Jumlah Paten Indonesia Tertinggi di Asia Tenggara

Rabu, 26 Juni 2019 - 19:31 WIB
Jumlah Paten Indonesia Tertinggi di Asia Tenggara
Jumlah Paten Indonesia Tertinggi di Asia Tenggara
A A A
BALI - Indonesia harus mengejar jumlah paten selain meningkatkan jumlah publikasi penelitian. Adanya sentra-sentra hak kekayaan intelektual (HKI) bisa menjadi fasilitator agar para periset mau mendaftarkan patennya.

Kepala Sub Direktorat Valuasi dan Fasilitasi Kekayaan Intelektual, Direktorat Pengelolaan Kekayaan Intelektual, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Juldin Bahriansyah mengatakan, jumlah paten di Indonesia memang tertinggi di Asia Tenggara yang mencapai 2.842 paten.

Juldin berharap dengan intervensi yang dilakukan pemerintah maka jumlah paten hingga akhir 2019 ini akan meningkat antara 3.500 hingga 3.600 paten. Dia mengatakan, jumlah paten ini harus bisa ditingkatkan sebab paten bisa memberikan pemasukan dari hak royalti.

“Tapi negara yang maju itu mengutamakan paten ketimbang publikasi. Sementara kita masih mengutamakan publikasi di atas paten,” katanya disela-sela rakor Sentra Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang digelar di Nusa Dua Bali.

Misalnya saja Tiongkok, ucap Juldin, negara Tirai Bambu itu pada 2017 jumlah patennya ada 1.2 juta sementara publikasi penelitiannya hanya 535.000. Begitu juga Korea yang mengutamakan paten dengan menghasilkan 159.000 paten daripada publikasi penelitian yang hanya ada 83.000.

Selain itu juga ada Jepang yang hanya menciptakan publikasi penelitian sebanyak 130.000 sementara jumlah patennya lebih tinggi 260.000. Menurut dia, Indonesia memiliki tugas besar jika ingin mengikuti jejak ketiga negara itu karena jumlah publikasi penelitian saat ini 30.000 sementara patennya masih sejumlah 2.842.

Dia menjelaskan, pemerintah Indonesia memiliki komitmen untuk mengejar jumlah paten tersebut. Salah satunya dengan memberikan insentif ke sentra-sentra HKI yang baru berdiri. Juldin menjelaskan, sentra HKI yang mendapat insentif tahun ini ada 35 unit dengan bantuan per sentra senilai Rp70 juta.

Insentif ini bersifat stimulus dengan harapan bahwa sentra HKI ini bisa mengembangkan kapasitasnya sebagai unit baru. ‘’Kami ingin sentra HKI menjadi center of excellence. Kam tidak ingin setelah diberi insentif mereka akan kembali ke situasi sebeum ada insentif. Maka kami kumpulkan mereka untuk lihat sejauhmana perkembangan mereka setelah mendapat insentif,” jelasnya.
(cip)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5175 seconds (0.1#10.140)