haji mulai hari ini. (Ali Masduki/Abdul Malik Mubarak/Ary Wahyu Wibowo)
Pengelompokan tempat tinggal dengan zonasi ini berbasis embarkasi. Dengan demikian jamaah dari satu provinsi akan berkumpul di hotel-hotel yang masih dalam satu kawasan. Terobosan ini dilakukan selain untuk memudahkan jamaah, juga meringankan beban para petugas haji. Jumlah jamaah haji Indonesia tahun ini juga tercatat sangat besar, yakni mencapai 231.000 orang, setelah ada penambahan kuota 10.000 orang dari Arab Saudi belum lama ini.
Dengan sistem zonasi ini pula jamaah akan lebih nyaman karena bisa berkumpul dengan jamaah lain yang tergabung dalam satu kelompok terbang (kloter). Ada tujuh zonasi yang ditetapkan tahun ini. Zona Syisyah untuk jamaahEmbarkasi Aceh (BTJ), Medan (KNO), Batam (BTH), Padang (PDG), dan Makassar (UPG); Raudhah untuk jamaah Embarkasi Palembang (PLM) dan Jakarta-Pondok Gede (JKG); Misfalah untuk jamaah Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS); Jarwal untuk jamaah Embarkasi Solo (SOC); Mahbas Jin untuk jamaah Embarkasi Surabaya (SUB); Rei Bakhsy untuk jamaah Embarkasi Banjarmasin (BDJ), Balikpapan (BPN); dan zona terakhir Aziziah digunakan untuk jamaah asal Embarkasi Lombok (LOP).
Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengakui, pemberlakuan sistem zonasi ini selain untuk memudahkan koordinasi, juga demi ketenangan jamaah selama di Tanah Suci. "Dulu ingin bertemu dengan sesama kloter saja cukup susah," ujar Menag saat menyambut jamaah haji kloter 1 Embarkasi Surabaya (SUB) di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, kemarin.
Menag berkomitmen sistem ini bisa berjalan lebih baik daripada sistem terdahulu. Untuk mendukung sistem ini petugas haji yang diterjunkan juga berasal dari zona masing-masing. “Misalnya Jawa Timur ya mengerti dan mengusai bahasa Jawa," ujarnya.
Selain sistem zonasi, layanan baru bagi jamaah tahun ini adalah pemasangan mesin pendingin atau AC di tenda-tenda Arafah. Pada tahun sebelumnya layanan di tempat wukuf ini hanya berupa kipas angin. “Upaya ini juga sebagai antisipasi cuaca panas di Tanah Suci," kata Menag.
Selain itu jamaah pada musim haji tahun ini tidak perlu repot dalam membawa barang bawaan. Sebab seluruh barang jamaah sudah diantar langsung ke penginapan oleh petugas.
Hal baru lainnya adalah penerapan aplikasi berbasis digital bagi petugas haji demi meningkatkan kualitas pelayanan kepada jamaah haji. "Haji tahun ini kita bersyukur karena banyak perubahan ke arah yang baik seperti hotel, makanan dan transportasi. Intinya saya ingin mengajak kita mensyukuri inovasi dan peningkatan pelayanan yang terus kita lakukan," tandas Menag.
Di depan 450 jamaah asal Kabupaten Magetan kemarin, Menag juga berpesan agar jamaah menjaga niat dan hati. Jamaah akan banyak melihat perbedaan di Arab Saudi sehingga perlu melapangkan hatinya. Menag juga meminta jamaah menjaga kesehatan karena hal itu menjadi modal penting dalam menjalani ibadah haji. Jamaah diminta pula untuk tidak memaksakan diri melaksanakan umrah secara berkali-kali sehingga saat tiba waktu wukuf justru sudah kehabisan stamina. "Jaga stamina dan pola hidup sehat," kata Menag.
Pesan terakhir adalah jamaah bisa menjaga perilaku dan ucapannya karena mencitrakan bangsa Indonesia. "Tunjukkan kepada dunia bahwa kita jamaah haji yang tertib dan santun dan menebarkan kasih sayang," sambung Menag.
