RI Berperan Penting dalam Menjaga Perdamaian Global

Minggu, 16 September 2018 - 18:29 WIB
RI Berperan Penting dalam Menjaga Perdamaian Global
RI Berperan Penting dalam Menjaga Perdamaian Global
A A A
JAKARTA - Peranan Indonesia dan sejumlah negara yang tergabung dalam Forum Parlemen MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, Australia) sangat penting untuk menjaga perdamaian dan keamanan global.

Saat ini, seiring cepatnya perubahan dunia, tantangan yang dihadapi pun semakin besar dan terus bermunculan. Ketua DPR Bambang Soesatyo mengatakan, MIKTA hadir di saat dunia berubah dengan cepat.

Tak sedikit isu-isu global baru bermunculan, termasuk di bidang keuangan dan ekonomi, keamanan, lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, termasuk upaya untuk menjaga stabilitas dan kemakmuran masyarakat internasional.

"Saat ini terdapat tujuh prioritas isu utama yang dihadapi MIKTA, yaitu kontra-terorisme dan keamanan global, pemeliharaan perdamaian, pembangunan berkelanjutan, kesetaraan gender, pemerintahan yang baik dan demokrasi energi, serta perdagangan dan ekonomi," ujar Ketua DPR yang akrab disapa Bamsoet, saat membuka 4th MIKTA Speakers’s Consultation atau pertemuan parlemen MIKTA ke-4 di Istana Tampaksiring, Gianyar, Bali, Minggu (16/9/2018).

Bamsoet mengatakan, sebagai upaya turut membantu mencari solusi terhadap sejumlah permasalahan tersebut, pertemuan parlemen MIKTA kali ini mengambil tema “Creating Peace and Prosperity: The Role of Parliament”.

Menurutnya, MIKTA sebagai kelompok negara-negara berkembang berpeluang untuk memperkuat peranan negara anggota dalam menjawab tantangan dinamika internasional.

"Parlemen melalui kegiatan MIKTA Speakers’ Consultation, berupaya mendukung visi MIKTA dengan membangun konsensus kolektif pada isu-isu yang menjadi perhatian MIKTA," papar Bamsoet didampingi Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dan Ketua BKSAP DPR Nurhayati Ali Assegaf, Wakil Ketua BKSAP Fadel Muhammad dan Hasrul Azwar.

Dalam forum Parlemen MIKTA ini, Bamsoet juga secara khusus mengajak Parlemen Turki untuk memperjuangkan isu Palestina dan krisis kemanusiaan di dunia. Terlebih, konstitutusi kedua negara menjamin partisipasi aktif dalam menjaga ketertiban dan perdamaian dunia.

"Kedua parlemen telah berkerjasama dengan baik di berbagai forum internasional dalam memperjuangkan isu Palestina dan krisis kemanusiaan diberbagai belahan dunia. Kami berharap kerja sama tersebut dapat ditingkatkan di masa yang akan datang serta mendukung upaya United Nations Relief and Works Agency (UNWRA) dalam membantu pengungsi Palestina," ujar Bamsoet.

Bamsoet mengapresiasi peningkatan hubungan bilateral kedua negara di berbagai bidang. DPR RI sangat optimistis bahwa hubungan kedua negara dapat menguat di masa mendatang, terutama melalui hubungan antar parlemen.

"Indonesia dan Turki merupakan dua negara muslim besar dengan sistem pemerintahan yang demokratis. Keduanya merupakan focal point dalam pengembangan Islam moderat dan sekaligus sinergi dalam pemberantasan radikalisme dan terorisme," kata Bamsoet.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini memandang Turki sebagai mitra penting dan strategis dalam bidang pertahanan. Kerjasama pengembangan industri pertahanan melalui PT Pindad bersama FNSS Turki pada tahun 2016, patut diapreasiasi sebagai upaya untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Indonesia dan Turki memiliki kedaulatan untuk menentukan sikap terutama terkait dalam isu keamanan dan perdamaian internasional. Dalam kesempatan ini kami berharap Indonesia dan Turki dapat bekerjasama dengan baik untuk menangkal ancaman dan intervensi asing yang mencoba membatasi kebebasan kita untuk menentukan sikap sebagai negara yang berdaulat," urai Bamsoet.

Wakil Ketua Umum KADIN ini memaparkan, total perdagangan bilateral antara Indonesia dan Turki mengalami peningkatan dari 1,3 juta USD pada tahun 2016, menjadi 1,7 juta USD pada 2017. Kerjasama ini perlu ditingkatkan melalui Indonesia Turkey Comprehensive Economy Partnership (IT CEPA) yang sedang dalam tahap perundingan, sehingga hambatan ekspor kedua negara dapat dikurangi.

"DPR RI juga mendukung peningkatan investasi Turki ke Indonesia. Iklim investasi yang kondusif serta peningkatan tingkat kemudahan berbisnis dari urutan ke- 91 pada tahun 2016, menjadi urutan ke-72 pada tahun 2017 menjadi daya tarik bagi investor asing" tutur Bamsoet.

Dikatakan, Indonesia saat ini tengah mengembangkan pembiayaan investasi nonanggaran pemerintah. Pembiayaan investasi tersebut akan digunakan untuk membangun infrastruktur di Indonesia, tanpa harus mengandalkan anggaran pemerintah.

"Kami mengundang para investor dari Turki untuk turut berpartisipasi dalam program tersebut. Kami juga berharap Turki dapat menjadi mitra strategis Indonesia dalam pengembangan ekonomi Islam dunia, terutama dalam pembangunan infrastruktur," pungkas Bamsoet.

Pertemuan Parlemen MIKTA ini juga dihadiri Ketua Parlemen Korea Selatan Moon Hee Sang, Wakil Ketua Parlemen Australia Sue Lines dan Wakil Ketua Parlemen Turki Mustafa Sentop. Sementara Parlemen Meksiko tidak bisa hadir karena momentum pertemuan MIKTA yang bertepatan dengan pembentukan parlemen baru di Meksiko. Parlemen Meksiko diwakili Duta Besar Meksiko untuk Indonesia Armando Gonzalo Alvarez.

Wakil Ketua Parlemen Australia Sue Lines menyatakan kesiapannya untuk mendukung upaya menjaga perdamaian dunia. Bahkan, pihaknya telah mengalokasikan anggaran khusus untuk kepentingan menjaga perdamaian ini. Sue Lines meyakini pentingnya peranan MIKTA dalam hal ini

Hal senada disampaikan Wakil Ketua Parlemen Turki Mustafa Sentop. Menurutnya, banyak sudut pandang yang sama antara Turki dengan negara-negara anggota MIKTA lainnya dalam melihat persoalan pentingnya menjaga perdamaian internasional.

"Saya mengapresiasi upaya negara- negara MIKTA untuk mempertahankan dan melestarikan perdamaian. Langkah-langkah mencegah konflik jauh lebih penting daripada mengakhiri konflik itu sendiri sehingga upaya-upaya mediasi harus didukung," tuturnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6406 seconds (0.1#10.140)