Moderasi Beragama Penopang 4 Pilar Kebangsaan Indonesia

Kamis, 30 Mei 2024 - 21:35 WIB
loading...
A A A
Affan Rangkuti berpendapat jika nilai adagium kearifan lokal tentang kemanusiaan sifatnya sebagai pembuka jalan interaksi sosial, karena nilai ini menerima perbedaan dan keragaman apapun. Adagium sejenis pasti dimiliki semua suku di Indonesia, sebab ada nafas agama dan kepercayaan dalam budaya masing-masing daerah.

"Inilah yang menjadi realitas dan tantangan kaum migran dulu, kini dan prediksi mendatang berfokus pada gen x, millennial, gen z dan post gen z. Etnosentrisme dan xenosentrisme juga dapat memicu prasangka, intoleransi dan bahkan berpeluang terjadinya konflik vertikal, jika nilai adagium bermakna kemanusian tak ditempatkan pada etalase terdepan saat komunikasi antar budaya," tambahnya.

Menghadapi pola interaksi masyarakat Indonesia yang berubah dari waktu ke waktu, Affan Rangkuti berharap agar Pemerintah bisa memainkan perannya melalui instansi terkait untuk menjaga kemajemukan Indonesia. Warisan leluhur Nusantara adalah kekayaan bangsa yang mampu merekatkan perbedaan yang ada.

"Butuh daya dukung total dengan memberdayakan semua adagium kearifan lokal untuk diberlakukan, dibina, dijalankan dan dikembangkan di seluruh kementerian lembaga tingkat pusat dan daerah. Jika memungkinkan, dilakukan sampai luar negeri sebagai salah satu entitas kekayaan nilai budaya bangsa dan menjadi ekosistem ekonomi dalam budaya. Kebijakan yang bermuara harmoni ini akan meningkatkan pertumbuhan toleransi dan menjadi best practice dan role model dalam mengelola moderasi beragama," tandas Affan Rangkuti.
(abd)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0931 seconds (0.1#10.140)