Rwanda Buka Kedubes di Jakarta, Kemlu Siap Jalin Kerja Sama Bilateral
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Rwanda resmi membuka kedutaan besar di Jakarta, Kamis (6/6/2024). Peresmian Kantor Kedubes Rwanda di Menteng Dalam, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan itu ditandai dengan pemotongan pita oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, Menlu Rwanda Vincent Biruta, dan Duta Besar Rwanda untuk Indonesia Sheikh Abdul Karim Harelimana.
Menlu Rwanda Vincent Biruta menyampaikan, peresmian ini menjadi bukti komitmen kuat Rwanda dan Indonesia dalam membangun hubungan erat melalui kerja sama bilateral. Pembukaan Kedubes Rwanda di Indonesia menjadi tonggak baru sejarah hubungan kedua negara.
"Kedubes ini akan menjadi 'jembatan' bagi kerja sama kedua negara yang meliputi kepentingan bersama, perdagangan hingga investasi," kata Vincent Biruta dalam keterangannya, Jumat (7/6/2024).
Sementara itu, Duta Besar Rwanda untuk Indonesia Sheikh Abdul Karim Harelimana mengatakan momentum ini sebagai indikator tentang seberapa dekat dan kuatnya hubungan persahabatan antara Indonesia dan Rwanda yang terus tumbuh. "Kami sangat menghargai hubungan yang saling menguntungkan ini," kata Dubes Sheikh Abdul Karim Harelimana.
Sepakat Kerja Sama Bilateral
Menlu RI Retno Marsudi mengucapkan selamat atas resminya Kedubes Rwanda di Indonesia. Menurutnya, kehadiran perwakilan pemerintah Rwanda merupakan suatu kehormatan bagi Indonesia.
"Rwanda adalah salah satu rekan dekat Indonesia di Afrika. Pemimpin kedua negara telah meneguhkan komitmen mereka untuk memperkuat kerja sama bilateral," kata Retno dalam sambutannya.
Rwanda dan Indonesia adalah sama-sama anggota Gerakan Non-Blok, G-77, dan negara pengirim pasukan perdamaian terbesar. Karena itu, Retno menilai pembukaan Kedubes Rwanda di Jakarta tidak hanya akan memperkuat kerja sama bilateral, tetapi juga akan memperkuat kerja sama Indonesia dengan Afrika secara umum.
Ia menyebut ada tiga isu kerja sama yang dijalin kedua negara. Pertama, kerja sama politik dan keamanan. Ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) Konsultasi Politik yang akan menjadi dasar pembahasan berbagai aspek kerja sama bilateral dan saling tukar gagasan mengenai isu-isu internasional.
"Indonesia dan Rwanda juga telah meningkatkan kerja sama keamanan selama beberapa tahun terakhir. Saat ini kedua negara tengah memfinalisasi MoU antara-Kepolisian kedua negara terkait penanganan kejahatan transnasional terorganisir dan penguatan pengembangan kapasitas," kata Retno.
Kedua, kerja sama ekonomi. Nilai perdagangan kedua negara terus terus meningkat sejak pandemi Covid-19. Tahun lalu peningkatannya mencapai 100%, dan kuarter pertama tahun ini mencapai 32%.
"Kami percaya peluang untuk terus tumbuh masih terbuka lebar. Untuk mendorong kerja sama ekonomi, hari ini kami menandatangani MoU tentang Kerja Sama Umum yang mencakup antara lain perdagangan, pertanian, industri, energi, dan tambang," ujarnya.
Kedua negara juga membahas rencana pembentukan preferential trade agreement (PTA) Indonesia-Rwanda dan menjajaki pembentukan PTA Indonesia dengan Komunitas Afrika Timur (EAC).
Ketiga, hubungan antar-masyarakat. Kedua negara telah menandatangani Perjanjian Bebas Visa untuk Pemegang Paspor Diplomatik dan Dinas. Sementara Rwanda telah masuk ke dalam daftar Visa Kedatangan (VoA) Indonesia sejak Februari 2023. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan intensitas hubungan masyarakat kedua negara, termasuk kalangan bisnis.
Selain isu bilateral, kedua Menlu juga membahas isu global, yaitu Palestina. Indonesia dan Rwanda memiliki kesamaan pandangan untuk terus memperkuat dukungan bagi Palestina, guna mewujudkan kemerdekaan Palestian berdasarkan solusi dua-negara.
