Kesadaran Generasi Muda terhadap Lingkungan Harus Dipupuk Sejak Dini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Alue Dohong mengatakan, Kementerian LHK melalui tugas dan fungsinya harus mampu menginternalisasi nilai dan kesadaran lingkungan serta meningkatkan peran generasi muda dari tahapan peduli (awareness) menjadi kesadaran penuh (eco consciousness).
(Baca juga: Kritik Kelestarian Lingkungan, Aktivis Upacara Bendera di Situ 7 Muara Pamulang)
Hal ini dikatakan Alue Dohong dalam rangka memperingati 75 Tahun Kemerdekaan Indonesia dan Hari Lingkungan Hidup Tahun 2020, dengan web seminar (Webinar) NGOPI atau Ngobrol Pintar dengan tema 'Merah Putih Di Dadaku, Lingkungan Di Hatiku Untuk Indonesia Maju', di Jakarta, Rabu (19/8/2020).
(Baca juga: Tumpahan Minyak Mulai Rusak Biota Laut di Kepulauan Seribu)
"Kami yakin, saat nilai dan kesadaran lingkungan telah menjadi bagian dalam pola pikir dan perilaku generasi, akan muncul tanggung jawab dan semangat cinta lingkungan yang nyata dari generasi muda. Potensi dan modal besar ini harus dibina dengan sebaik mungkin," kata Alue Dohong.
Selain itu kata dia, penyampaian gagasan melalui Surat Cinta bukti bahwa generasi muda juga paham terhadap permasalahan pelestarian lingkungan, dan memberikan usulan solusi dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kelestarian hutan Indonesia.
"Saya sangat senang dan bangga bahwa generasi muda saat ini mau terlibat untuk memberikan sumbangsih pikiran, tenaga, solusi, ide, dan kreatifitas untuk kebijakan program Pemerintah," ucap Alue Dohong
Sementara Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL), Kementerian LHK, RM Karliansyah mengatakan, salah satu penyebab tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan selama ini adalah perilaku masyarakat yang tidak ramah lingkungan.
"Kami yakin bahwa saat nilai dan kesadaran lingkungan telah menjadi bagian dalam pola pikir dan perilaku generasi, akan muncul tanggung jawab dan semangat cinta lingkungan yang nyata dari generasi muda. Potensi dan modal besar ini harus dibina dengan sebaik mungkin," tutur Karliansyah.
Terkait dengan konteks tersebut, lanjut Karliansyah, maka salah satu rentang umur yang perlu menjadi perhatian untuk dibina adalah mahasiswa. "Mahasiswa adalah kaum intelektual yang akan menjadi pemimpin dan bagian dari penerus estafet perlindungan dan pengelolaan lingkungan dan sumber daya kita," tegasnya.
Untuk diketahui, Webinar NGOPI menjadi wadah diskusi interaktif antara pemerintah dan mahasiswa seluruh Indonesia untuk menjaring pelibatan mahasiswa dalam upaya mewujudkan Indonesia Maju melalui kontribusi pelestarian alam, sekaligus apresiasi terhadap pemenang Lomba Hari Lingkungan Hidup Tahun 2020.
Acara ini dihadiri oleh Menteri LHK Siti Nurbaya yang juga memberikan penghargaan hadiah pemenang lomba Hari Lingkungan Hidup Tahun 2020. Dengan dihadiri oleh sekira 1.000 peserta yang berasal dari mahasiswa dan umum dibagi menjadi dua bagian yaitu Pre Session yang mengangkat bincang pengalaman dari narasumber yang berasal dari generasi muda yaitu Puteri Indonesia Lingkungan 2020, Putu Ayu Saraswati; Mahasiswa Berprestasi UI 2020, Dizza Aliftsa Agus; dan Eco- Entrepreneurship, Vania Santoso.
Sesi diskusi Main Session yaitu diskusi dengan narasumber yang menjawab Surat Cinta yang dikirimkan mahasiswa yaitu pandangan dan pertanyaan yang diajukan kepada Ibu Menteri LHK. Beberapa isu dibahas di dalam Surat Cinta yang dikirimkan dari perwakilan mahasiswa, di antaranya isu karhutla, deforestasi, pencemaran, hingga RUU Cipta Kerja.
Hadir membahas Surat Cinta tersebut, panelis yang terdiri dari Wakil Menteri LHK, Alue Dohong, Imam B Pradsodjo, Yenny Wahid, serta dimoderatori oleh Puteri Indonesia 2020, RR Ayu Maulida.
Kementerian LHK mengapresiasi antusiasme dari seluruh peserta lomba. Banyaknya animo peserta yang menyampaikan karya merupakan bukti bahwa penerapan 'Adaptasi Kebiasaan Baru' tidak membatasi kreativitas masyarakat Indonesia untuk berkontribusi kepada lingkungan dan alam. Cara berkreativitas yang baik dengan tetap menerapkan 'Adaptasi Kebiasaan Baru' adalah gaya hidup baru yang perlu diteruskan dan menjadi tren yang akan terus berkembang.
