Etika Pelajar di Dunia Digital
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI mengadakan kegiatan talkshow chip in ‘Etika Pelajar di Dunia Digital’ di SMA Negeri 95 Jakarta Barat, pada Jumat (19/4/2024).
Acara yang diselenggarakan dalam rangka meningkatkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia pada tahun 2024 menuju Indonesia #MakinCakapDigital ini diikuti oleh sekitar 660 siswa.
Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Masyarakat Indonesia tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 disebutkan bahwa Indonesia masih berada dalam kategori ‘sedang’ dengan angka 3.49 dari 5,00.
Kegiatan literasi digital di lingkungan pendidikan merupakan salah satu upaya Kemenkominfo dalam mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan menuju Indonesia #MakinCakapDigital.
Talkshow chip in diawali dengan sambutan dari Ditjen Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia Semuel Abrijani Pangerapan. Ia menyampaikan pentingnya mempersiapkan talenta digital Indonesia agar mampu memanfaatkan perkembangan teknologi digital serta memiliki kemampuan dalam menanggulangi resiko yang muncul bersamanya. “Ada empat pilar utama literasi digital, yakni Kecakapan Digital, Budaya Digital, Etika Digital dan Keamanan Digital,” ucapnya.
Sambutan kedua sekaligus pembukaan kegiatan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi secara daring. Menurut Menteri Budi Arie, manfaat ekonomi dalam kegiatan literasi digital antara lain meningkatkan kompetensi tenaga kerja dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan berbasis ekonomi digital.
Menkominfo juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam berbagai kegiatan literasi digital, untuk mewujudkan Indonesia terkoneksi dan semakin maju.
Kegiatan talk show chip bertujuan memberi edukasi mengenai literasi digital dengan cara yang mudah diterima siswa. Sesi talk show dimulai dengan pemutaran video animasi berjudul ‘4 Jurus Literasi Digital’.
Empat jurus yang dimaksud adalah Interaksi, Partisipasi, Kolaborasi dan Kontrol diri agar para peserta didik #MakinCakapDigital.
Penjelasan mengenai literasi digital disampaikan oleh tiga orang narasumber, yaitu Dosen Prodi Magister Ilmu Komunikasi Fisip Universitas Muhammadiyah Jakarta Dr. Aminah Swarnawati, penggiat literasi dan advokasi sosial Ari Ujianto, dan seorang influencer kenamaan Khanza Putri.
Aminah mengungkapkan tantangan era digital adalah minimnya wawasan kebangsaan. “Edukasi budaya digital terutama bagi pelajar, harus terus dilakukan untuk menyeimbangkan orientasi budaya Indonesia dan budaya asing, agar tidak terjadi ketimpangan terutama dalam menerima aliran informasi,” tuturnya.
Menurutnya, pemahaman hak-hak digital bari para pengguna internet, terutama pelajar, juga dapat menunjang bertambahnya ilmu pengetahuan, seperti memanfaatkan chat GPT untuk membuat tulisan. Namun yang perlu diingat, jangan sampai terjadi plagiarisme dan tetap membuat karya yang orisinil menggunakan sumber terpercaya dari internet.
“Jadilah pelaku digitalisasi dengan memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi. Budaya digital adalah menjadikan nilai – nilai Pancasila sebagai patokan bagi para siswa siswi dan masyarakat Indonesia,” ujar Aminah.
Sementara Ari Ujianto menjelaskan mengenai ruang lingkup etika digital. Yang pertama adalah kesadaran saat menggunakan internet.
“Hal ini berkaitan dengan tanggung jawab sebagai pengguna internet. Pastikan kita sebagai pengguna internet untuk selalu memposting konten yang bertanggung jawab, tidak mengandung unsur SARA, penghinaan, pencemaran nama baik, menyebarkan berita hoax, serta menghindari plagiarisme,” tuturnya.
Para pelajar sebagai pengguna internet, dapat menggunakan internet dan media sosial sebagai sarana untuk berkreatifitas dengan membuat beragam konten positif. Seperti pengalaman berharga, kata-kata bijak, laporan penelitian dan tutorial saat membuat sesuatu.
