Moderasi Beragama Penopang 4 Pilar Kebangsaan Indonesia

Kamis, 30 Mei 2024 - 21:35 WIB
loading...
Moderasi Beragama Penopang...
Ketua Pengurus Besar Al-Washliyah HM Affan Rangkuti. FOTO/IST
A A A
JAKARTA - Beberapa pihak sering menyamakan moderasi beragam dengan prinsip sekularisme yang memisahkan urusan negara dengan agama. Padahal, moderasi beragama justru mengaitkan keduanya pada posisi yang seimbang. Moderasi beragama adalah upaya yang disusun dengan kesadaran tinggi untuk menempatkan ajaran agama dalam kerangka kebhinekaan Indonesia.

Ketua Pengurus Besar Al-Washliyah HM Affan Rangkuti menjelaskan kedudukan dari moderasi beragama. Menurutnya, pendapat tentang seruan moderasi beragama sebagai upaya sekularisme adalah keliru. Moderasi beragama adalah sebuah gerakan yang mengatur cara pandang, sikap, dan perilaku agar insan Indonesia selalu mengambil posisi di tengah, selalu bertindak adil, dan tidak ekstrem dalam beragama.

"Kita sangat memahami, semua orang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam beragama pasti memiliki perbedaan. Akan tetapi, kita juga harus tahu bahwa dalam perbedaan tersebut memiliki satu persamaan, yaitu sama-sama menjadi manusia yang bertakwa. Tak ada ajaran agama manapun yang mengajarkan takwa yang menyimpang, tetapi semua agama mengajarkan takwa dalam hal kebaikan bagi diri, lingkungan dan alam semesta," kata Affan di Jakarta, Kamis (30/5/2024).

Ketua Umum Pengurus Besar Alumni Petugas Haji Indonesia (PB FKAPHI) ini menyebutkan moderasi beragama sebenarnya sudah dikenal sejak lama, dan menjadi salah satu amanat dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Hal ini sangat penting, khususnya dalam situasi dan kondisi bangsa yang sedang tergerus nilai toleransinya. Harapannya, Indonesia yang sudah dipersatukan dengan 4 Pilar Kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI bisa semakin kuat dengan menerapkan moderasi beragama.

Affan Rangkuti juga bersyukur karena Indonesia yang terdiri dari 38 provinsi, 514 kabupaten kota yang dihuni 1.331 kategori suku di 17.024 pulau dengan jumlah penduduk sebanyak 270,20 juta jiwa mampu bertahan hingga saat ini. Kenyataan ini tentu menjadi kebanggaan tersendiri, mengingat banyak bangsa di masa lalu terpecah karena perbedaan ideologi.

"Tonggak 4 Pilar Kebangsaan mampu bertahan dan membawa menjadi bangsa menjadi lebih maju. Dalam perjalanannya, pelbagai masalah muncul, dari paham ideologi yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa hingga intoleransi. Semua dapat dipatahkan dengan kepribadiaan bangsa yang kokoh," katanya.

Menurut Affan Rangkuti, bicara nasionalisme tentu erat kaitannya dengan kebanggaan terhadap bangsa sendiri. Kebangaan ini perlu diletakkan sesuai pada kadarnya, tidak berlebihan seperti dalam konsep etnosentrisme.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia perlu belajar menghargai budaya yang baru dikenal yang asalnya dari luar kelompok, sukunya atau pun bangsanya, sehingga proses interaksi horizontal bisa berjalan dengan baik. Namun, perlu diingat bahwa penerimaan dan kebanggaan atas budaya lain juga tidak dilakukan dengan berlebihan, seperti yang dituangkan dalam konsep xenosentrisme.

"Memilih etnosentrisme, xenosentrisme atau anti keduanya memiliki konsekuensi dalam interaksi sosial. Memilih etnosentrisme berdampak pembentukan sikap superior dan segregasi rasial. Mengubah arah menjadi xenosentrisme dianggap tak menjaga warisan budaya leluhur," imbuhnya.

Jika kemudian ada yang berpikir bahwa yang terbaik adalah menolak kedua konsep tersebut, menurut Affan Rangkuti, akan berdampak tidak baik pada tatanan sosial. Jalan tengah dari fenomena ini adalah akulturasi dan asimilasi.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Kemenag Targetkan 1.000...
Kemenag Targetkan 1.000 Kampung Moderasi Beragama Rampung di 2025
Pusat Kerukunan Umat...
Pusat Kerukunan Umat Beragama Tingkatkan Harmoni Nasional
Sambut 2025, Menag Tekankan...
Sambut 2025, Menag Tekankan Pentingnya Menjaga Harmoni di Tengah Keberagaman
Perayaan Natal Wujudkan...
Perayaan Natal Wujudkan Perdamaian dan Interaksi Antarumat Beragama
Langkah Badan Moderasi...
Langkah Badan Moderasi Beragama Kemenag Kelola Konflik hingga Solutif
Launching Grand Design...
Launching Grand Design Badan Moderasi Beragama, Menag: Tugas Kita Ajak Umat Hidup Berdampingan
Mereduksi Politisasi...
Mereduksi Politisasi Agama dengan Pancasila dan Moderasi Beragama
Lakpesdam PBNU: Moderasi...
Lakpesdam PBNU: Moderasi Beragama dan Cinta Tanah Air Kunci Hadapi Ideologi Transnasional
ICROM 2024 Digelar,...
ICROM 2024 Digelar, Moderasi Agama Kunci Perdamaian di Tengah Krisis Global
Rekomendasi
Alasan Raja Charles...
Alasan Raja Charles III Menikahi Putri Diana Meski Mencintai Ratu Camilla
Jadwal Liga Champions...
Jadwal Liga Champions Voli Asia 2025: Mengapa Tak Ada Wakil Indonesia?
Trump Ancam Balas Tarif...
Trump Ancam Balas Tarif Uni Eropa 200%, Targetkan Sampanye dan Alkohol
Berita Terkini
Kejagung Ungkap Ahok...
Kejagung Ungkap Ahok Mengetahui Impor-Ekspor Minyak Mentah Pertamina
59 menit yang lalu
Kepala BNPT: Kami Berperan...
Kepala BNPT: Kami Berperan Melindungi Pekerja Migran Indonesia dari Ideologi Kekerasan
59 menit yang lalu
Panja RUU TNI Bahas...
Panja RUU TNI Bahas Penempatan Prajurit di Jabatan Sipil Siang Nanti
1 jam yang lalu
29 Kombes Pecah Bintang...
29 Kombes Pecah Bintang usai Dimutasi Kapolri pada Maret 2025, Ini Nama-namanya
1 jam yang lalu
KPAI Dorong Polri Dalami...
KPAI Dorong Polri Dalami Penghasilan Eks Kapolres Ngada AKBP Fajar dari Mengunggah Konten Pornografi Anak
2 jam yang lalu
8 Jam Diperiksa Kejagung,...
8 Jam Diperiksa Kejagung, Ahok Dicecar 14 Pertanyaan
2 jam yang lalu
Infografis
Megawati Hangestri Diminati...
Megawati Hangestri Diminati Klub Jepang, Turki, dan Indonesia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved