Etika Pelajar di Dunia Digital
loading...
A
A
A
Aminah mengungkapkan tantangan era digital adalah minimnya wawasan kebangsaan. “Edukasi budaya digital terutama bagi pelajar, harus terus dilakukan untuk menyeimbangkan orientasi budaya Indonesia dan budaya asing, agar tidak terjadi ketimpangan terutama dalam menerima aliran informasi,” tuturnya.
Menurutnya, pemahaman hak-hak digital bari para pengguna internet, terutama pelajar, juga dapat menunjang bertambahnya ilmu pengetahuan, seperti memanfaatkan chat GPT untuk membuat tulisan. Namun yang perlu diingat, jangan sampai terjadi plagiarisme dan tetap membuat karya yang orisinil menggunakan sumber terpercaya dari internet.
“Jadilah pelaku digitalisasi dengan memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi. Budaya digital adalah menjadikan nilai – nilai Pancasila sebagai patokan bagi para siswa siswi dan masyarakat Indonesia,” ujar Aminah.
Sementara Ari Ujianto menjelaskan mengenai ruang lingkup etika digital. Yang pertama adalah kesadaran saat menggunakan internet.
“Hal ini berkaitan dengan tanggung jawab sebagai pengguna internet. Pastikan kita sebagai pengguna internet untuk selalu memposting konten yang bertanggung jawab, tidak mengandung unsur SARA, penghinaan, pencemaran nama baik, menyebarkan berita hoax, serta menghindari plagiarisme,” tuturnya.
Para pelajar sebagai pengguna internet, dapat menggunakan internet dan media sosial sebagai sarana untuk berkreatifitas dengan membuat beragam konten positif. Seperti pengalaman berharga, kata-kata bijak, laporan penelitian dan tutorial saat membuat sesuatu.
“Internet merupakan anugerah tapi bisa menjadi bencana, itu tergantung kitanya. Etika menjadi seorang bijak itu penting. Etika itu sebagai pedoman untuk menggunakan platform dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kebajikan,” kata Ari.
Paparan ketiga oleh Khanza Putri. Ia berbagi pengalaman cara membuat konten bermakna bagi para pelajar. Saat hendak membuat konten, sebaiknya para pelajar memahami terlebih dahulu mengenai cara menggunakan perangkat lunak dalam landscape digital.
“Terdapat dua pengetahuan dasar dalam landscape digital, pertama penggunaan perangkat lunak dan pengoperasian aplikasi yang digunakan dalam mengakses dunia digital,” tutur Khanza.
Untuk mencapai kecakapan digital, para pengguna internet terutama pelajar, di antaranya dapat terus menggali informasi melalui mesin pencarian sepert Google dengan menggunakan kata kunci yang sesuai dan pastikan sumber yang kita gunakan adalah sumber yang kredibel dan terpercaya.
Menurutnya, pemahaman hak-hak digital bari para pengguna internet, terutama pelajar, juga dapat menunjang bertambahnya ilmu pengetahuan, seperti memanfaatkan chat GPT untuk membuat tulisan. Namun yang perlu diingat, jangan sampai terjadi plagiarisme dan tetap membuat karya yang orisinil menggunakan sumber terpercaya dari internet.
“Jadilah pelaku digitalisasi dengan memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi. Budaya digital adalah menjadikan nilai – nilai Pancasila sebagai patokan bagi para siswa siswi dan masyarakat Indonesia,” ujar Aminah.
Sementara Ari Ujianto menjelaskan mengenai ruang lingkup etika digital. Yang pertama adalah kesadaran saat menggunakan internet.
“Hal ini berkaitan dengan tanggung jawab sebagai pengguna internet. Pastikan kita sebagai pengguna internet untuk selalu memposting konten yang bertanggung jawab, tidak mengandung unsur SARA, penghinaan, pencemaran nama baik, menyebarkan berita hoax, serta menghindari plagiarisme,” tuturnya.
Para pelajar sebagai pengguna internet, dapat menggunakan internet dan media sosial sebagai sarana untuk berkreatifitas dengan membuat beragam konten positif. Seperti pengalaman berharga, kata-kata bijak, laporan penelitian dan tutorial saat membuat sesuatu.
“Internet merupakan anugerah tapi bisa menjadi bencana, itu tergantung kitanya. Etika menjadi seorang bijak itu penting. Etika itu sebagai pedoman untuk menggunakan platform dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kebajikan,” kata Ari.
Paparan ketiga oleh Khanza Putri. Ia berbagi pengalaman cara membuat konten bermakna bagi para pelajar. Saat hendak membuat konten, sebaiknya para pelajar memahami terlebih dahulu mengenai cara menggunakan perangkat lunak dalam landscape digital.
“Terdapat dua pengetahuan dasar dalam landscape digital, pertama penggunaan perangkat lunak dan pengoperasian aplikasi yang digunakan dalam mengakses dunia digital,” tutur Khanza.
Untuk mencapai kecakapan digital, para pengguna internet terutama pelajar, di antaranya dapat terus menggali informasi melalui mesin pencarian sepert Google dengan menggunakan kata kunci yang sesuai dan pastikan sumber yang kita gunakan adalah sumber yang kredibel dan terpercaya.