“Internet merupakan anugerah tapi bisa menjadi bencana, itu tergantung kitanya. Etika menjadi seorang bijak itu penting. Etika itu sebagai pedoman untuk menggunakan platform dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kebajikan,” kata Ari.
Paparan ketiga oleh Khanza Putri. Ia berbagi pengalaman cara membuat konten bermakna bagi para pelajar. Saat hendak membuat konten, sebaiknya para pelajar memahami terlebih dahulu mengenai cara menggunakan perangkat lunak dalam landscape digital.
“Terdapat dua pengetahuan dasar dalam landscape digital, pertama penggunaan perangkat lunak dan pengoperasian aplikasi yang digunakan dalam mengakses dunia digital,” tutur Khanza.
Untuk mencapai kecakapan digital, para pengguna internet terutama pelajar, di antaranya dapat terus menggali informasi melalui mesin pencarian sepert Google dengan menggunakan kata kunci yang sesuai dan pastikan sumber yang kita gunakan adalah sumber yang kredibel dan terpercaya.
“Selain itu, beragam aplikasi digital yang dapat digunakan sebagai metode pembayaran, juga harus dipahami oleh para pengguna internet, agar transaksi online yang kita lakukan berlangsung aman,” kata Khanza berpesan.
Sebagai konten kreator, lanjut Khanza, pastikan konten yang kita buat adalah konten yang bermakna dan dapat memberikan banyak manfaat bagi orang lain.
Dalam sesi tanya jawab, seorang siswa melontarkan pertanyaan bagaimana jurus- jurus seorang influencer untuk terus beretika di media sosial?
Pertanyaan ini mendapat tanggapan dari Khanza Putri. Menurut Khanza, cara efektif yang dapat dilakukan adalah menahan lima detik jika ingin posting atau memberikan komentar, agar ada waktu untuk berpikir perlu atau tidak nya kita posting atau memberikan komentar tersebut. Ini adalah salah satu cara untuk terus beretika di media sosial dan menjadi pengguna internet yang bijak.
Kegiatan talk show chip in ‘Etika Pelajar di Dunia Digital’ merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD).
Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui Website www.literasidigital.id, Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page Literasi Digital Kominfo dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo.
Acara yang diselenggarakan dalam rangka meningkatkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia pada tahun 2024 menuju Indonesia #MakinCakapDigital ini diikuti oleh sekitar 660 siswa.
Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Masyarakat Indonesia tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 disebutkan bahwa Indonesia masih berada dalam kategori ‘sedang’ dengan angka 3.49 dari 5,00.
Kegiatan literasi digital di lingkungan pendidikan merupakan salah satu upaya Kemenkominfo dalam mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan menuju Indonesia #MakinCakapDigital.
Talkshow chip in diawali dengan sambutan dari Ditjen Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia Semuel Abrijani Pangerapan. Ia menyampaikan pentingnya mempersiapkan talenta digital Indonesia agar mampu memanfaatkan perkembangan teknologi digital serta memiliki kemampuan dalam menanggulangi resiko yang muncul bersamanya. “Ada empat pilar utama literasi digital, yakni Kecakapan Digital, Budaya Digital, Etika Digital dan Keamanan Digital,” ucapnya.
Sambutan kedua sekaligus pembukaan kegiatan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi secara daring. Menurut Menteri Budi Arie, manfaat ekonomi dalam kegiatan literasi digital antara lain meningkatkan kompetensi tenaga kerja dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan berbasis ekonomi digital.
Menkominfo juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam berbagai kegiatan literasi digital, untuk mewujudkan Indonesia terkoneksi dan semakin maju.
Kegiatan talk show chip bertujuan memberi edukasi mengenai literasi digital dengan cara yang mudah diterima siswa. Sesi talk show dimulai dengan pemutaran video animasi berjudul ‘4 Jurus Literasi Digital’.
Empat jurus yang dimaksud adalah Interaksi, Partisipasi, Kolaborasi dan Kontrol diri agar para peserta didik #MakinCakapDigital.
