Cegah Stunting, KKP Genjot Peningkatan Konsumsi Ikan di Masyarakat
loading...
A
A
A
Terlebih lagi Indonesia harus berani menargetkan lima tahun ke depan angka asupan protein meningkat menjadi di atas 100 gram/kapita/hari sebagai langkah utama mewujudkan generasi emas Indonesia 2045.
Alasan yang membuatnya optimistis produk perikanan dapat mendongkrak angka rata-rata asupan protein nasional, yakni jumlah pasokan yang mencukupi sehingga mudah diperoleh masyarakat dan harganya pun cenderung stabil.
Tercatat tahun lalu produksi perikanan nasional sebesar 24,74 juta ton termasuk rumput laut, dangkan rata-rata kebutuhan produk perikanan nasional di angka 13 juta ton per tahun. Selain itu, masyarakat saat ini dapat mengolah ikan beku segar menjadi berbagai macam sajian masakan.
"Kemudahan memperoleh informasi melalui internet mempermudah masyarakat mengolah ikan menjadi aneka ragam menu sesuai selera, bahkan bukan hanya cita rasa lokal tapi juga internasional," jelasnya.
Lebih dari itu, ikan kini dapat dioleh menjadi beragam produk turunan seperti bakso, pempek, sarden, dendeng, hingga abon. Beragam olahan ini minimal mengandung 30% kandungan ikan. Produk-produk tadi bisa menjadi pilihan masyarakat yang ingin merasakan cita rasa ikan dalam bentuk yang lain.
Baca juga: Pesan Kapolri dan Panglima TNI ke Capaja TNI-Polri: Turut Bantu Jaga Tumbuhnya Perekonomian Nasional
"Bahkan saat ini sudah ada hidrolisat protein ikan yang dapat difortisifikasi pada bahan baku makanan. Jadi bisa saja mengonsumsi jajanan anak sekolah ataupun jajan pasar yang sudah ada kandungan protein ikannya. Jadi ini adalah cara baru mengonsumi ikan," ucapnya.
Lihat Juga: Indonesia-Jepang Perkuat Transformasi Digital untuk Atasi Stunting dan Pelayanan Kesehatan Ibu-Anak
Alasan yang membuatnya optimistis produk perikanan dapat mendongkrak angka rata-rata asupan protein nasional, yakni jumlah pasokan yang mencukupi sehingga mudah diperoleh masyarakat dan harganya pun cenderung stabil.
Tercatat tahun lalu produksi perikanan nasional sebesar 24,74 juta ton termasuk rumput laut, dangkan rata-rata kebutuhan produk perikanan nasional di angka 13 juta ton per tahun. Selain itu, masyarakat saat ini dapat mengolah ikan beku segar menjadi berbagai macam sajian masakan.
"Kemudahan memperoleh informasi melalui internet mempermudah masyarakat mengolah ikan menjadi aneka ragam menu sesuai selera, bahkan bukan hanya cita rasa lokal tapi juga internasional," jelasnya.
Lebih dari itu, ikan kini dapat dioleh menjadi beragam produk turunan seperti bakso, pempek, sarden, dendeng, hingga abon. Beragam olahan ini minimal mengandung 30% kandungan ikan. Produk-produk tadi bisa menjadi pilihan masyarakat yang ingin merasakan cita rasa ikan dalam bentuk yang lain.
Baca juga: Pesan Kapolri dan Panglima TNI ke Capaja TNI-Polri: Turut Bantu Jaga Tumbuhnya Perekonomian Nasional
"Bahkan saat ini sudah ada hidrolisat protein ikan yang dapat difortisifikasi pada bahan baku makanan. Jadi bisa saja mengonsumsi jajanan anak sekolah ataupun jajan pasar yang sudah ada kandungan protein ikannya. Jadi ini adalah cara baru mengonsumi ikan," ucapnya.
Lihat Juga: Indonesia-Jepang Perkuat Transformasi Digital untuk Atasi Stunting dan Pelayanan Kesehatan Ibu-Anak
(kri)