(Baca juga: Kritik Kelestarian Lingkungan, Aktivis Upacara Bendera di Situ 7 Muara Pamulang)
Hal ini dikatakan Alue Dohong dalam rangka memperingati 75 Tahun Kemerdekaan Indonesia dan Hari Lingkungan Hidup Tahun 2020, dengan web seminar (Webinar) NGOPI atau Ngobrol Pintar dengan tema 'Merah Putih Di Dadaku, Lingkungan Di Hatiku Untuk Indonesia Maju', di Jakarta, Rabu (19/8/2020).
(Baca juga: Tumpahan Minyak Mulai Rusak Biota Laut di Kepulauan Seribu)
"Kami yakin, saat nilai dan kesadaran lingkungan telah menjadi bagian dalam pola pikir dan perilaku generasi, akan muncul tanggung jawab dan semangat cinta lingkungan yang nyata dari generasi muda. Potensi dan modal besar ini harus dibina dengan sebaik mungkin," kata Alue Dohong.
Selain itu kata dia, penyampaian gagasan melalui Surat Cinta bukti bahwa generasi muda juga paham terhadap permasalahan pelestarian lingkungan, dan memberikan usulan solusi dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kelestarian hutan Indonesia.
"Saya sangat senang dan bangga bahwa generasi muda saat ini mau terlibat untuk memberikan sumbangsih pikiran, tenaga, solusi, ide, dan kreatifitas untuk kebijakan program Pemerintah," ucap Alue Dohong
Sementara Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL), Kementerian LHK, RM Karliansyah mengatakan, salah satu penyebab tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan selama ini adalah perilaku masyarakat yang tidak ramah lingkungan.
"Kami yakin bahwa saat nilai dan kesadaran lingkungan telah menjadi bagian dalam pola pikir dan perilaku generasi, akan muncul tanggung jawab dan semangat cinta lingkungan yang nyata dari generasi muda. Potensi dan modal besar ini harus dibina dengan sebaik mungkin," tutur Karliansyah.
Terkait dengan konteks tersebut, lanjut Karliansyah, maka salah satu rentang umur yang perlu menjadi perhatian untuk dibina adalah mahasiswa. "Mahasiswa adalah kaum intelektual yang akan menjadi pemimpin dan bagian dari penerus estafet perlindungan dan pengelolaan lingkungan dan sumber daya kita," tegasnya.
Untuk diketahui, Webinar NGOPI menjadi wadah diskusi interaktif antara pemerintah dan mahasiswa seluruh Indonesia untuk menjaring pelibatan mahasiswa dalam upaya mewujudkan Indonesia Maju melalui kontribusi pelestarian alam, sekaligus apresiasi terhadap pemenang Lomba Hari Lingkungan Hidup Tahun 2020.
Acara ini dihadiri oleh Menteri LHK Siti Nurbaya yang juga memberikan penghargaan hadiah pemenang lomba Hari Lingkungan Hidup Tahun 2020. Dengan dihadiri oleh sekira 1.000 peserta yang berasal dari mahasiswa dan umum dibagi menjadi dua bagian yaitu Pre Session yang mengangkat bincang pengalaman dari narasumber yang berasal dari generasi muda yaitu Puteri Indonesia Lingkungan 2020, Putu Ayu Saraswati; Mahasiswa Berprestasi UI 2020, Dizza Aliftsa Agus; dan Eco- Entrepreneurship, Vania Santoso.
Sesi diskusi Main Session yaitu diskusi dengan narasumber yang menjawab Surat Cinta yang dikirimkan mahasiswa yaitu pandangan dan pertanyaan yang diajukan kepada Ibu Menteri LHK. Beberapa isu dibahas di dalam Surat Cinta yang dikirimkan dari perwakilan mahasiswa, di antaranya isu karhutla, deforestasi, pencemaran, hingga RUU Cipta Kerja.
Hadir membahas Surat Cinta tersebut, panelis yang terdiri dari Wakil Menteri LHK, Alue Dohong, Imam B Pradsodjo, Yenny Wahid, serta dimoderatori oleh Puteri Indonesia 2020, RR Ayu Maulida.
Kementerian LHK mengapresiasi antusiasme dari seluruh peserta lomba. Banyaknya animo peserta yang menyampaikan karya merupakan bukti bahwa penerapan 'Adaptasi Kebiasaan Baru' tidak membatasi kreativitas masyarakat Indonesia untuk berkontribusi kepada lingkungan dan alam. Cara berkreativitas yang baik dengan tetap menerapkan 'Adaptasi Kebiasaan Baru' adalah gaya hidup baru yang perlu diteruskan dan menjadi tren yang akan terus berkembang.
(maf)