Kedua negara juga sepakat mendorong persatuan dan peran Global South dalam menentukan agenda global. Dalam kaitan ini, Retno menyampaikan apresiasi atas konfirmasi partisipasi Rwanda di Forum Indonesia Afrika ke-2 yang akan dilaksanakan pada September 2024 di Bali.
Menlu Rwanda Vincent Biruta menyampaikan, peresmian ini menjadi bukti komitmen kuat Rwanda dan Indonesia dalam membangun hubungan erat melalui kerja sama bilateral. Pembukaan Kedubes Rwanda di Indonesia menjadi tonggak baru sejarah hubungan kedua negara.
"Kedubes ini akan menjadi 'jembatan' bagi kerja sama kedua negara yang meliputi kepentingan bersama, perdagangan hingga investasi," kata Vincent Biruta dalam keterangannya, Jumat (7/6/2024).
Sementara itu, Duta Besar Rwanda untuk Indonesia Sheikh Abdul Karim Harelimana mengatakan momentum ini sebagai indikator tentang seberapa dekat dan kuatnya hubungan persahabatan antara Indonesia dan Rwanda yang terus tumbuh. "Kami sangat menghargai hubungan yang saling menguntungkan ini," kata Dubes Sheikh Abdul Karim Harelimana.
Sepakat Kerja Sama Bilateral
Menlu RI Retno Marsudi mengucapkan selamat atas resminya Kedubes Rwanda di Indonesia. Menurutnya, kehadiran perwakilan pemerintah Rwanda merupakan suatu kehormatan bagi Indonesia.
"Rwanda adalah salah satu rekan dekat Indonesia di Afrika. Pemimpin kedua negara telah meneguhkan komitmen mereka untuk memperkuat kerja sama bilateral," kata Retno dalam sambutannya.
Rwanda dan Indonesia adalah sama-sama anggota Gerakan Non-Blok, G-77, dan negara pengirim pasukan perdamaian terbesar. Karena itu, Retno menilai pembukaan Kedubes Rwanda di Jakarta tidak hanya akan memperkuat kerja sama bilateral, tetapi juga akan memperkuat kerja sama Indonesia dengan Afrika secara umum.
Ia menyebut ada tiga isu kerja sama yang dijalin kedua negara. Pertama, kerja sama politik dan keamanan. Ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) Konsultasi Politik yang akan menjadi dasar pembahasan berbagai aspek kerja sama bilateral dan saling tukar gagasan mengenai isu-isu internasional.
"Indonesia dan Rwanda juga telah meningkatkan kerja sama keamanan selama beberapa tahun terakhir. Saat ini kedua negara tengah memfinalisasi MoU antara-Kepolisian kedua negara terkait penanganan kejahatan transnasional terorganisir dan penguatan pengembangan kapasitas," kata Retno.
Kedua, kerja sama ekonomi. Nilai perdagangan kedua negara terus terus meningkat sejak pandemi Covid-19. Tahun lalu peningkatannya mencapai 100%, dan kuarter pertama tahun ini mencapai 32%.
"Kami percaya peluang untuk terus tumbuh masih terbuka lebar. Untuk mendorong kerja sama ekonomi, hari ini kami menandatangani MoU tentang Kerja Sama Umum yang mencakup antara lain perdagangan, pertanian, industri, energi, dan tambang," ujarnya.
Kedua negara juga membahas rencana pembentukan preferential trade agreement (PTA) Indonesia-Rwanda dan menjajaki pembentukan PTA Indonesia dengan Komunitas Afrika Timur (EAC).
Ketiga, hubungan antar-masyarakat. Kedua negara telah menandatangani Perjanjian Bebas Visa untuk Pemegang Paspor Diplomatik dan Dinas. Sementara Rwanda telah masuk ke dalam daftar Visa Kedatangan (VoA) Indonesia sejak Februari 2023. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan intensitas hubungan masyarakat kedua negara, termasuk kalangan bisnis.
Selain isu bilateral, kedua Menlu juga membahas isu global, yaitu Palestina. Indonesia dan Rwanda memiliki kesamaan pandangan untuk terus memperkuat dukungan bagi Palestina, guna mewujudkan kemerdekaan Palestian berdasarkan solusi dua-negara.
Kedua negara juga sepakat mendorong persatuan dan peran Global South dalam menentukan agenda global. Dalam kaitan ini, Retno menyampaikan apresiasi atas konfirmasi partisipasi Rwanda di Forum Indonesia Afrika ke-2 yang akan dilaksanakan pada September 2024 di Bali.
(abd)