Kehadiran KAMI Oase di Tengah Nihilnya Parpol Oposisi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi menganggap kehadiran Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang diinisiasi mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dan sejumlah tokoh aktivis, seperti oase air yang mengalir di tengah padang gurun dunia persilatan politik yang kering, karena tidak ada keseimbangan oposisi yang dimainkan partai politik.
"Seharusnya partai politik itu yang jadi oposisi, bukan KAMI," ujar Uchok saat dihubungi SINDOnews, Minggu (16/8/2020)
Saat ini, menurut Uchok, partai politik sudah jadi milik oligarki, yang tujuannya bukan kepentingan untuk rakyat. Parpol malah takluk pada kekuasaan agar mendapat jabatan-jabatan politik dan penghargaan dari pemerintah dan agar jika elit partai meninggal, dikubur di makam pahlawan. ( )
Karena itu, Uchok menyarankan kepada KAMI agar tidak melenceng dan harus tetap seperti "ormas" bukan menjelma menjadi partai politik. Ia berharap, KAMI menjadi rumah bagi orang-orang yang punya idealis untuk mengkritik pemerintah yang saat ini tidak jelas arah perjalanannya.
"Meskipun saat ini, unsur-unsur yang masuk dalam KAMI belum sempurna seperti Fordem (Forum Demokrasi) zamannya Gus dur. Kalau KAMI seperti saat ini, masih elitis, belum merakyat, makanya harus melobi orang-orang yang punya massa agar gerakan ini lebih kuat," katanya.( )
"Seharusnya partai politik itu yang jadi oposisi, bukan KAMI," ujar Uchok saat dihubungi SINDOnews, Minggu (16/8/2020)
Saat ini, menurut Uchok, partai politik sudah jadi milik oligarki, yang tujuannya bukan kepentingan untuk rakyat. Parpol malah takluk pada kekuasaan agar mendapat jabatan-jabatan politik dan penghargaan dari pemerintah dan agar jika elit partai meninggal, dikubur di makam pahlawan. ( )
Karena itu, Uchok menyarankan kepada KAMI agar tidak melenceng dan harus tetap seperti "ormas" bukan menjelma menjadi partai politik. Ia berharap, KAMI menjadi rumah bagi orang-orang yang punya idealis untuk mengkritik pemerintah yang saat ini tidak jelas arah perjalanannya.
"Meskipun saat ini, unsur-unsur yang masuk dalam KAMI belum sempurna seperti Fordem (Forum Demokrasi) zamannya Gus dur. Kalau KAMI seperti saat ini, masih elitis, belum merakyat, makanya harus melobi orang-orang yang punya massa agar gerakan ini lebih kuat," katanya.( )
(abd)