BRIN Perkuat Riset dan Inovasi untuk Dibawa ke World Water Forum 2024

Rabu, 13 Maret 2024 - 16:33 WIB
loading...
BRIN Perkuat Riset dan...
Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN, Mego Pinandito pada konferensi pers bertajuk Riset dan Inovasi Solusi Krisis Air yang digelar secara daring Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) di Jakarta, Rabu (13/3/2024). Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terus memperkuat riset dan inovasi mengatasi krisis air, serta memberikan dukungan penuh melalui kegiatan World Water Forum ke-10 di Bali pada 18-24 Mei 2024. Hal itu dikatakan oleh Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN Mego Pinandito pada konferensi pers bertajuk "Riset dan Inovasi Solusi Krisis Air" yang digelar secara daring Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) di Jakarta, Rabu (13/3/2024).

“Pertemuan kita hari ini pun menjadi bagian dari upaya kita menyambut World Water Forum nanti. Kami melihat bahwa peran riset dan inovasi menjadi penting untuk mencari solusi mengatasi krisis air,” ujarnya.

Mego juga mengakui perubahan iklim di Indonesia ini terus menampakkan dampaknya bahwa suhu yang terus meningkat sebesar 0,3 derajat celsius dengan curah hujan yang juga terus menurun setiap tahun sebesar 2% - 3%. “Musim penghujan menjadi lebih pendek dan sebaliknya musim kemarau perlahan-lahan menjadi lebih panjang. Perubahan ini tentu berdampak pada proses hidrologi dan sumber daya air, perubahan siklus air, kenaikan suhu bumi, kenaikan muka air, dan terjadinya iklim ekstrem,” katanya.



Lebih lanjut dia mengatakan bahwa mengatasi krisis air harus dilakukan bersama-sama, sinergi, dan kolaborasi berbagai lembaga terkait. “Perubahan iklim menimbulkan efek yang sangat besar bagi pembangunan dan keamanan manusia,” imbuhnya.

Dalam kaitannya dengan World Water Forum nanti, dia menuturkan bahwa perubahan Iklim tentu berdampak pada ketersedian Sumber Daya Air (SDA), sehingga Indonesia perlu menggaungkan aksi bersama untuk mengendalikannya. Indonesia pun dikatakannya bisa mendorong aksi nasional yang telah dilakukan dan menjadi contoh pada World Water Forum ke-10 nanti.

Pemerintah bersama para pihak termasuk masyarakat telah memulainya. Pendekatan sinergi dilakukan melalui pengembangan wilayah atau tata ruang, pembangunan sektoral, penguatan inisiasi komunitas, dan bisnis hijau. “Pengendalian perubahan iklim didukung kolaborasi antara pemerintah, swasta dan juga masyarakat untuk membantu pengelolaan sumber daya air yang lebih efektif,” ujar Mego.

Aksi sinergi dan kolaborasi akan meningkatkan manajemen prasarana sumber daya air dalam rangka mendukung penyediaan air dan ketahanan pangan. Kemudian disaster risk management banjir, tanah longsor, dan kekeringan yang semakin terukur.

Lalu, meningkatkan manajemen dan pengembangan prasarana sumber daya air untuk pengendalian daya rusak air. Namun, yang terpenting adalah mampu pendorong kesadaran dan peran serta masyarakat tentang penyelamatan air, serta ketersediaan dan akses terhadap data dan informasi terkait dampak perubahan iklim.

“Intinya memang mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim terhadap sumber daya air menjadi sangat penting dan harus dikuatkan,” ujar Mego.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1240 seconds (0.1#10.140)