Mahfud MD Cemas Mengubah Aturan Hukum Jadi Kebiasaan di Indonesia

Rabu, 22 Mei 2024 - 08:03 WIB
loading...
Mahfud MD Cemas Mengubah...
Mantan Menko Polhukam Mahfud MD melihat kemunduran demokrasi di Indonesia akhir-akhir ini. Wajar jika Mahfud cemas lantaran hukum nanti bisa seenaknya diubah demi kepentingan suatu kelompok. Foto: Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Mantan Menko Polhukam Mahfud MD melihat kemunduran demokrasi di Indonesia akhir-akhir ini. Wajar jika Mahfud cemas lantaran hukum di Indonesia nanti bisa seenaknya diubah demi kepentingan suatu kelompok.

Menurut dia, hukum di Indonesia sengaja dibuat karena keinginan sekelompok orang yang sedang memegang kekuasaan.



"Saya agak cemas juga dengan masa depan hukum kita. Khawatir terjadi kebiasaan jika sekelompok elite yang sedang memegang sebagian terbesar kekuasaan ingin mencapai sesuatu lalu dibuat hukum agar keinginan tercapai," ujar Mahfud dalam tayangan akun YouTube Mahfud MD Official yang dikutip, Rabu (22/5/2024).

"Atau tidak dibuat hukumnya. Hukum yang ada diubah, dicari cara prosedur formal agar hukum bisa diubah dan dijelaskan secara formal bahwa itu tidak melanggar padahal secara substansi dan etika itu bermasalah," sambungnya.

Jika tak bisa mengubah hukum, kelompok penguasa memainkan cara lain seperti mengirim utusan ke lembaga peradilan. Hal itu dilakukan agar keinginan kelompok tersebut tercapai.

"Atau kalau tidak bisa membuat hukum, tidak bisa mengubah hukum, cara yang lebih cepat pesan utusan ke lembaga peradilan Mahkamah Konstitusi (MK) misalnya agar hukum ini dibuat begini," kata cawapres nomor urut 3 pada Pilpres 2024 lalu.

Jika kebiasaan ini terus berjalan tentunya membuat kekhawatiran besar terhadap keberlangsungan demokrasi di Indonesia.

"Itu yang saya cemaskan, jangan-jangan bangsa Indonesia berikutnya berpolitik dengan cara seperti itu," ucapnya.
(jon)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Antara Hukum dan Kekuasaan
Antara Hukum dan Kekuasaan
Peninjauan Kembali dalam...
Peninjauan Kembali dalam KUHAP 1981
Mahfud MD Nilai Revisi...
Mahfud MD Nilai Revisi UU TNI Tak Kembalikan Dwifungsi ABRI, Lebih Proporsional
Respons Hukuman Mati...
Respons Hukuman Mati Koruptor, Pakar Hukum Henry: Harus Dibarengi Perbaikan Sistem
Dilema Danantara di...
Dilema Danantara di Tengah Pemberantasan Korupsi
KNPRI: Kejagung Jangan...
KNPRI: Kejagung Jangan Tebang Pilih Kasus Hukum
Humor Oplosan Pertalite...
Humor Oplosan Pertalite Jadi Pertamax, Mahfud MD Bagikan Doa Masuk Pom Bensin
Danantara Resmi Dibentuk,...
Danantara Resmi Dibentuk, Ini Kajian dari Sisi Hukum
Mahfud MD: Sukatani...
Mahfud MD: Sukatani Tak Perlu Minta Maaf dan Tarik Lagu Bayar Bayar Bayar
Rekomendasi
H+1 Lebaran, 11.874...
H+1 Lebaran, 11.874 Kendaraan Berangkat Arah Jakarta via Kalikangkung
Kim Soo Hyun Merasa...
Kim Soo Hyun Merasa Dijebak Keluarga Kim Sae Ron sebagai Pedofil
Kim Soo Hyun Tegaskan...
Kim Soo Hyun Tegaskan Bukan Penyebab Kim Sae Ron Meninggal Bunuh Diri
Berita Terkini
Gempa Besar M6,3 Guncang...
Gempa Besar M6,3 Guncang Maluku Barat Daya, Begini Analisa BMKG
1 jam yang lalu
Bantu Korban Gempa,...
Bantu Korban Gempa, Baznas Kembali Berangkatkan Tim Kemanusiaan ke Myanmar
1 jam yang lalu
Gibran Puji Didit Prabowo...
Gibran Puji Didit Prabowo Temui Jokowi hingga Megawati: Tokoh yang Bisa Diterima Semua Pihak
1 jam yang lalu
Korlantas Polri Catat...
Korlantas Polri Catat 1,9 Juta Kendaraan Tinggalkan Jakarta hingga Hari Kedua Lebaran
2 jam yang lalu
Pantau Kunjungan Keluarga...
Pantau Kunjungan Keluarga di Lapas Cipinang, Kemenko Polkam: Bagus, Tak Abaikan Keamanan
2 jam yang lalu
Kepala Bakamla Laksdya...
Kepala Bakamla Laksdya Irvansyah Berpotensi Jadi Wakil Panglima TNI
3 jam yang lalu
Infografis
Negara Paling Korup...
Negara Paling Korup di Asia Tenggara, Indonesia Nomor Berapa?
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved