BMKG Ungkap 5 Faktor Penyebab Fenomena Banjir di Jateng Berlarut

Senin, 01 April 2024 - 16:23 WIB
loading...
BMKG Ungkap 5 Faktor Penyebab Fenomena Banjir di Jateng Berlarut
BMKG mengungkap ada lima faktor penyebab banjir di wilayah Jawa Tengah (Jateng) khususnya Semarang, Demak, Kudus, Pati yang berlarut-larut. Foto/BNPB
A A A
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap ada lima faktor penyebab banjir di wilayah Jawa Tengah (Jateng) khususnya Semarang, Demak, Kudus, Pati yang berlarut-larut.

“Jadi pada tahun 2024 khususnya di bulan Maret yang lalu ya itu kita melihat ada beberapa fenomena yang menyebabkan bahwa banjir di daerah Semarang, Demak, Kudus, dan Pati itu berlarut-larut,” ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto pada dialog Lebaran Aman, Mudik Ceria Penuh Makna, Senin (1/4/2024).



Guswanto mengatakan bahwa pada tanggal 3-4 Maret lalu, pihaknya sudah mendeteksi adanya Bibit Siklon Tropis 91S, 94S, dan 93P yang berdampak terhadap cuaca di wilayah Jawa Tengah.

“Yang pertama kita melihat pada tanggal 3 atau 4 Maret, BMKG itu sudah mendeteksi adanya Bibit Siklon Tropis 91S yang dia terus berkembang dan akhirnya muncul lagi 94S dan Muncul lagi 93P, nah itu yang pertama,” jelasnya.

Selain itu, kata Guswanto, curah hujan dengan intensitas tinggi hingga 238 milimeter (mm) di wilayah Semarang. “Yang kedua pada waktu itu juga memberikan dampak ya, curah hujan cukup tinggi sampai 238 mm per hari terjadi di Semarang.”

“Kemudian faktor yang lain lagi adalah kita mengetahui bahwa saat itu Februari, Maret, April itu adalah adanya daerah konvergensi antar tropik yang bergerak dari belahan bumi selatan menuju ke utara dan sedang melintas di atas Pulau Jawa, ini yang ketiga,” sambungnya.

Selanjutnya, Guswanto menambahkan bahwa ada peristiwa rob yang juga berimplikasi terhadap kejadian hujan di wilayah Jawa Tengah. “Dan yang keempat kita lihat juga pada waktu itu ada peristiwa Rob ya. Nah dari peristiwa-peristiwa yang tadi saya sebutkan itu berimplikasi saling menguatkan satu dengan yang lain,” paparnya.



“Dan yang terakhir perlu kita lihat kembali ternyata kan kita melihat bahwa ketinggian rata-rata daerah pesisir di Semarang itu rata-rata masih di bawah mdpl, 0 mdpl. Nah ini juga ditambah dengan apa evaluasi infrastruktur bangunan air tentunya. Nah dari beberapa tanggul yang ada itu sudah jebol semua. Nah dari berbagai faktor itu saling beramplifikasi sehingga itulah yang menyebabkan kenapa itu berlarut,” pungkasnya.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1549 seconds (0.1#10.140)