Jamaah haji kloter pertama Embarkasi Surabaya asal Kabupaten Magetan dijadwalkan bertolak ke Tanah Suci dini hari tadi pukul 03.00 WIB. Adapun di Embarkasi Solo (SOC), kloter 1 asal Kabupaten Sukoharjo akan diberangkatkan Minggu (7/7). Koper-koper jamaah kemarin tiba di Asrama Haji Donohudan, Boyolali. Barang bawaan di dalam koper langsung diperiksa menggunakan mesin x-ray.
Di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, puluhan petugas imigrasi asal Arab Saudi juga bersiap memberikan layanan kepada jamaah. Dengan mendatangkan langsung petugas ke Indonesia, jamaah tak lagi berlama-lama menjalani proses pemeriksaan imigrasi di bandara Saudi.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Nizar Ali mengatakan jamaah haji Indonesia tahun ini terbagi dalam 529 kloter. Mereka diberangkatkan dengan maskapai Saudi Arabian Airline dan Garuda Indonesia yang terbagi dalam dua gelombang keberangkatan. Saudi Arabian Airline memberangkatkan 105.573 orang (49%) dan Garuda Indonesia mengangkut 111.072 (51%) orang.
Pemberangkatan gelombang I berlangsung mulai 6 sampai 19 Juli. Jamaah haji diberangkatkan dari Tanah Air dengan tujuan Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah dalam 229 kloter dengan membawa 94.545 orang.
Untuk gelombang II pemberangkatannya dimulai pada 20 Juli hingga 5 Agustus. Jamaah haji diberangkatkan dari Tanah Air dengan tujuan Bandara King Abdul Aziz International Airport (KAIA) Jeddah dalam 300 kloter sebanyak 122.015 orang. "Pemulangan jamaah haji akan dimulai pada 17 Agustus hingga 15 September 2019. Jamaah haji kloter terakhir akan tiba di Tanah Air pada 17 September," ujarnya.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang menyambut kloter 1 asal Magetan juga meminta jamaah membawa nama baik Indonesia. "Ketika seluruh proses perjalanan ibadah haji di Tanah Suci, Bapak dan Ibu adalah duta bangsa. Maka tolong semuanya dijaga sebagai satu kesatuan, perwakilan masyarakat dan bangsa," ujar Khofifah.
Dia juga berharap, jamaah haji Indonesia dapat menjalin komunikasi dengan baik antarsesama jamaah dari berbagai negara. "Sampaikan pesan bagaimana harmonisnya persaudaraan antarumat Islam dan umat beragama lainnya di Indonesia," ucapnya.
Dari Tanah Suci juga dilaporkan para petugas haji yang tergabung dalam Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sudah tiba di Mekkah, Kamis (4/7) malam. Mereka adalah 446 petugas haji yang berasal dari berbagai instansi, yakni Kementerian Agama, TNI, Polri, juga Kementerian Kesehatan.
Setelah tiba di Hotel Joharji Tower di Mekkah untuk transit, petugas menyimpan barang bawaannya, lalu menuju Masjidilharam yang hanya ditempuh dalam waktu tidak sampai 10 menit. Suasana haru begitu terasa ketika mulai memasuki Masjidilharam.
"Alhamdulillah ya Allah, hamba diberi kesempatan bertamu ke rumah-Mu," seru Syahruddin, salah satu petugas haji Daerah Kerja (Daker) Madinah yang tak kuasa menahan haru ketika melihat Kakbah.
Petugas pun melaksanakan rangkaian umrah yang ditutup dengan tahalul untuk kemudian kembali ke hotel transit dan diberangkatkan ke daker masing-masing agar dapat segera bersiap menyambut kedatangan jamaah haji mulai hari ini. (Ali Masduki/Abdul Malik Mubarak/Ary Wahyu Wibowo)
(nfl)