Direspons Positif, BLT Pekerja Rp600 Ribu/Bulan Harus Tepat Sasaran
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi virus Corona (Covid-19) telah memberi dampak bagi kehidupan masyarakat, salah satunya terhadap kehidupan para pekerja.
Gara-gara pandemi, banyak pekerja yang tidak bisa mendapatkan upahnya secara penuh bahkan ada banyak juga yang harus mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) . Hal ini tak pelak menyebabkan daya beli masyarakat menurun.
Dilatarbelakangi dari kondisi itu, pemerintah pun berencana memberikan bantuan sosial kepada para pekerja yang bergaji di bawah Rp5 juta.
Para pekerja tersebut akan mendapatkan bantuan masing-masing sebesar Rp600 ribu per bulan dan akan digelontorkan dalam waktu empat bulan. ( )
Meski demikian, pendapat berbeda diungkapkan responden lainnya bernama Rizka. Bagi perempuan yang menyandang status sebagai pekerja ini, jumlah yang ditetapkan termasuk tidak wajar.
“Untuk yang hidup di Jakarta, uang segitu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari," ujarnya.
Tepat Sasaran
Pelaksanaan program baru tentu tak lepas dari adanya kendala. Ada banyak tantangan yang harus dihadapi pemerintah dalam menjalankan program ini, salah satunya terkait penyaluran bantuan.
Melihat pelaksanaan program bantuan yang pernah dijalankan sebelumnya, pelaksanaan distribusi bantuan bagi masyarakat seringkali tidak berjalan optimal.
Hal tersebut membuat banyak masyarakat pun pada akhirnya ikut meragukan ketepatan sasaran distribusi dalam program BLT pekerja ini. Dalam hasil survei, hal tersebut disampaikan oleh 64% responden.
“Saya berharap dalam pelaksanaannya program ini tepat sasaran dan jelas serta segera terealisasikan,” ujar Annisa Novia.
Meski dilanda rasa pesimis terkait efektivitas, masyarakat tetap menaruh harapan besar pada program ini. Ada tiga harapan utama yang dilontarkan para responden terkait dengan pelaksanaan program.
Selain tepat sasaran dan tepat guna, masyarakat juga berharap program ini dapat segera mendorong terciptanya pemulihan ekonomi Indonesia yang saat ini sangat terpuruk. Faktanya, di tengah pandemi Covid-19 ini, Indonesia mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi yang minus.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 5 Agustus 2020, angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 mencapai besaran -5,32%. Kondisi yang memprihatinkan ini perlu ditangani segera. Kebijakan bantuan bagi para pekerja ini diharapkan bisa menjadi salah satu jalan keluar.
Lihat Juga: Ikuti Kebijakan Pusat, Pemprov DKI Jakarta Pastikan Program Bansos Tidak Berkaitan dengan Masa Pilkada
Gara-gara pandemi, banyak pekerja yang tidak bisa mendapatkan upahnya secara penuh bahkan ada banyak juga yang harus mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) . Hal ini tak pelak menyebabkan daya beli masyarakat menurun.
Dilatarbelakangi dari kondisi itu, pemerintah pun berencana memberikan bantuan sosial kepada para pekerja yang bergaji di bawah Rp5 juta.
Para pekerja tersebut akan mendapatkan bantuan masing-masing sebesar Rp600 ribu per bulan dan akan digelontorkan dalam waktu empat bulan. ( )
Meski demikian, pendapat berbeda diungkapkan responden lainnya bernama Rizka. Bagi perempuan yang menyandang status sebagai pekerja ini, jumlah yang ditetapkan termasuk tidak wajar.
“Untuk yang hidup di Jakarta, uang segitu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari," ujarnya.
Tepat Sasaran
Pelaksanaan program baru tentu tak lepas dari adanya kendala. Ada banyak tantangan yang harus dihadapi pemerintah dalam menjalankan program ini, salah satunya terkait penyaluran bantuan.
Melihat pelaksanaan program bantuan yang pernah dijalankan sebelumnya, pelaksanaan distribusi bantuan bagi masyarakat seringkali tidak berjalan optimal.
Hal tersebut membuat banyak masyarakat pun pada akhirnya ikut meragukan ketepatan sasaran distribusi dalam program BLT pekerja ini. Dalam hasil survei, hal tersebut disampaikan oleh 64% responden.
“Saya berharap dalam pelaksanaannya program ini tepat sasaran dan jelas serta segera terealisasikan,” ujar Annisa Novia.
Meski dilanda rasa pesimis terkait efektivitas, masyarakat tetap menaruh harapan besar pada program ini. Ada tiga harapan utama yang dilontarkan para responden terkait dengan pelaksanaan program.
Selain tepat sasaran dan tepat guna, masyarakat juga berharap program ini dapat segera mendorong terciptanya pemulihan ekonomi Indonesia yang saat ini sangat terpuruk. Faktanya, di tengah pandemi Covid-19 ini, Indonesia mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi yang minus.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 5 Agustus 2020, angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 mencapai besaran -5,32%. Kondisi yang memprihatinkan ini perlu ditangani segera. Kebijakan bantuan bagi para pekerja ini diharapkan bisa menjadi salah satu jalan keluar.
Lihat Juga: Ikuti Kebijakan Pusat, Pemprov DKI Jakarta Pastikan Program Bansos Tidak Berkaitan dengan Masa Pilkada
(dam)