MUI Minta Dua Tayangan Berlabel Ramadhan Ini Disetop

Selasa, 28 Mei 2019 - 18:14 WIB
MUI Minta Dua Tayangan Berlabel Ramadhan Ini Disetop
MUI Minta Dua Tayangan Berlabel Ramadhan Ini Disetop
A A A
JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyoroti program Sahurnya Pesbukers dan Pesbukers Ramadhan di ANTV pada bulan Ramadhan 1440 H/2019.

Ramadhan tahun lalu, 2018, dua program ini termasuk lima program yang MUI rekomendasikan untuk dihentikan penayangannya. MUI menilai konten acara tersebut buruk, apalagi untuk bulan Ramadhan. Tahun ini tetap tayang, dan tanpa perubahan isi secara signifikan.

Tiga program TV Ramadhan lainnya, yakni Ramadhan di Rumah Uya (Trans 7), Brownis Sahur (Trans TV) dan Ngabuburit Happy (Trans TV). "Yang MUI sarankan untuk berhenti pada Ramadhan 2018, tahun 2019 ini sudah tidak tayang lagi. Tapi Sahurnya Pesbuker dan Pesbukers Ramadhan masih tayang Ramadhan 2019 ini, dan tetap dengan gaya konten yang tidak patut," kata Ketua MUI Bidang Informasi dan Komunikasi, KH Masduki Baidlowi melalui siaran persnya, Selasa (28/5/2019).

Dia menjelaskan, program Ramadhan yang berasal dari program regular dengan tambahan kata “Sahurnya” dan “Ramadhan” ini dalam catatan Tim Pemantau MUI, tiap tahun mendapat koreksi kritis dari MUI dan sejak 2012 sudah berkali-kali memeroleh sanksi teguran dari KPI, namun tidak memperlihatkan perubahan berarti hingga tahun ini.

Masduki menjelaskan, Pesbukers Ramadhan pada tayangan 15 Mei 2019 menjelang buka puasa, misalnya, Raffi Ahmad dan Zaskia Gotik memperlihatkan adegan yang tidak patut, apalagi dalam program yang diberi tajuk “Ramadhan” ini ada adegan Raffi memeluk Zaskia, yang bukan istrinya, dari samping dan berkali-kali Raffi mencium tangan Zaskia Gotik.

Adapula dialog berisi hinaan fisik. Misalnya ketika Zaskia mengatakan kepada lawan jenisnya, “Heh, Lu yang bener aja. Lu gak sadar badan lu tuh kaya truk gandeng.”

MUI menilai Sahurnya Pesbukers tidak layak ditayangkan pada pukul 02.00-04.30 atau sepertiga malam terakhir yang merupakan waktu mustajab untuk munajat dan qiyamul lail/.

Apalagi acara itu diawali dengan tarian India dengan menghadirkan penari-penari dari India, yang meliuk-liukan badan dan menonjolkan keseksian tubuh, dibawakan secara bersama oleh laki-laki dan perempuan.

"Tarian ini diikuti puluhan audiens yang hadir di lokasi syuting dengan menghadirkan Caesar sebagai bintang joget. Ini tidak patut ditayangkan dalam acara sahur," kata Masduki.

Masduki menjelaskan, sejumlah warga mengirim email pengaduan ke MUI minta program Pesbukers Ramadhan dibubarkan. Ada yang menyebut ini program tak bermoral dan memalukan.

Sepanjang Ramadhan ini, kata dia, Tim Pemantau MUI yang berasal dari lima komisi: Infokom, Fatwa, Dakwah, Pendidikan, dan Kajian, kembali melakukan pemantauan, yang rutin dijalankan sejak 2007.

Masduki menjelaskan, langkah-langkah edukasi, penyamaan persepsi tentang standar etik tayangan TV, apalagi di bulan Ramadhan telah dilakukan tiap menjelang Ramadhan, yang diselenggarakan KPI dan MUI.

"Untuk itu MUI minta otoritas bidang penyiaran memberi sanksi berat pada dua program ini, dengan menghentikan program, mengingat tak terlihat adanya iktikad baik pembenahan," tuturnya.

MUI menyerukan masyarakat tidak menonton program ini, apalagi anak-anak dan remaja. "Dunia iklan disarankan tidak mendukung program yang tidak mendidik dan berselera rendah seperti ini. Komisi I DPR yang membidangi penyiaran, perlu lebih serius menempuh langkah-langkah yang membuat industri televise lebih mematuhi regulasi, nilai agama, dan asas-asas kepatutan dan kesopanan dalam masyarakat," tutur Masduki.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4964 seconds (0.1#10.140)