Pusat Penelitian Mangrove MBZ-Jokowi Dibangun di Bali
loading...
A
A
A
Amna menyatakan bahwa Pusat Penelitian Internasional Mangrove Mohamed bin Zayed-Joko Widodo merupakan tambahan penting bagi upaya global dalam rangka meningkatkan penyebaran hutan mangrove, terutama Mangrove Alliance for Climate yang diluncurkan oleh UEA bekerja sama dengan Republik Indonesia dan 41 negara di seluruh dunia, selain juga Mangrove Development Initiative yang merupakan upaya kolaboratif antara Global Mangrove Alliance dan para pemimpin urusan iklim di Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Pusat Penelitian Internasional Mangrove Mohamed bin Zayed-Joko Widodo akan dibangun di atas lahan seluas 2,5 hektare, dengan berbagai infrastruktur pendukung, antara lain jalan, listrik, dan air. Lembaga ini akan berada di Taman Hutan Raya Ngurah Rai di Bali, sebuah taman yang terbentang di lahan seluas 1.158,44 hektare yang merupakan ekosistem mangrove dan terletak di sekitar Teluk Benoa.
Lembaga ini bertujuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dalam upaya mengembangkan pohon mangrove, meningkatkan perannya sebagai penyimpan karbon alami, menghadapi perubahan iklim, meningkatkan lingkungan alami di kawasan pesisir, dan mengembangkan keanekaragaman hayati. Selain itu, lembaga ini juga akan berupaya meningkatkan pertukaran pengetahuan di bidang pengembangan pohon mangrove dengan berbagai negara untuk mengompensasi hilangnya jenis pohon yang penting ini bagi ekosistem lingkungan.
Acara peletakan batu pertama Pusat Internasional untuk Penelitian Mangrove Mohamed bin Zayed - Joko Widodo dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Energi dan Infrastruktur UEA sekaligus Utusan Khusus untuk Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Suhail Mohamed Faraj Faris Al Mazrouei, Menteri Perubahan Iklim dan Lingkungan Hidup UEA Amna bint Abdullah Al Dahhak, Asisten Menteri Luar Negeri Bidang Energi dan Keberlanjutan UEA Abdulla Balalaa, dan Duta Besar UEA untuk Republik Indonesia, Republik Timor Leste, dan ASEAN Abdulla Salem AlDhaheri, serta sejumlah pejabat tinggi dari kedua negara.
Pusat Penelitian Internasional Mangrove Mohamed bin Zayed-Joko Widodo akan dibangun di atas lahan seluas 2,5 hektare, dengan berbagai infrastruktur pendukung, antara lain jalan, listrik, dan air. Lembaga ini akan berada di Taman Hutan Raya Ngurah Rai di Bali, sebuah taman yang terbentang di lahan seluas 1.158,44 hektare yang merupakan ekosistem mangrove dan terletak di sekitar Teluk Benoa.
Lembaga ini bertujuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dalam upaya mengembangkan pohon mangrove, meningkatkan perannya sebagai penyimpan karbon alami, menghadapi perubahan iklim, meningkatkan lingkungan alami di kawasan pesisir, dan mengembangkan keanekaragaman hayati. Selain itu, lembaga ini juga akan berupaya meningkatkan pertukaran pengetahuan di bidang pengembangan pohon mangrove dengan berbagai negara untuk mengompensasi hilangnya jenis pohon yang penting ini bagi ekosistem lingkungan.
Acara peletakan batu pertama Pusat Internasional untuk Penelitian Mangrove Mohamed bin Zayed - Joko Widodo dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Energi dan Infrastruktur UEA sekaligus Utusan Khusus untuk Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Suhail Mohamed Faraj Faris Al Mazrouei, Menteri Perubahan Iklim dan Lingkungan Hidup UEA Amna bint Abdullah Al Dahhak, Asisten Menteri Luar Negeri Bidang Energi dan Keberlanjutan UEA Abdulla Balalaa, dan Duta Besar UEA untuk Republik Indonesia, Republik Timor Leste, dan ASEAN Abdulla Salem AlDhaheri, serta sejumlah pejabat tinggi dari kedua negara.
(zik)