Tekan Angka Kematian Bayi, Cegah Infeksi Virus RSV Harus Jadi Prioritas Pemerintah

Senin, 01 Juli 2024 - 21:37 WIB
loading...
Tekan Angka Kematian...
Pemerintah harus meningkatkan awareness, pencegahan, diagnosis, dan treatment (supportive) terhadap kasus Respiratory Syncytial Virus (RSV) di Indonesia. Foto: Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Neonatologi Rinawati Rohsiswatmo mengingatkan pentingnya pemerintah untuk berupaya meningkatkan awareness, pencegahan, diagnosis, dan treatment (supportive) terhadap kasus Respiratory Syncytial Virus (RSV) di Indonesia.

Dalam salah satu studi multicentre tahun 2022 terkait epidemiologi community-acquired pneumonia (CAP) di Indonesia, RSV menjadi satu dari lima pathogen utama yang ditemukan.

Temuan ini menyebutkan bahwa kasus RSV di Indonesia mencapai sebanyak 27,1% dan menempati urutan ke-2 penyebab CAP pada anak usia di bawah 5 tahun. Bahkan, pada kasus mix infection maupun single infection akibat virus, RSV merupakan pathogen yang sering ditemui.

Berdasarkan salah satu review literatur sistematik, laju insidensi Lower Respiratory Tract Infection (LRTI) atau infeksi saluran nafas bagian bawah akibat infeksi RSV di Indonesia sebesar 50,1 per 1000 anak per tahun dengan jumlah kejadian sebanyak 1.245.1852. Insidensi dan proporsi infeksi RSV yang mengakibatkan LRTI dan LRTI berat itu lebih banyak terjadi pada kelompok usia kurang dari 1 tahun.

Merujuk data dari empat penelitian lokal secara terpisah juga menunjukkan kalau ini adalah virus yang muncul setiap tahun. Kasus puncaknya terjadi pada minggu 48 (Awal Desember) hingga minggu 16 (Akhir Maret). Namun, para ahli masih yakin ini akan mengikuti flu yang berlangsung sepanjang tahun.

Faktor risiko utama infeksi RSV parah adalah pada bayi prematur dan bayi jangka panjang dengan kelainan CP (Celebral Palsy). Terdapat 2,02% insiden bayi prematur berisiko tinggi yang lahir dengan ID RSV.

Adapun mortalitas pada bayi prematur berisiko tinggi hingga 3%, sedangkan mortality rate Covid-19 pada anak-anak adalah 0,4%. Ini artinya risiko terkena RSV lebih tinggi bagi bayi prematur. Sedangkan Indonesia adalah 5 negara teratas di dunia yang memiliki kelahiran prematur–risiko tinggi.

Rina memaparkan bahwa banyak kejadian LRTI seperti pneumonia dan bronkiolitis yang dicurigai disebabkan RSV. Namun, terkadang ini tidak terdeteksi secara optimal karena terbatasnya akses tes diagnostik untuk memeriksa keberadaan virus RSV.

"Maka sangat penting infeksi RSV menjadi perhatian pemerintah, terutama untuk mencegah beban penyakit kematian dini bayi dengan risiko tinggi yang diakibatkan pneumonia akibat infeksi RSV," katanya.

Menurut dia, pengetahuan dan kesadaran masyarakat Indonesia tentang bahaya penyakit yang disebabkan RSV umumnya masih rendah, termasuk orang tua dengan anak yang berisiko tinggi terhadap RSV. Salah satu parameter yang mudah diukur adalah dengan melihat Google Trend di Indonesia dengan kata kunci “Infeksi RSV” dan “Pneumonia” sebagai salah satu outcome dari RSV.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Risiko Mematikan, RSV...
Risiko Mematikan, RSV Penyebab Pneumonia Utama pada Balita
Cegah Pneumonia, Vaksin...
Cegah Pneumonia, Vaksin PCV 13 Siap Didistribusikan
Pneumonia: Pembunuh...
Pneumonia: Pembunuh Bayi dan Balita yang Terlupakan
Kebiasaan Protokol Kesehatan...
Kebiasaan Protokol Kesehatan Penting untuk Cegah Penyakit Infeksi
Angka Kematian Ibu Tinggi,...
Angka Kematian Ibu Tinggi, Wapres Minta IDI Lakukan Ini
Paus Fransiskus Kritis...
Paus Fransiskus Kritis usai Idap Pneumonia, Kenali Cara Mencegahnya
Sakit-sakitan, Paus...
Sakit-sakitan, Paus Fransiskus Bisa Mengundurkan Diri Sewaktu-waktu
Paus Fransiskus Didiagnosis...
Paus Fransiskus Didiagnosis Pneumonia Bilateral, Kenali Gejala dan Penyebabnya
Rekomendasi
Volume Kendaraan di...
Volume Kendaraan di Tol Cipali Meningkat Signifikan di Hari Kedua Lebaran
Mengupas Piala Asia...
Mengupas Piala Asia U-17 2025: Ajang Pembuktian Talenta Muda!
Curhat Pilu Paula Verhoeven...
Curhat Pilu Paula Verhoeven Bertemu Anak hanya 2 Jam saat Lebaran
Berita Terkini
Pantau Kunjungan Keluarga...
Pantau Kunjungan Keluarga di Lapas Cipinang, Kemenko Polkam: Bagus, Tak Abaikan Keamanan
21 menit yang lalu
Kepala Bakamla Laksdya...
Kepala Bakamla Laksdya Irvansyah Berpotensi Jadi Wakil Panglima TNI
1 jam yang lalu
Hari Kedua Lebaran 2025,...
Hari Kedua Lebaran 2025, Kahiyang dan Bobby Belum Kelihatan di Rumah Jokowi
3 jam yang lalu
Ucapkan Selamat Idulfitri,...
Ucapkan Selamat Idulfitri, HT: Mari Saling Memaafkan, Pererat Silaturahmi, dan Tumbuhkan Semangat Baru
3 jam yang lalu
Jumlah Pemudik Lebaran...
Jumlah Pemudik Lebaran 2025 Turun, Rano Karno Ungkap Banyak Faktor
3 jam yang lalu
Indonesia Kirim Bantuan...
Indonesia Kirim Bantuan Obat-obatan, Shelter, hingga Tim Dokter ke Myanmar
4 jam yang lalu
Infografis
Pemerintah Harus Batasi...
Pemerintah Harus Batasi Perjalanan KRL, Tekan Penyebaran Covid-19
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved