Demokrat Merasa SBY Difitnah Media Asing

Kamis, 13 September 2018 - 00:25 WIB
Demokrat Merasa SBY Difitnah Media Asing
Demokrat Merasa SBY Difitnah Media Asing
A A A
JAKARTA - Partai Demokrat membantah artikel berjudul Indonesia’s SBY Government: ‘Vast Criminal Conspiracy yang dimuat laman berita Asia Sentinel.

Pasalnya, artikel yang ditulis langsung oleh pendiri Asia Sentinel, John Berthelsen, pada Selasa 11 September 2018 itu dianggap hanya omong kosong dan fitnah kepada Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengatakan bahwa semua yang dituliskan itu tidak lebih dari sebuah halusinasi yang buruk. "Mengarang sebuah cerita dengan kisah-kisah fiktif yang diolah sebagai seolah kebenaran," kata Ferdinand Hutahaean kepada SINDOnews, Rabu (12/9/2018).

Dia mengatakan, kasus Bank Century itu tidak ada satu pun mengaitkan dengan SBY, Partai Demokrat maupun dengan kader partainya. "Robert Tantular pemilik Century juga tidak dikenal oleh SBY, jadi semua yang disampaikan itu adalah fitnah yang omong kosong," katanya.

Lebih lanjut dia mengatakan, sejumlah fakta selama proses politik maupun proses hukum terkait kasus Bank Century, sama sekali tidak menghubungkan dengan SBY, Demokrat maupun orang Demokrat. "Jadi bagi kami itu hanya omong kosong dan fitnah kepada SBY," pungkasnya.

Adapun artikel laman berita Asia Sentinel itu mengungkap 30 pejabat Indonesia yang diduga terlibat skema pencurian uang dan mencucinya di bank-bank mancanegara. John Berthelsen dalam artikelnya mengungkapkan tentang patgulipat di balik Bank Century hingga menjadi Bank Mutiara yang akhirnya jatuh ke tangan J Trust.

Laporan itu merujuk pada analisis forensik atas berbagai bukti yang kemudian dikompilasi oleh satuan tugas khusus investigator dan pengacara dari Indonesia, Inggris, Thailand, Singapura, Jepang serta negara-negara lainnya.

Laporan itu juga dilengkapi 80 halaman afidavit atau keterangan di bawah sumpah yang menyeret keterlibatan lembaga keuangan internasional termasuk Nomura, Standard Chartered Bank, United Overseas Bank (UOB) Singapura dan lainnya.

Diungkapkan artikel itu, ada rekayasa untuk menetapkan Century sebagai bank gagal pada 2008. Bahkan, Asia Sentinel menyebut Bank Century sebagai ‘Bank SBY’ karena lembaga keuangan hasil merger tiga bank itu menyimpan dana gelap terkait Partai Demokrat pimpinan SBY yang juga Presiden RI kala itu.

Selain itu, bagaimana Bank Century yang disuntik modal pada 2008 dan berubah nama menjadi Bank Mutiara setelah diakuisisi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga diungkapkan artikel itu.

Serta misteri dana yang ditawarkan J Trust senilai USD 989,1 juta atau sekitar Rp 14 triliun pada 2013 untuk membeli Bank Mutiara. Hanya saja sumber dana untuk penawaran J -Trust tak pernah teridentifikasi.

Meski J Trust tetap mengakuisisi Bank Mutiara pada 2014, berdasar laporan artikel itu pula para pejabat Indonesia menyetujui J Trust sebagai pihak yang pas dan tepat untuk pembeli Bank Mutiara, meski lembaga keuangan asal Jepang itu tak mengelolanya sebagaimana bank komersial.

Kendati demikian, tidak ada bukti bahwa J Trust membayar USD 366,67 juta untuk membeli Bank Mutiara. Sebab, catatan LPS mengindikasikan J Trust hanya membayar 6,8% dari total kesepakatan. (Baca: Media Asing: Pemerintahan SBY Lakukan Pencucian Uang Rp177 Triliun )
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7276 seconds (0.1#10.140)