Penjelasan mengenai literasi digital disampaikan oleh tiga orang narasumber, yaitu Dosen Prodi Magister Ilmu Komunikasi Fisip Universitas Muhammadiyah Jakarta Dr. Aminah Swarnawati, penggiat literasi dan advokasi sosial Ari Ujianto, dan seorang influencer kenamaan Khanza Putri.
Aminah mengungkapkan tantangan era digital adalah minimnya wawasan kebangsaan. “Edukasi budaya digital terutama bagi pelajar, harus terus dilakukan untuk menyeimbangkan orientasi budaya Indonesia dan budaya asing, agar tidak terjadi ketimpangan terutama dalam menerima aliran informasi,” tuturnya.
Menurutnya, pemahaman hak-hak digital bari para pengguna internet, terutama pelajar, juga dapat menunjang bertambahnya ilmu pengetahuan, seperti memanfaatkan chat GPT untuk membuat tulisan. Namun yang perlu diingat, jangan sampai terjadi plagiarisme dan tetap membuat karya yang orisinil menggunakan sumber terpercaya dari internet.
“Jadilah pelaku digitalisasi dengan memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi. Budaya digital adalah menjadikan nilai – nilai Pancasila sebagai patokan bagi para siswa siswi dan masyarakat Indonesia,” ujar Aminah.
Sementara Ari Ujianto menjelaskan mengenai ruang lingkup etika digital. Yang pertama adalah kesadaran saat menggunakan internet.
“Hal ini berkaitan dengan tanggung jawab sebagai pengguna internet. Pastikan kita sebagai pengguna internet untuk selalu memposting konten yang bertanggung jawab, tidak mengandung unsur SARA, penghinaan, pencemaran nama baik, menyebarkan berita hoax, serta menghindari plagiarisme,” tuturnya.
Para pelajar sebagai pengguna internet, dapat menggunakan internet dan media sosial sebagai sarana untuk berkreatifitas dengan membuat beragam konten positif. Seperti pengalaman berharga, kata-kata bijak, laporan penelitian dan tutorial saat membuat sesuatu.
“Internet merupakan anugerah tapi bisa menjadi bencana, itu tergantung kitanya. Etika menjadi seorang bijak itu penting. Etika itu sebagai pedoman untuk menggunakan platform dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kebajikan,” kata Ari.
Paparan ketiga oleh Khanza Putri. Ia berbagi pengalaman cara membuat konten bermakna bagi para pelajar. Saat hendak membuat konten, sebaiknya para pelajar memahami terlebih dahulu mengenai cara menggunakan perangkat lunak dalam landscape digital.
“Terdapat dua pengetahuan dasar dalam landscape digital, pertama penggunaan perangkat lunak dan pengoperasian aplikasi yang digunakan dalam mengakses dunia digital,” tutur Khanza.
Untuk mencapai kecakapan digital, para pengguna internet terutama pelajar, di antaranya dapat terus menggali informasi melalui mesin pencarian sepert Google dengan menggunakan kata kunci yang sesuai dan pastikan sumber yang kita gunakan adalah sumber yang kredibel dan terpercaya.
“Selain itu, beragam aplikasi digital yang dapat digunakan sebagai metode pembayaran, juga harus dipahami oleh para pengguna internet, agar transaksi online yang kita lakukan berlangsung aman,” kata Khanza berpesan.
Sebagai konten kreator, lanjut Khanza, pastikan konten yang kita buat adalah konten yang bermakna dan dapat memberikan banyak manfaat bagi orang lain.
Dalam sesi tanya jawab, seorang siswa melontarkan pertanyaan bagaimana jurus- jurus seorang influencer untuk terus beretika di media sosial?
Pertanyaan ini mendapat tanggapan dari Khanza Putri. Menurut Khanza, cara efektif yang dapat dilakukan adalah menahan lima detik jika ingin posting atau memberikan komentar, agar ada waktu untuk berpikir perlu atau tidak nya kita posting atau memberikan komentar tersebut. Ini adalah salah satu cara untuk terus beretika di media sosial dan menjadi pengguna internet yang bijak.
Kegiatan talk show chip in ‘Etika Pelajar di Dunia Digital’ merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD).
Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui Website www.literasidigital.id, Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page Literasi Digital Kominfo dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo.
(ars)